#20

2.1K 120 11
                                    

Jinan berjalan berdua bersama Eunji menuju sekolah tanpa berbicara sepatah katapun. Mereka saat ini sedang bertengkar karena chargeran ponsel Eunji tidak masuk dan menyalahkan sang kakak karena semalam ia menyuruh Jinan untuk mencharge ponselnya.

"Diem!" bentak Eunji tiba-tiba.

Dengan cepat Jinan menghentikan langkahnya dan diam mematung dibelakang Eunji dengan jarak tiga meter.

"Gue bilang diem!" bentaknya lagi.

"Ji?" Eunji melihat kebelakang dan ternyata yang menarik totebagnya adalah ranting dari pohon kecil ditrotoar, bukan Jinan.

"Ih kok malah pohon sih yang narik tas? Bukannya lo ya? Atau jangan-jangan.." Eunji berjalan mendekati Jinan. "Tantan lo bisa panjang?"
"Hahahaha" Jinan hanya tertawa dan melanjutkan jalannya.

Ia bisa merasakan Eunji yang benar-benar sangat jauh berbeda dari Eunji yang pertama kali ia lihat. Eunji yang dingin, yang pendiam, yang selalu butuh teman, yang selalu ingin mendengar kebisingan. Kini sudah berubah menjadi Eunji yang manja pada Jinan yang sekarang menjadi kakak sambungnya, menjadi lebih ceria, lebih cerewet, dan lebih sering marah juga pada Jinan yang sering menggodanya.

Begitu juga Jinan yang sekarang mempunyai teman baru dirumah, mempunyai adik yang manja dan cerewet dan tidak mau kalah darinya. Yang berusaha agar Jinan menutupi soal kelasnya yang menjadi peringkat terakhir di UTS tahap pertama.

Tidak seperti biasanya kelas 12.9 yang tak lain adalah segerombolan anak SMA yang selalu menjadi pusat perhatian seisi sekolah karena kebisingannya. Bukan hanya kelas 12.9 kelas 12.8 juga sama. Sekarang mereka tengah fokus belajar dan berusaha memahami apa yang sedang guru terangkan.

Ini guru kelima yang memasuki kelas 12.9 terhitung sejak dua hari yang lalu. Hampir setiap guru yang melewati kelas 12.9 bahkan sampai Kepala Sekolah pun merasakan keanehan dari kelas pembuat onar ini.

Pada hari senin kemarin, Kim Hanbin membuat geger seisi kelas. Bahkan kelas tetanggapun ikut mengerumuni kelas 12.9 karena suara Hanbin yang menggelegar ketika sedang berpidato dimimbar guru.

"Jadi mau sampai kapan kalian kalah sama mereka? Gue tau lo pada pinter, rajin. Cuma lo pada males aja buat ngebuktiin kalau kalian pinter"
"Lo kalau mau ngomong langsung aja bangsat! Gak usah berbelit-belit kaya kehidupan lo aja!" teriak June.
"Jadi, ayo kita belajar!" ajaknya.

"Hah?"
"Apa?"
"Itu Hanbin beneran kan?"
"Kok dia ngajak belajar?"
"Dia kemasukan dedemit apaan sampe ngajak belajar gitu?"
"Dia nya aja tukang kesiangan"
"Gila! itu Hanbin?"
"Dia bukan Hanbin. Berani jamin gue"
"Itu setan nenek moyangnya masuk tubuh dia, buat negor supaya gak goblok terus kayanya"

"Oke. Gue tau gue ganteng" ucap Hanbin tiba-tiba.
"Anjing apansih? Minggir lo dari mimbar!" teriak Chan.

"Ayo lah belajar. Lo pada mau ngebanggain orang tua kan?" tidak ada jawaban dari mereka.

"Gini deh gini. Lo pada kan tukang sombong nih, kalau kalian bodoh kaya gini. Apa yang musti disombongin? Kebodohan lo? Ayo lah belajar biar bisa pinter, terus bisa sombong" seisi kelas masih diam.

Memang bukan diri Hanbin yang mendorongnya dan mengajak seisi kelas 12.9 belajar. Tapi ini karena Eunji yang kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menampilkan kecerdasannya meskipun ia mendapat juara satu dikelas. Hanbin tahu kalau Eunji sedih saat nilanya yang bahkan lebih tinggi dari juara pertama kelas 12.7 tidak terlihat karena ulah semua siswa kelas 12.9 yang malas belajar.

Dan hari ini, mereka belajar dan diam ketika guru sedang mengajar bukan karena niatnya. Tapi karena ingin pintar dan sombong. Apapun alasannya yang penting mereka terdorong dan ada niat untuk belajar.

Someting Of Beautiful [Kim Hanbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang