2

5.4K 678 75
                                    

Baca sambil putar lagu di mulmed
Biar aku yang pergi - Alvaro Maldini

•••

Seperti janjinya setelah pulang sekolah Kia sudah ada di rumah Senja, dia akan menjelaskan semua perihal hubungannya dengan Bintang.

"Because i know your love him, makanya gue backstreet sama dia, gue jaga perasaan lo, Senja!"

Senja tersenyum tipis. "Iyalah lo tahu, orang gue sering curhat ke lo, tapi gue masih nggak nyangka lo udah jadian sama gebetan gue. Btw, lo jadian sama dia udah berapa lama?"

"Tiga bulan."

Mata Senja membulat dengan sempurna, dia tidak menyangka ternyata Kia adalah pendrama terbaik. Dia seolah-olah adalah good listener saat Senja curhat, tapi di balik itu semua ternyata Kia adalah pacarnya Bintang.

"Kenapa lo nggak jujur, Ki?"

"Ya karena gue nggak mau nyakitin sahabat gue."

Senja tersenyum miris. "Gue bakal lebih respek kalau lo jujur dari awal, gue bakal lebih ngerti lagi buat mundur, Ki. Lo suka dia, dia suka lo. Jadi nggak ada alasan lagi gue bertahan."

Senja berusaha menahan agar air matanya tidak keluar, sungguh hatinya retak, dibohongi oleh orang yang dipercaya itu lebih menyakitkan daripada sebuah penolakan dari sang gebetan.

"Kalau dari awal lo bilang gini; i love your crush, gue bakal lebih terima itu, daripada gue dengar Bintang bilang gini; your friend is ma girlfriend."

Kia menatap Senja lekat-lekat. "Senja, gue minta maaf, lo jangan marah sama gue. Kita tetap sahabat, kan?"

"Gue udah maafin lo, tapi tetap harus ada jarak di antara kita. Kepercayaan itu sekali retak ya nggak akan bisa utuh lagi, ibarat gelas yang pecah mau lo satuin lagi serpihannya nggak bakal kayak semula pasti tetap berbekas. Dan itu yang gue rasain sekarang."

Tak disangka sebulir air mata Kia jatuh mendengar pernyataan Senja. "Apa yang harus gue lakuin biar kita tetap kayak semula? Apa gue harus putusin Bintang? Kalau itu yang bikin hati lo lega, bakal gue lakuin."

"No, lo nggak perlu lakuin apa-apa, gue yang akan pergi, dalam waktu dekat ini gue cabut dari sekolah."

"Lo nggak boleh pindah, gue nggak mau kehilangan lo, Senja."

"Itu keputusan terbaik, karena gue harus move on dan menjalani kehidupan gue, dengan gue tetap berada di situ, gue bakal susah move on."

"Tapi bentar lagi kita kenaikan kelas 12, Senja."

"Itu point-nya, pindah sekolah masih bisa, sebelum guru-guru setor nama peserta ujian ke pusat."

"Senja, lo boleh hukum gue tapi jangan pindah."

Senja beranjak dari sofa. "Gue rasa udah selesai, gue mau istirahat."

Tak berapa lama Kia langsung beranjak dari tempatnya dan pamit pulang dengan perasaan kacau, rasanya dia ingin menangis sekencang-kencangnya, kalau dari awal dia tahu bakal gini lebih baik dia tidak menerima perasaannya Bintang. Kalau harus memilih, Kia lebih memilih sahabat dari pacar, tapi semuanya sudah terlambat.

Setelah kepergian Kia, Senja langsung naik ke atas kamarnya dan menumpahkan segala air mata yang tertahan, dia melihat pigura foto dirinya dan Kia di atas nakas, sahabatnya dari kelas sepuluh yang selalu menjadi teman duduknya di kelas.

"Sori, Ki. Keputusan gue udah bulat. Semoga lo bahagia selalu sama Bintang," ujarnya di sela isak tangis.

