part 2~Kehilangan

31 3 1
                                    

Kehilangan seseorang yang dicintai bisa membuat sebuah nasib berubah...

~Qia amelia

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Kia berlari dari mobil ke rumah nya untuk melihat siapa yang pergi meninggalkan ia selama nya.

Hancur, panik, kecewa perasaan kia campur aduk melihat orang yang ia cintai tetidur pulas dan pucat.

Tas yang ia kenakan dijatuhkan nya dari pundaknya, dengan tubuh yang gemetar air mata terus menetes kia mencoba untuk mendekati orang yang terbaring itu.

"Ayah...." Ayah?? Siapa yang dimaksud oleh kia apakah papa nya yang meninggal atau kah kakek nya??.

"Ayah kenapa ninggalin kia yah, lalu siapa yang akan sayang amah kia yah, ayah kia mohon bangun kalo ayah ngak mau lihat kia ngambek amah ayah."

Kehilangan sosok orang yang dicintai memang begitu sulit dan rapuh itulah yang kia rasakan saat ini, tangan yang lembut berusaha untuk menegarkan kia.

"Udah dek kamu harus iklash disini masih ada kita." Syakir berusaha menenangkan adiknya yang begitu syok.

"Kenapa ngak ada yang bilang ama kia kalo ayah mau ninggalin kia, jawab kak." Tanya kia yang membuat kedua kakaknya sedih.

"Kakak ngak mau lihat kamu khawatir dek." Kalimat yang diucapakan kakak nya tak mempan malh menambah emosi kia saja.

"Khawatir!! Kakak bilang kia khawatir, dengan kakak yang ngak ngomong sama kia kalo ayah mau ninggalin kia sama aja kakak itu bikin kia hancur." Memang bukan salah syakir namun waktu lah yang membuat ini terjadi.

Sampai kakek nya dimakam kan kia masih saja menangis karena baru ini ia merasakan kehilangan sosok yang membuat ia tersenyum, serasa kebahagiaan dia ikut pergi bersama kakeknya, tidak ada lagi orang yang memanggil ia sebagai cucu kesayangannya.

Sejak pulang dari pemakaman kia mengurungkan dirinya dikamar, tampa makan dan minum bahkan ia tak sempat menganti baju sekolahnya.

Semua keluarga nya sibuk dengan yang mereka lakukan namun kedua kakaknya malah sibuk untuk menghibur adik nya.

"Kia bukain donk pintunya, entar kita beli coklat kia suka kan coklat." Berapa kalimat yang diucapkan sang kakak namun masih tidak bisa membuat hati kia terhibur, sampai ketika.

"Kia ini gua faki, dek ayo keluar sampe kapan lo ngunciin diri lo sendiri dikamar sih ayo lah dek keluar, lo tega ngak kirimin kakek doa buat penerang dia." Setelah mendengar perintak fakri kia pun keluar.

Mata yang sembab, rambut yang berantakan, muka yang sedikit pucat, yang membuat kaget kedua kakaknya.

Keadaan dirumah kia sedang ramai banyak sekali keluarga kia, disisi lain syakir sedang memikirkan rencana untuk menghibur adiknya.

"Kia...." Panggilan itu sekarang dijawab dengan wajah yang datar dan dingin, dulu nya dibalas dengan senyuman yang indah kini tak ada lagi.

Kia mendekat untuk menjawab panggilan dari syakir. "Kia kita keluar yuk, kakak bosen." Kia sama sekali tak menjawab tawaran syakir hanya angukan kecil yang syakir terima.

 A story of love for QIA [Complet]~Masa SMPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang