Setahun kemudian...
Setelah menjalani masa ospek universitas, fakultas, dan jurusan yang menguras tenaga, waktu, dan pikiran, kini akhirnya Senja resmi menjadi mahasiswi ilmu komunikasi, di salah satu universitas negeri yang ada di Bandung. Senja memang memutuskan ingin kuliah di luar kota karena ingin tahu bagaimana rasanya jauh dari orang tua, tinggal di kost, dan semua dilakukan serba sendiri. Awalnya Dian, Wisnu, dan Alex melarang tapi Senja kekeuh meyakinkan ke mereka kalau dirinya bisa.
Ala-ala mahasiswi baru yang masih kalem, dan masih taat aturan, Senja datang kuliah tepat waktu dan duduk di kursi paling depan agar bisa menyimak penjelasan dosen dengan seksama. Ternyata dunia kuliah benar-benar berbeda dengan dunia SMA, kalau di SMA guru akan menjelaskan secara detail mata pelajaran atau memberikan catatan, sementara di kuliah dosen hanya menjelaskan secara singkat, selebihnya materi dicari sendiri tanpa diberi catatan.
Kuliah tidak seindah di FTV.
Mata kuliah tiga jam telah terlewati, itu artinya perkuliahan hari ini telah usai. Itu enaknya kuliah, dalam sehari kadang cuma satu mata kuliah.
Seseorang yang di samping, menoleh ke arah Senja. "Hai, kenalin nama gue Flora."
"Senja," ucapnya singkat.
"Gue belum punya teman nih, kalau gue jadi teman lo gimana?"
Senja menaikkan sebelah alisnya, bingung mau jawab apa karena Senja tipe orang sulit dekat dengan orang yang baru dikenal.
"Semoga kita bisa menjadi teman baik," lanjut Flora.
•••
Setelah pulang kuliah, Senja memutuskan untuk ke gramedia karena stok novelnya sudah habis untuk dibaca, kalau sudah masuk ke gramedia bisa-bisa Senja kalap, pas dibawa ke kasir bisa lebih dari lima ratus ribu, tapi sekarang beda harus lebih hemat karena dirinya jauh dari orang tua.
"Tahan, Senja, beli novel satu atau dua aja, jangan banyak," nasihat Senja ke dirinya sendiri.
Kalau lagi di gramedia gini, Senja jadi ingat kenangan saat SMA, Bintang menemaninya beli buku, dibayarin, dibawain, dan diajak makan, semua terasa manis sekali. Rasanya semua kenangannya bersama Bintang setahun lalu terekam jelas di otaknya.
"Stop, Senja. Bintang itu masa lalu."
Setelah berperang dengan hatinya sendiri akhirnya Senja membeli dua novel saja, karena pada dasarnya anak kost harus hemat, tidak boleh boros, dan harus tahu mengatur uang agar cukup sampai akhir bulan.
Kemudian Senja langsung bawa novel itu ke kasir, dia berdiri di belakang seorang cowok tinggi yang sedang menenteng beberapa buku kuliah. Senja memperhatian postur tubuh orang di depannya ini sangat familiar tapi dia rasa itu hanya pikirannya saja.
Stop mikirin Bintang.
Kaki Senja sampai pegal menunggu antrian yang tak kunjung usai sampai dia bergumam sendiri.
Ada apa dengan manusia hari ini? Banyak sekali yang beli buku.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya giliran cowok di depannya ini. Selesai membayar, cowok itu langsung keluar dari antrian, dan Senja maju ke depan.
"Udah selesai, Bintang?"
Mendengar nama Bintang, Senja refleks menoleh namun ternyata cowok itu sudah berjalan keluar gramedia dengan seorang cewek.
Terus kalau dia Bintang mantan lo kenapa, Senja?
"Totalnya 198 ribu," ujar penjaga kasir.
Senja tersadar dari lamunannya, langsung menyerahkan duit dua ratus ribu, dan setelah mendapat kembalian dia langsung keluar dari antrian itu. Senja berusaha tidak peduli atas apa yang dia dengar, tapi sayang pikirannya tidak bisa lepas dari nama Bintang.
Bodo amat kalau itu Bintang.
•••
Bintang menemani Flora untuk mencari kost di dekat kampusnya, agar lebih enak pulang dan pergi kuliah, walaupun rumah Flora masih di wilayah Bandung tapi jarak tempuh ke kampus sekitar empat puluh menitan, jadinya Flora memilih untuk tinggal di kost saja.
Bintang menghentikan motornya di sebuah rumah lantai dua, yang memiliki pagar menjulang tinggi dan tertera, Terima Kost Putri, beserta nomor ponsel pemilik kost.
Mereka turun dari motor dan memencet bel, tak lama kemudian muncul seorang perempuan. "Cari siapa?"
"Di sini masih ada kost yang kosong?" tanya Flora.
"Masih, sisa satu kamar."
"Pemiliknya di mana?"
"Nggak tinggal di sini. Hubungi aja di nomor yang tertera."
"Iya, makasih. Kalau boleh tahu di sini sebulannya berapa?"
"900 ribu."
Flora mengangguk, lalu menatap Bintang. "Aku di sini aja, lingkungkannya juga bagus."
"Yaudah hubungi aja nomor itu," jawab Bintang.
Flora kembali menatap perempuan itu. "Makasih, ya."
"Iya." Perempuan itu kembali menutup pagarnya.
Flora langsung mencatat nomor tersebut, saat hendak menelepon, tiba-tiba sebuah ojek online berhenti di samping mereka, saat penumpang membuka helm-nya terlihat Senja yang terkejut dengan kehadiran orang yang dikenalnya.
Ekspresi Bintang tak kalah terkejut, berbeda dengan Flora yang menyambut Senja dengan senyuman.
"Lo kost di sini?" tanya Flora yang sebelumnya memang sudah berkenalan dengan Senja.
Senja mengangguk. "Iya."
"Apa kabar, Senja?" tanya Bintang tiba-tiba.
Belum sempat Senja menjawab, Flora langsung merangkul Bintang. "Kamu kenal Senja, Sayang?"
Oh, pacarnya...
"Senja, Kenalin ini Bintang, pacar gue."
Senja tersenyum canggung, ternyata begitu cepat Bintang melupakan, sementara Senja masih berusaha menghilangkan Bintang dari pikirannya.
"Eh, Senja. Gue mau kos—"
"Sorry, gue masuk dulu." Malas berlama-lama akhirnya Senja memilih masuk ke dalam, melihat sang mantan dengan pacar barunya itu amat menyakitkan.
Flora curiga seperti telah terjadi sesuatu sama mereka, akhirnya dia bertanya, "Kok bisa kenal dia?"
"My ex."
Sekarang Flora yang dibuat terkejut atas jawaban Bintang. "Jujur amat, bilang aja dia teman lama kamu, kejujuranmu buat aku kesal."
"Nggak usah lebay deh."
Flora kesal dengan Bintang, akhirnya dia mengalihkan perhatiannya dengan kembali menghubungi pemilik kost.
•••
Gimana, guys?
Ada yang kaget gak karena mereka udah kuliah
Jangan lupa vote dan comment
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Senja ✔ (TELAH TERBIT)
Ficção AdolescenteSebagian part diprivate, mari follow dulu sebelum baca. Terima kasih. ••• Senjara Revania mendapat penolakan dari Bintang Alkana, dan ternyata Bintang adalah pacar temannya. Bintang pernah bilang gini, "Lo Senja, gue Bintang. Nggak ada sejarahnya se...