Seminggu sudah Bunga mengalami buta, hari harinya berubah total yang tadinya cerah menjadi kelam. Bunga belum sepenuhnya ikhlas menerima kenyataan bahwa dirinya harus buta terkadang Bunga akan mengurung dirinya didalam kamar dan merenung. Ramon menjadi serba salah dengan keadaan Bunga tapi dia selalu ada untuk Bunga menemani hari harinya. Saat ini mereka berdua sedang berada disebuah cafe dekat kampus menikmati turunnya hujan diluar sambil meminum sebuah coklat panas dan teh.
"Sini gua bantu tuangin teh nya. " ucap Ramon ingin membantu Bunga
"Nggak perlu gua bisa sendiri. " ucap Bunga menuangkan teh ke gelas yang sebelumnya gelas tersebut sudah dipindahkan menjadi diatas teko oleh Ramon
"Jadi gimana Nga? Kayaknya ada sesuatu hal yang mau lo omongin? " tanya Ramon
"Mon gua udah capek kayak gini terus, kehidupan gua sekarang kelam Mon gua nggak bisa melihat dunia dan gua juga selalu di bully Mon. Kapan hidup gua kembali lagi seperti semula. " ucap Bunga sedih
"Bunga, semua ini pasti akan berlalu. Gua tahu semuanya nggak mudah, tapi lo nggak sendiri Nga gua selalu ada disini. " ucap Ramon memegang tangan Bunga
"Itu yang gua ragukan Mon, apa lo akan selalu ada disini untuk gua. " ucap Bunga mulai ragu
"Untuk lo gua akan bertahan Nga, meskipun hidup lo gelap dan kelam gua nggak akan tinggalkan lo. Karna lo adalah teman sejati gua. " ucap Ramon
"Tapi sampai kapan gua harus selalu percaya sama kata kata lo Mon." ucap Bunga
"Maksud lo apa Bunga? " tanya Ramon
"Mon lo itu ganteng dan kehidupan lo cerah, lo bisa dapat yang lebih baik dari gua Mon. " ucap Bunga memegang tangan Ramon
"Nggak Nga lo salah, orang yang tepat buat gua itu cuma lo Nga. " ucap Ramon kaget dengan perkataan Bunga
"Tapi kita nggak bisa selamanya bersama menjadi sahabat, lo harus cari pengganti gua. " ucap Bunga
"Nggak Nga lo pasti bercanda kan. " ucap Ramon tidak percaya
"Nggak Mon gua serius kalau gitu gua pergi dulu." ucap Bunga mengambil tongkat lipatnya lalu meluruskannya dan beranjak pergi keluar
Ramon pun langsung mengejar Bunga, meskipun harus hujan hujanan dia tidak peduli. Ramon terus berlari sampai akhirnya berhasil memegang tangan Bunga.
"Bunga, plis lo jangan pergi kayak gitu. Gua ikhlas ngelakuin itu semua Nga." ucap Ramon menahan lengan Bunga dibawah hujan
"Lo ikhlas Mon tapi gua nggak, gua nggak mau nyusahin orang Mon. Cukup gua aja yang menderita jangan ada yang lain. " ucap Bunga
"Menjaga lo nggak akan membuat gua menderita Nga, lo sahabat gua Nga kita sudah bersama sejak dulu, kenapa sekarang lo ragu dengan gua." ucap Ramon memeluk Bunga
"Bersama sejak dulu? Maksud lo apa Mon. " tanya Bunga
"Sebenarnya gua adalah Rizal sahabat lo." jawab Ramon
"Lo nggak lagi bercanda kan Mon. " ucap Bunga
"Gua serius Nga, gua tahu gua salah udah nggak jujur sama lo. Tapi gua punya alasan Nga, gua mohon lo jangan marah sama gua ya. " ucap Ramon bertekuk lutut sambil memegang tangan Bunga
"(terdiam) " Bunga
"Bunga lo kenapa diam? " tanya Ramon
"Lo nanya Mon kenapa gua diam, gua kaget Mon dan gua benci sama lo kenapa nggak dari awal lo ngomong yang sejujurnya. Kenapa Mon lo harus sembunyiin semua, jangan pernah temuin gua lagi, gua nggak mau ketemu lo lagi." ucap Bunga mendorong Ramon lalu pergi meninggalkan Ramon
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimbang???? [END]
Teen Fiction"andai lo tahu perasaan gua gimana ke lo, apakah lo akan nerima gua" Ramon "gua mau bikin sahabat gua senang walaupun gua udah nggak berada bersama mereka" Rangga "gua bingung mana yang harus gua laluin, rasa bimbang ini selalu menyelimutiku" Bunga ...