Berjalan sendirian ditengah hiruk pikuk kota beserta isinya tak semudah dan seindah yang dibayangkan ya. Walau banyak cahaya dan ramai lancar jalanan tapi tetap saja takut.Nyaliku tambah ciut, ketika didepan gang terlihat anak brandal dengan tatto penuh ditubuhnya. Memang tak semua orang bertato itu jahat. Tapi namanya phobia bisa apa?
Aku memutuskan berbalik arah.
Dan..
Bugghh
"Awww.."
"Lo ngikutin gue?!"
*
23:01
Duduk didepan indomart yang mulai sepi pengunjung dengan Ar2 si pendekar korlap. Iyalah Ar1 nya kan aku.
"Ngapain sih ngikutin?"
"Cuma rasa tanggungjawab aja sih. Lagian itukan acara saya. Nanti Kalo pesertanya ada yang kenapa-napa kan yang tanggungjawab saya!"
Aku menoleh kearahnya malas. Rambutnya semakin panjang dan tak terurus, kenapa selalu Ada tusuk gigi sih di sela-sela mulutnya. padahal dia ganteng loh kalau ga jorok.
"Kamu liatin saya!"
Aku mengantupkan mulutku, astaggaa dia sungguh peka.
"Gue haus "
"Minum lah "
"Lo gamau traktir gue? Biar lebih romantis gitu kalau mau pdkt"
Matanya mengeryit kearahku. Seketia tawanya meledak. Ah gilaa ni orang.
"Kenapa ketawa?"
"Siapa yang mau pdkt sama kamu? Hahaha...ya ampun "
Ardian melihat penampilanku dari bawah sampai-atas dan tertawa lagi.
"Apanya yang lucu sih! Nyebelin ya lo!! "Gretakku kesal. Apa Ardian sedang menertawakan penampilanku yang kece badai ini. Ah sialan!
"udah ah aku cape. Mau pulang dulu. Mau ikut ga?"
"Dih! Gak! "
"Maass!!"teriaknya melambaikan tangan kearah pertigaan tadi.
Mas Mas bertubuh kekar penuh tato tadi menghampiriku dan Ardian.
"jangan becanda lo!!"
Ardian tersenyum aneh yang sulit diartikan.
"Sini Mas, duduk! "Ajak Ardian menyuruh Mas Mas bertato itu duduk disampingnya.
"Mau rokok?"tanya Ardian
"Boleh"
Ardian merogoh saku celananya dan mengeluarkan rokok beserta koreknya.
"Mas Ar! Gue takut!" Aku mencengkram lengan Ardian kuat kuat.
"Kenalin Mas, ini adek saya" Ardian menarik lenganku untuk bersalaman dengan Mas-nya.
"Arsy"
"Tono"
*
Mimpi apa aku semalem ya Tuhan..
Ardian tak hanya mengenalkan ku dengan Tono tapi Tono dan kawan kawan."Mas Ar sumpah udahh!! Aku mau pulang aja!!" Aku memelas pada Ardian yang malah mengajakku ke tempat tongkrongannya si Tono.
"Ga semua yang terlihat buruk itu jahat. Kamu liat koruptor berdasi, Rambut klimis tapi hati busuk Ar! Coba kamu liat dari dua sisi jangan dari satu sisi. Matamu ada dua kan?"
Aku mengangguk setuju. Tapi ga dibawa gini juga sih. Ini lebih semacam rumah kosong yang ternyata dalamnya berisi tempat berkumpul para gengster-nya Tono.
"Mas Ar! Mereka minum "
"Iya kan aus Ar!"
"Maksudnya ituuloohh"
"Itu hak Mereka Ar, toh yang rugi mereka yang enak mereka Kenapa kamu yang repot? Coba deh sekarang kamu mending repotin masalah koruptor yang imbas kerepotannya ke kita.. Kalo kaya Tono gini nih.. mereka gabakal ganggu ko kalo kita ga ganggu.. hidup mereka ya begini bagi mereka... apa urusannya kita usik mereka dengan tatapan dan cap "menakutkan" ?"
"Mas Ar dari tadi cerita koruptor mulu!"
"Hahaha aku kesel soalnya! Udah malam. Aku anter kamu pulang ya?"
00:00
Menembus susana dinginnya malam ditengah kota. Jalanan lenggang seolah hanya aku dan Ardian menjadi pemilik jalanan. Lampu lampu gedung masih menyala walau tak semua.
"Ssttt..... dddddddd"
"Aku Kalo ngomong sama kamu berasa ngomomg sendiri !!"
"Haaa??? Maksudnya??"
"Manggil orang lain dengan sebutan namaku sendiri! "
"Yauda ganti aja! Terserah Mas Ar mau panggil apa!"
"Kalo sayang boleh ga?"
"Haaaa ?? Apa Mas??"
Bruummm brummmmm....
Aku masih menerka-nerka. Salah denger ga ya aku?
"Ar! Turun udah sampe"
"-eh Iya Mas "
"Haha dasar!"
Brumm...
"Mass!!!"
Ardian berhenti dan menoleh kembali.
"Makasii" teriakku.
Ardian tersenyum simpul. Oh asatagaa.. sebenernya dia tuh ganteng seriuss andai terawat 😍

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA RAHASIA
Roman pour Adolescentsada rasa dibalik hati yang terbenteng kokoh oleh gengsi demi sebuah tahta di sebuah universitas. mana mungkin Ardian bisa menaruh cinta pada Arsy? gadis lugu berparas biasa yang berhasil membuat hatinya bergeter lebih dari biasanya. "hidup saya ad...