Tak lama kemudian Alex yang baru pulang, langsung ke kamar Senja dan mendapati adiknya itu yang sedang menangis di bawah bantal, dia membawa Senja ke dalam pelukannya, tak peduli kemejanya basah yang penting Senja lega.

"Dek, lo boleh nangis seberapa banyak yang lo mau, tapi lo harus janji setelah ini lo harus bangkit, patah hati itu wajar, bukan berarti hidup lo kelar."

Senja semakin memeluk Alex dengan erat, isakannya semakin menjadi, Alex terus membelai rambut dan menepuk pundaknya dengan pelan.

"Lo harus baca bukunya Alvi Syahrin, Dek. Di situ lo belajar tentang banyak hal, dan lo akan sadar bahwa hidup ini bukan hanya soal cinta, dan yang lebih penting hati lo akan mudah move on setelah membacanya.

Senja tidak menggubris, dia justru mengelap ingusnya menggunakan kemeja Alex.

"Kemeja gue jangan dipake lap ingus juga." Alex langsung menjauh dengan ekspresi jijik yang membuat Senja tersenyum tipis.

"Ah sialan, gue lagi nangis lo malah ngelawak dengan ekpresi jijik lo."

"Tapi seenggaknya gue berhasil buat lo tersenyum kembali."

Bersyukurlah kalian yang memiliki seorang kakak laki-laki karena dia akan menjadi pelindung sejati, dan tidak segan-segan untuk menghajar seseorang yang membuatmu menangis, tapi kamu akan kehilangan sosok itu saat dia memiliki pasangan, karena prioritasnya bukan kamu lagi.

"Lo nggak boleh nikah biar jadi pelindung gue terus."

"Enak aja, gue kan butuh istri, butuh keturunan."

"Tapi lo harus janji walaupun udah punya pacar atau punya istri, lo harus tetap prioritasin gue."

Alex menggeleng. "Gue nggak bisa janji, but gue akan berusaha melakukan yang terbaik buat lo, Dek."

Mereka kembali berpelukan, menumpahkan rasa kasih sayang antara adik dan kakak.

•••

Hari ini Senja ke sekolah bukan untuk belajar, tapi untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan kepindahannya.

Saat keluar dari ruang tata usaha, Senja tak sengaja berpapasan dengan Bintang dan Kia yang melewati area itu. Senja berusaha membuang muka dan berlalu meninggalkan mereka yang masih bergeming di tempat.

Tidak ada alasan lagi Senja untuk menyapa mereka, karena semuanya sudah kelar. Senja sudah memutuskan untuk berhenti menyukai Bintang, dan menjauh dari Kia.

"Senja ... "

Langkah Senja terhenti saat namanya terpanggil. Kia menghampirinya dengan tatapan sendu. "Please, don't leave me."

"Sorry, gue harus pergi. Nggak ada alasan lagi gue di sini."

Baru saja Senja hendak pergi, tiba-tiba Bintang berkata sesuatu, "Cupu banget pindah sekolah karena patah hati, gue nggak nyangka ternyata lo selemah itu."

Senja menoleh ke arah Bintang dengan tatapan menantang. "Kalau gue lemah kenapa? Oh ya, satu lagi alasan gue pindah bukan cuma karena lo, tapi karena seseorang yang amat gue percaya udah khianati kepercayaan gue, lebih baik gue pergi daripada gue nggak bisa berdamai dengan hati gue sendiri."

Senja kembali menatap Kia. "Ternyata benar tulisan quote yang pernah gue baca, orang yang berpotensi besar menyakitimu adalah orang-orang terdekatmu. Gue permisi."

Senja langsung meninggalkan sekolah itu, meninggalkan sejuta kenangan.

•••

Kalian ada yang pernah ada di posisi Senja gak? Dikhianati oleh orang yang kita percaya.

Untuk Senja ✔ (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang