Gila

12 0 0
                                    


Aku duduk diapit kedua orangtuaku. Ibu dan Ayah yang masih terlihat syok akan kejadian ini.

"Mbak mu aja belum ada yang ngelamar dek" ucap ibu sesaat sebelum aku duduk tadi.

Semua hening. Kami duduk berhadapan. Begitupun Ardian yang duduk diapit kedua orangtuanya disampingnya kanan dan kiri.

"Jadi langsung saja. Kalian berkata jujur. Apa yang membuat kalian ingin cepat menikah?"

"Hhaa?" Aku terkejut dengan pernyataan ayah.

"Ardian bilang. Kalian saling suka dan ingin segera menikah!"

Aku menggeleng menatap ayah. Ibu mengelus punggungku.

"Apa kamu sudah hamil duluan?" Ucap ibu lembut tapi tetap saja mengagetkan .

"Astagfirullah ibu!?"

"Jujur saja Arsy. Lalu untuk apa Ardian tiba tiba melamarmu? Kamu baru semester satu Arsy "

"Bu-- bukan.. bukan begitu pa. Saya ingin melamar Arsy tulus karena saya cinta dia. Bukan karena Arsy hamil duluan."

"Kamu masih kuliah juga kan?"tanya ayah pada Ardian. Ardian menjawab dengan anggukan kepala.

"Mau kamu kasih makan apa anak saya?"

"Saya punya bisnis ko pa. Gapapa biar saya yang biayain Arsy kuliah."

"Kamu kira saya ga mampu?!" Nada bicara ayah meninggi.

Orangtua Ardian tidak tinggal diam.

"Bukan begitu pa. Mungkin anak saya ingin bertanggungjawab sepenuhnya pada anak bapak. Makanya dia menyanggupi akan hal itu" jelas papanya Ardian.

"Anak saya masih kecil. Dia pantas mengejar cita-cita terlebih dulu. Saya ga setuju! Tunggu setelah Arsy lulus baru bisa melamarnya"

"Apa bapak ikhlas. Anak bapak dipegang oleh bukan muhrim nya? Apa bapak ikhlas saya hanya mencicipi anak bapak tanpa adanya ikatan yang sah. Saya ingin menghindari zinah. Mencintai dengan halal anak bapak. Saya tidak ingin menjadi laki-laki berengsek yang hanya ingin manisnya saja. Saya ingin menemani Arsy menuju cita-cita. Saya janji tidak akan menghalang halangi hal itu. Saya hanya ingin menjadi laki-laki yang baik. Saya bisa menunggu Arsy hingga wisuda, tapi saya takut dengan godaan setan. Jadi saya ingin jalur aman. Bolehkah pak?"

"Kamu ini masih muda. Jangan kemakan berita tentang nikah muda yang lagi hits akhir akhir ini. Nikah itu bukan cuma masalah cinta dan harta yang cukup. Saya beri waktu kamu sebulan. Kalau kamu tetap dengan keputusanmu. Kamu boleh balik lagi kesini" ayah menepuk bahu Ardian.

"Sudahlah Ardian. Pikirkan saja dulu skripsi mu" ucap ibu Ardian mengelus puncak kepalanya.

&#

"Dia memang keras kepala. Kalau ada maunya ya begini. Ada saja alasanya.."jelas papa Ardian sebelum pamit pulang.

"Haha namanya juga anak muda. Gampang terpengaruh gosip.. ikut-ikutan"guyon ayah pada papa Ardian . Mereka tertawa sedikit terbahak. Lain dengan Ardian yang cemberut karna misinya gagal.

"Saya serius loh pa"

"Eallaah nduk.. Ojo kesusu ke ngono.. sekolah sek.. Ndang lulus.. Arsy udah tak booking pokoknya buat kamu wes.. ya to pak??"

"Iyaa Ardian.. dah tenang saja.. Arsy udah sold out buat kamu.. tapi tunggu lulus dulu. Sekarang mikir sekolah saja yang bener. Cari pengalaman sebanyak banyaknya. Gausah mikir nikah dulu"jelas ayah pada Ardian yang menunduk paham.

"Kesem-sem banget po Ar? Kamu itu gapernah punya pacar cerita cewe aja gapernah. Ko ya tiba tiba minta dinikahin. Piye to?"

Bibirku tertarik keatas.  Ardian menjadi bulan bulanan. Lagian aneh! Sok langsung main lamar.  Dikira nikah kaya beli permen kali!?

"Yo wes to buk! Mesakke "ucap papanya Ardian

:;

"Yasudah kami pamit pulang dulu ya. Maaf jadi merepotkan begini"

"Gapapa buk. Lagian kan itung itung silaturahmi."

"Nggih. Kami pamit ya. Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

+++

CINTA RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang