°tuhan Menghendaki

1.9K 90 19
                                    

Beby dan aghata berlarian menuju ruangan alvaro. Tadi katanya alvaro diruang ugd, namun saat beby dan aghata keruang tersebut, kata susternya sudah dipindahkan keruang icu.

"sebenernya alvaro kecelakaan apa?"tanya aghata membentak.

"ya mana gue taulah, kan gue bareng lo"jawab beby ikut membentak.

"tadi dokter yang nelpon lo bilang apa?"aghata terus bertanya saat mereka berlarian menuju icu.

"tabrakan sama bis"

Beby berhenti didepan ruang icu. Dia mencoba masuk tapi dicegah oleh suster yang berjaga. Tubuhnya lemas melihat alvaro terbaring dengan luka yang masih berdecak darah.

"kenapa dokter itu malah nelpon lo? Kenapa ga nelpon ibunya?"

Beby menatap aghata. "ya mana gue tau ka!"

"haru-"

"lo bisa ga sih diem ka, situasi gini lo malah banyak tanya bikin gue pusing!"

Aghata terdiam saat disentak oleh beby. Walaupun beby dan alvaro tak memiliki hubungan apapun tapi beby tetap cemas dengan keadaan alvaro. Saat mereka berdua duduk dengan ketegangan, dokter pun keluar dari ruang icu dan mereka berdua pun langsung bangkit.

"keluarganya pasien?"tanya dokter pada mereka berdua.

Beby dan aghata saling menatap dan menggeleng. "kita temennya"

"keluarganya ada?"tanya dokter tersebut.

"gaada dok"

"bisa dihubungi ga keluarga nya supaya datang kesini?"

"emang ada apa dok?"tanya aghata.

"ada hal serius yang harus dibicarakan"

"gabisa diwakili sama kita?"tanya lagi aghata.

"hubungi dulu keluarganya, atau tidak orang dewasa yang menjadi wakilnya"

Dokter tersebut meninggalkan beby dan aghata. Dengan cepat beby dan aghata menghubungi ibunya dan ayah kandung alvaro. Tapi keduanya tidak aktif. Beby juga mencoba menghubungi ayah tiri alvaro tapi tidak diangkat. Kali ini beby benar-benar cemas. Jika dokter bilang perlu bicara dengan orang dewasa, berarti kecelakaan alvaro benar-benar serius.

Sudah hampir setengah jam beby dan aghata menghubungi orangtua atau keluarga alvaro tapi tak ada juga yang terhubung. Dengan terpaksa beby menelpon ibunya untuk menjadi wakil keluarga pasien. Tak lama lita ibunya datang dan mempertanyakan ada apa, beby sedikit menjelaskan lalu lita pun masuk keruang dokter.

Aghata menangis terisak-isak melihat keadaan alvaro didepan pintu yang terdapat kaca. Beby juga ingin menangis melihat alvaro yang sedang koma, tapi beby tahan ia harus bisa menghadapi dengan tenang walau kenyataannya sulit.

Tak lama lita keluar sambil menangis, beby dan aghata langsung bertanya-tanya. Lita pun mengajak beby dan aghata menjauh dari area ruangan tersebut.

"ada apa ma?"tanya beby penasaran.

Lita mengusap air matanya. "dokter bilang kalau alvaro patah tulang punggung akibat terbentur bis, dia harus cepet cepet dioprasi. Dan alvaro kehilangan banyak darah, dia perlu darah tapi sayang darah dia langka, kemungkinan yang sedarah sama dia cuma keluarganya. Apa kalian udah hubungi keluarganya?"

"udah, tapi gaada yang aktif"jawab beby berkaca-kaca.

"tante, cepet operasi alvaro. Masalah biaya biar aku yang nanggung. Kalau bisa ambil aja darah aku, aku siap donorin buat alvaro"ucap aghata serius.

Beby memperhatikan aghata. Beby tau aghata memang masih mencintai alvaro, maka dari itu dia benar-benar cemas dan akan melakukan apapun untuk alvaro.

Couple GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang