11|awal balas dendam

116 38 5
                                    

Tinggalkan jejak saat membaca.

Satu jam telah berlalu, dokter keluar dari ruang UGD

" dok bagaimana keadaan anak itu dok?" tanya cherry cemas

"anak itu kehilangan banyak darah saat menuju kesini sepertinya, dan kami harus segera melakukan transfusi darah emm-" dokter menggantungkan kata katanya

"kenapa dok?"

"golongan darahnya A dan kebetulan stok darah golongan A sedang habis dan kami baru memesannya dan baru akan tiba 2 hari lagi, sedangkan dia butuh secepatnya kalo tidak nyawanya tidak tertolong"

Cherry memiliki golongan darah A juga, kebetulan sekali dan ia berencana memberikan darahnya untuk risa namun saat ia ingin mengatakan hal itu ,tiba tiba seorang suster menemui dokter itu

"dokter kami telah mendapatkan konfirmasi mengenai keluarga gadis kecil itu, orangtuanya bernama alvaro gerald dan aisyah mereka akan segera menuju kesini katanya" ucap suster yang tiba tiba datang entah darimana.

Jleb!  ribuan pisau seperti menusuk nusuk jantungnya, nama orang yang selama 4 tahun ini berusaha ia lupakan , orang yang telah mempermalukan dirinya dan itu menghancurkan hatinya yang memutuskan nya di hadapan orang banyak dan membuat ia sangat malu yang membuat air matanya bahkan hampir habis hanya untuk menangisi dirinya karena memutuskan hubungan mereka dan memilih untuk menikah dengan orang lain. Orang yang sangat ia benci, ia sangat benci 2 nama yang telah menghancurkan hidupnya "varo dan aisyah" ternyata anak itu adalah anak mereka .hatinya rasanya kembali ingin menangis melihat varo ternyata sudah memiliki anak bersama aisyah

"baiklah suster,kalau mereka sampai bilang pada mereka untuk mengurus administrasinya terlebih dahulu" ucap dokter itu pada suster tadi

"baik dokter"suster itu pun pergi. Dokter memandang cherry yang melamun dan nyaris mengeluarkan air mata.

"ada apa nona?"

"tidak apa apa dok"

"Baiklah saya tinggal dulu ya, saya masih banyak pasien yang harus ditangani" dokter itupun pergi meninggalkan cherry dalam kebingungan, apakah ia harus mendonorkan darahnya pada anak itu atau tidak, anak dari orang yang sangat ia benci seumur hidupnya saat ini

Hati iblisnya berkata ,buat apa lo ndonorin darah lo buat anak dari orang yang udah ngancurin kebahagiaan yang lo punya, yang udah memilih buat ninggalin lo demi orang lain yang bahkan ga pernah mikir betapa sakitnya hati elo saat dia mutusin lo setelah sekian lamanya kalian pacaran.
Lo nyelamatin anak itu aja udah jadi keberuntungan bagi tuh anak, kalo lo tau itu anaknya aisyah sama varo lo bahkan ga perlu nolongin dia, tapi berhubung lo udah terlanjur nolongin dia ya udah, tapi jangan lu bego dengan ndonorin darah lo buat nyelamatin dia

"ga cher! Udah cukup lo selamatin dia, gue akan donorin darah gue buat tuh anak! Gak!"

Tiba tiba sisi baiknya berkata, tanya dari dalam lubuk hati lo sendiri, emang lo tega liat anak kecil selucu itu mati, gue tau cher lo benci banget sama orangtuanya anak itu, tapi apa salah anak itu coba? Dia ga salah apa apa. Liat didalam hati lo yang terdalam lo pasti ga akan tega biarin anak kecil itu mati

Cherry sangat bingung dan merasa tertekan, seperti ada pro dan kontra dalam hatinya, ia sangat bingung apakah dia harus mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan anak itu atau tidak. Jujur didalam hatiny ada rasa iba untuk anak itu ia ingin menolongnya, tapi mengingat semua hal yang terjadi padanya dimasalalu membuat ia ragu

Setelah lama berdebat dengan dirinya sendiri ,cherry memutuskan bahwa dia akan mendonorkan sebagian darahnya untuk anak itu, bukannya berarti ia telah melupakan semua yang telah diperbuat varo dan aisyah tapi karena kemanusiaan.

-

Varo dan aisyah dengan keadaan yang masih sangat panik sampai kerumah sakit dan langsung segera menemui dokter yang merawat putrinya.

"dokter! Bagaimana keadaan putri saya?"tanya varo cemas, ia bahkan meninggalkan rapat pentingnya bernilai ratusan juta rupiah karena saking cemasnya pada putrinya

"ia baik baik saja, sebenarnya ia sempat nyaris tidak tertolong karena kehabisan banyak darah, namun kami kehabisan golongan darah A, untung saja ada gadis baik yang mau mendonorkan darahnya yang kebetulan juga A, kalau telat mendapatkan transfusi darah beberapa jam saja mungkin nyawa putri kalian tidak tertolong. Bukan hanya itu ia juga yang sudah menyelamatkan anak kalian dari kecelakaan mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, kalau tidak diselamatkan wanita itu mungkin anak kalian sudah tidak hidup sekarang kalau sampai ia tertabrak mobil itu" ucap dokter panjang lebar

Varo dan aisyah merasa sangat bersyukur sekali terhadap wanita yang dimaksudkan dokter itu,

"dimana dia dok?"tanya varo ingin sekali bertemu gadis itu untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya

"Nggak usah Var, aku aja yang pergi melihat keadaan risa. Biar aku yang mengucapkan terima kasih pada gadis itu, kamu urus aja admistrasi dulu. Nggak enak juga kalo pembayaran admistrasinya nggak segera diselesaikan" varo mengiyakan tanpa banyak bicara. Aisyah pun langsung menuju ruang amarilis 309 tempat risa sekarang dirawat

Aisyah mengikuti dokter itu menuju ruangan tempat cherry dirawat. Setelah mengantarkan aisyah dokter itupun pergi. Aisyah masuk kedalam ruangan itu, ia begitu terkejut melihat cherry yang berbaring diranjang rumah sakit.

"cherry?" mendengar aisyah datang tanpa pikir panjang ia mencabut selang infus yang ada ditangannya dengan kasar dan berjalan mendekati aisyah

"kenapa syah? Lo heran liat gue ada disini? Ya! Gue yang udah nyelamatin anak lo"

"kok kamu bisa ada disini? Kenapa kamu bisa ada di singapura?"tanya aisyah

"ga penting kenapa gue sampe bisa ada disingapura, kenapa? Lo takut gue ada disini? Lo takut gue bakal rebut varo dari lo?"

"terima kasih karena udah nyelamatin anak aku, tapi lebih baik setelah kamu sembuh pergi dari sini"

"kenapa aisyah, gitu cara lo berterimakasih sama orang yang udah nyelamatin anak lo?"

"denger ya cher, kamu jangan coba coba untuk hancurin keluarga kami karena kami udah bahagia!"

Tiba tiba mendengar kata kata aisyah iya teringat kejadian 4 tahun silam saat varo mengalami kecelakaan , dan saat tante shinta mengatakan pada varo bahwa varo tidak mengenal cherry ,dia hanyalah orang asing yang mengaku ngaku dekat dengan varo dan aisyah hanya diam saja tanpa mengatakan apapun padahal ia tahu bahwa cherry adalah mantan pacar baru dan cinta pertamanya varo. Ia memilih untuk diam dan tidak mengatakan yang sebenarnya agar varo menjadi miliknya.

"sayangnya gue ga akan biarin kalian bahagia syah, harusnya gue yang nikah sama varo harusnya gue yang hidup sebagai istri orang kaya dan orang tua gue? Orang tua gue harusnya ga perlu sampe sakit sakitan kek gini kalo aja dia bisa dapet obat rutin dari dokter. Harusnya sekarang varo itu suami gue tapi gara gara lo- "

"itu bukan gara gara aku cher, karena sebelum aku menikah sama varo kalian udah putus, dan itu berarti bukan aku yang ngerebut varo dari kamu, tapi itu karena kesalahan kamu sendiri" potong Aisya.

"lo nggak tahu apa-apa tentang gue dan varo!! Lho nggak tau seberapa lama kami pacaran dan kenapa kami putus jadi mendingan lo diem!"

Cherry menghela napasnya kasar  "dan inget ini syah, gue bakal rebut kembali apa yang seharusnya sekarang ini jadi milik gue! Inget itu" cherry pergi dari ruangan itu ,sedangkan aisyah masih terdiam, dengan beberapa bulir air bening yang jatuh dari matanya.

Ia berharap ini bukan air mata dari rasa takutnya. Dia tau dia tidak bersalah dalam kejadian 4 tahun silam itu. Yang dia lakukan hanya mengikuti kata hatinya, kata hatinya yang memberitahunya bahwa Varo memanglah hanya pantas menjadi masa depannya. Bukan masa depan milik gadis lain manapun. Lagipula ia tidak merebut apapun. Varo dan Cherry memang sudah putus bahkan sebelum Varo kehilangan ingatannya.

Jangan lupa tekan tanda bintang ya🌟 ga susah kok tapi bisa jadi penyemangat besar buat aku untuk lanjut nulis ceritanya :') Terimakasii

The Lost Memories  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang