Seorang remaja berumur 17 tahun sedang mengayuh sepeda bututnya di jalan perumahan mewah di jakarta.
Sepeda butut yang dinaiki remaja itu adalah teman nya sejak 9 tahun silam. Saat dirinya pergi kesekolah maupun bekerja dia selalu menaiki sepeda butut kesayangannya itu.
Dia bersenandung pelan sambil terus mengayuh sepeda menuju ke rumahnya. Mungkin lebih tepatnya tempat yang tak layak untuknya.
Karena setiap hari dia hanya mendapatkan cacian, kekerasan fisik bahkan semua keluarganya tidak ada yang peduli kepadanya kecuali almarhumah kakak perempuan dan pamannya yang sedang tugas ke korea.
Dia merasa hidup sebatang kara. Walau dia mempunyai kedua orangtua yang utuh dan 2 kakak serta 1 adik , dia merasa hidupnya seakan berada di neraka .
Walau adiknya sangat senang dan sayang kepada nya tapi dia tidak bisa berdekatan dengan adiknya karena kedua orangtuanya dan kakak nya.
Setelah sampai di depan pintu gerbang rumah mewah milik keluarganya . Dia segera masuk dan memarkirkan sepedanya di samping rumah.
Dia langsung masuk kedalam rumah dengan hati hati. Saat dia ingin menaiki tangga menuju kamarnya suara bariton pria tua membuat tubuhnya seakan membeku di tempat. Dia hanya bisa menunduk tanpa berani menangkat kepalanya.
" Darimana saja kamu anak tak tau diri. Kamu tidak tahu ini sudah jam berapa" bentak pria itu
Kenan hanya menundukkan kepalanya sambil meremas tali tasnya dengan keras karena dia sangat takut saat ini.
" kalau di tanya itu jawab bukan diam aja" bentak sanga kakak pertama yang bernama aldebran
"Maaf yah. Kenan tadi habis kerja kelompok di rumah gevan" jawab kenan takut takut
" hallah buat apa kerja kelompok. Seharusnya kamu itu dirumah saja tidak usah sekolah" bentak sang ibu
" maaf bun" jawab kenan pelan
Ya kenan memang bersekolah dengan biaya yang dicarinya sendiri. Dia saat umurnya menginjak 14 tahun dia sudah banting tulang untuk membiayai sekolahnya .
Walau kedua orangtuanya termasuk keluarga konglomerat, kenan tidak pernah diberi uang sepeserpun. Dia hanya bisa tidur dan makan di rumah keluarga Hermawan itu .
" udah yah bun , hukum aja anak kurang ajar kayak dia" ucap Adnan kakak kembaran kenan
Deri sang kepala keluarga langsung menarik tangan kenan dan membawanya ke gudang belakang rumahnya itu.
"Sa..kit yah" ucap kenan karena cengkraman tangan ayahnya yang terlalu kuat
Namun deri menulikan pendengarannya, dia terus menarik kenan dan setelah sampai di gudang deri langsung mendorong tubuh kenan sehingga anak itu langsung terjatuh di lantai yang berdebu itu.
" malam ini kamu tidur disini" ucap deri dengan tegas
" tapi yah.."ucap kenan
" udah jangan ngebantah. Yuk yah ,al,nan kita pergi dari sini" ajak ana
Mereka langsung meninggalkan kenan di gudang itu. Kenan menatap nanar keluarganya dan tanpa ada yang mengetahui air mata kenan sudah mengalir di pipi tirusnya itu.
'Setidaknya ayah sama bunda ga ngusir gue dari sini' batin kenan sendu
Dia bangkit dan mulai merapikan tempat untuk tidurnya malam ini.
Saat dirinya hendak membaringkan tubuhnya, tiba tiba pinggangnya sakit dan dadanya sedikit sesak.
" akh kenapa kok pinggang sama dada gue sakit ya, mungkin ini akibat tadi ngangkatin box di tempat kerja tadi" gumam kenan sambil memijit pinggangnya pelan dan memejamkan matanya untuk mengurangi sakit di tubuhnya
Kenan langsung berbaring dan memejamkan matanya untuk menetralkan sakit di pinggang dan dadanya itu.
Dan tanpa sepengetahuan semua keluarga hermawan. Ada seseorang di luar rumah yang menatap sendu kearah rumah keluarga hermawan itu.
Setelah dia puas menatap rumah itu, dia langsung bergegas untuk pergi sebelum ada yang mengetahui keberadaannya.
....
~segitu dulu ya~
Jangan lupa Vote 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenan - End
Teen FictionTambahkan ke perpustakaan kalian Dan jangan lupa Follow akun ku😉 Hanya menyesal dan berharap semua akan baik baik saja. Mengapa penyesalan begitu menyakitkan. Jangan lupa tinggalkan jejak