Vote
2 bulan telah berlalu dengan sendirinya, hanya ada kesedihan yang mereka rasakan saat ini dan penyesalan yang masih hinggap di hati mereka masing masing.
Seorang wanita paruh baya dengan setia mengenggam tangan anaknya yang dingin itu. Dia sangat berharap anaknya segera bangun dan bisa memaafkan dia dan keluarganya.
" sayangnya bunda hikss bunda mohon sama kamu bangun hikss... Bunda ga akan marahin dan nyiksa kamu lagi, kamu pasti bisa kamu harus bangun " ucap ana sambil terisak
"Kamu tahu sayang. Bunda selalu merasa bersalah jika mengingat perilaku bunda dulu, bunda sangat sangat menyesal. Ayo ken kamu pasti mendengar ucapan bunda kan, kamu bangun dan kamu bisa marahin bunda sampai kamu puas ken" ucap ana lagi
Ana semakin terisak saat tak ada kemajuan pada kenan. Dan tio serta frans juga sudah memberitahu mereka jika tak ada kemajuan dari kenan maka pihak rumah sakit akan melepas alat bantu pada tubuh kenan. Dan ana menolak itu dengan keras, dia yakin pasti kenan akan kembali ketengah tengah mereka kembali.
"Sayang pasti ini sakit ya nak" ucap ana sambil mengelus pelan tubuh kenan
"Ayo bangun, banyak yang nungguin kamu buat bangun, kak kaila, abang al, kembaran kamu dan adik kamu semua nungguin kamu buat bangun ken" ucap ana sambil terisak pelan
Setelah ana selesai berbicara tangan kenan bergerak membuat ana langsung menatap kearah anaknya itu. Dan setelah itu mata indah kenan perlahan terbuka membuat ana bahagia dan dia langsung memencet tombol darurat yang ada disana.
Tak lama kemudian tio datang dengan langkah tergesa gesa.
" ada apa an?" Tanya tio
" kenan bangun mas" jawab ana dengan senang
Tio langsung berjalan menuju kearah kenan dan dia langsung mengucap syukur karena kenan sudah membuka matanya kembali.
" akhirnya kamu bangun juga ken" ucap tio kepada kenan
" kamu denger om bicara apa?" Tanya tio sambil meneriksa keadaan kenan
Kenan masih menyesuaikan cahaya pada matanya. Dia menatap ke sekitarnya namun dia diam tak bersuara seperti orang bingung.
Ana yang melihat itu langsung mendekat kearah kenan. Ana sudah memberitahu keluarganya yang lain dan mereka juga bergegas menuju ke ruang icu.
Tio langsung melepaskan masker oksigen pada kenan.
"Om siapa?" Tanya ken lirih setelah tio selesai melepaskan alat bantu napas kenan
Tio dan ana langsung terdiam mendengar ucapan kenan tadi.
" Kamu ga kenal sama om?" Tanya tio dan kenan hanya mengelengkan kepalanya pelan
"Mas, kenan kenapa?" Tanya Ana
"Ya seperti yang saya duga sebelumnya, saraf otak kenan bermasalah dan menyebabkan memori ken harua hilang untuk sementara waktu karena kepala ken yang membentur benda dengan sangat keras" jelas tio sambil memandang kenan yang masih kebingungan itu
"Hiksss apa ken akan hikss sembuh" tanya ana sambil menangis
" kita berdoa yang terbaik saja" ucap tio dan itu membuat ana yang ada di sebelah kanan kenan semakin menangis
" Tante kenapa nangis?" Tanya kenan dengan lirih
"Hiksss kenan, tante itu bunda kamu nak" ucap ana sambil memeluk ken
"Maaf bun... da saya gatau kalo bun..da ibu saya" jelas ken dengan nada sedih
"Iya sayang, bunda akan bantu kamu supaya kamu bisa ingat dan bisa memaafkan kami" jelas ana membuat ken bingung

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenan - End
Teen FictionTambahkan ke perpustakaan kalian Dan jangan lupa Follow akun ku😉 Hanya menyesal dan berharap semua akan baik baik saja. Mengapa penyesalan begitu menyakitkan. Jangan lupa tinggalkan jejak