15

3K 463 29
                                    

Hai, gais. Makasih buat kalian semua yang udah ucapin HBD ke aku kemarin, semoga doa-doa yang baik balik ke kalian semua ya.

Happy reading.

•••

Saat Senja mulai membuka mata orang pertama yang dia lihat adalah Bian, keadaannya sudah mulai pulih kembali setelah melakukan transfusi darah, walau tangannya masih nyeri dan bayangan kejadian tadi sore semakin mengiang di kepalanya.

"Lo yang bawa gue ke sini?" tanya Senja.

"Iya, gue belum hubungi keluarga lo karena gue nggak tahu nomor dan alamatnya."

"Hape gue?"

"Tadi sangking paniknya gue bawa lo ke sini sampai nggak mikir sama tas lo yang tergeletak di sana."

Senja menghela napas pelan, Iphone X Max, dompet yang berisi uang, ATM dan kartu kredit hilang sudah.

"Antarin gue balik ya."

"Keadaan lo belum pulih seutuhnya."

Senja hanya mengangguk, dia tidak bisa bayangkan bagaimana panik orang tuanya dan Alex karena Senja belum juga balik, padahal tadi pamitnya cuma sebentar.

"Lo kasih tahu aja alamat lo, biar gue yang ke sana."

"Serius?"

"Iya."

Senja langsung menyebutkan alamatnya, setelah itu dia langsung pamit. Beberapa menit kemudian ada seseorang yang baru muncul dari balik pintu dan itu Bintang.

Bintang menarik kursi di samping bed Senja, dan mentap lekat-lekat wajah yang masih lesu itu.

"Senja, kasih tahu gue apa kejadian sebenarnya?"

"I'm fine."

"Nggak ada yang baik-baik aja kalau terbaring di sini, Senja."

Senja terdiam, dia tidak ingin menjelaskan kronologis kejadiannya dan dia tidak ingin menjelaskan ada hubungan apa dirinya dengan Kia, biarlah ini menjadi rahasianya.

"Senja, gue nggak mau lo kenapa-napa."

Senja hanya mendengarkan tanpa menjawab apa pun.

"Gue sayang lo, Senja."

Akhirnya Senja mengeluarkan suara. "Lo pantas cari yang lebih dari gue."

Salah satu hal terbodoh yang orang lakukan di dunia ini adalah mengharapkan seseorang yang tidak mengharapkan kita. Cinta sepihak memang sakit tapi itulah ķodrat kehidupan, kita tidak bisa memilih kepada siapa hati kita berlabuh. Berani menjatuhkan hati pada seseorang yang tidak ditakdirkan dengan kita, berarti harus siap patah hati.

"Apa nggak ada kesempatan kedua buat gue?"

Senja menggeleng. "Gue pernah mencintai lo dengan sebegitu dalamnya, tapi lo malah sakiti gue. Patah hati itu mengajarkan gue tentang sebuah keikhlasan dan kedewasaan."

"Sorry, Senja. Gue yakin bahkan kata maaf pun nggak bisa buat lo terima gue lagi."

"Gue lagi malas pacaran kalau ending-nya sama aja, gue jatuh cinta lagi dan akhirnya patah hati lagi." Senja tersenyum tipis. "Setidaknya, masa SMA gue sedikit berwarna karena ada lo."

Bintang ikut tersenyum. "Kesalahan terbodoh yang pernah gue lakuin adalah mempermainkan lo, tapi gue bersyukur kepada semesta yang udah mempertemukan gue dengan cewek sebaik lo." Bintang meraih tangan Senja, lalu menggenggamnya. "Makasih, lo udah menghadirkan pelangi di hidup gue."

Di dunia ini memag ada beberapa hal yang tidak bisa dipaksakan, salah satunya hati. Hati-hati jaga hati, salah jatuh nanti sakit.

Tak lama kemudian muncul beberapa orang dari balik pintu, dan itu Bian, Alex, Wisnu, dan Dian. Spontan Bintang langsung melepaskan genggamannya, lalu berdiri dari tempatnya.

"Astaga, Senja. Kamu kenapa, Nak?" tanya Dian cemas.

Alex melirik ke arah Bintang. "Lo yang bikin adek gue celaka, ya?"

Baru saja Alex ingin menonjok wajah tampan Bintang, Senja langsung teriak. "Bintang nggak salah, tapi Kia!"

Semua mata langsung beralih ke Senja, dan Alex langsung mengumpat. "Sial, belum aja gue penggal itu kepalanya si Kia."

Dian menatap Wisnu. "Tolong ajarin anak kamu itu biar nggak sakiti anakku."

Wisnu terdiam, dia mengepalkan tangannya, tidak ada seorang pun yang boleh menyakiti anak-anaknya.

Sementera Bian dan Bintang bingung dengan keadaan sebenarnya.

"Bentar, Kia itu siapanya kalian?" tanya Bintang.

"Anak yang terlahir karena sebuah dosa yang diperbuat oleh papa gue dan ibunya dia," jelas Alex.

Bintang kaget dengan penjelasan Alex, benar-benar rumit, keluarga dirinya dan keluarganya Senja ternyata mempunyai permasalalahan yang sama dengan ibunya Kia.

"Senja, cerita ke Mama apa yang terjadi sebenarnya?" desak Dian.

"Tadi aku ke rumah Kia, dan tiba-tiba dia langsung seret aku ke dalam dan dia lukai tangan aku, dia nggak terima dengan kehidupan aku yang katanya sempurna."

Alex tersenyum miris. "Karena iri, ya? Bego atau gimana itu orang, Senja nggak tahu apa-apa malah dijadiin korban, nanti gue tampol pakai pantat panci, baru tahu rasa dia."

Bian yang sedari tadi diam saja akhirnya mengeluarkan semua. "Aku udah temanan sama Kia dari kecil, aku tau kehidupan dia, di mana dia yang sering di-bully karena lahir tanpa ayah, ibunya yang harus kerja banting tulang sejak dia lahir. Aku nggak membenarkan perbuatannya yang mencelakai Senja, tapi kita juga nggak bisa men-judge dia, karena semua yang terjadi ada alasannya. Dia cuma korban yang belum bisa menerima takdir. Aku tahu dia baik, cuma keadaan yang bikin dia kayak gini."

Senja mengangguk. "Aku setuju yang dibilang Bian, karena kebanyakan orang jahat itu adalah orang baik yang pernah tersakiti."

Semua orang di dunia ini punya sisi baik dan sisi buruk, sebagai manusia kita tidak bisa men-judge, karena tanpa disadari kita pun memiliki sisi itu, hanya saja dalam bentuk yang berbeda.

•••

Halo gais, kalian ada yang penulis nggak? Mau gabung ke grupku? Kalau memenuhi syaratnya langsung chat aja ke nomor salah satu admin itu ya, nanti dikasih link. Terima kasih

Jangan lupa vote dan comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan comment

Follow instagram: muliafitri.a dan mlyftr96

Untuk Senja ✔ (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang