Part Nineteen

2.1K 143 17
                                    


Happy Reading Guys.. ^.^

♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

Keesokan paginya, Papa masuk ke kamar Keira.

"Kei... cepatlah! Kita harus segera turun ke bawah karena yang lain sudah menunggu."ucap Papa.

Keira memeluk papa dan menangis dipelukan papa. Sebenarnya papa juga merasa berat meninggalkan rumah keluarga Tyo ini.

10 menit kemudian, Keira dan papa turun ke bawah dan berpamitan.

"Kami sangat berutang banyak pada kalian. Terima kasih banyak karena telah membantu kami selama ini."ucap Rudi.

Rudi mengajak Arvin dan Diki untuk sesekali datang ke rumah mereka.

"Tan.. Om.. terima kasih karena telah menjagaku selama ini."ucap Keira.

Lina menjadi sedih melihat Keira yang akan pergi.

"Aku ingin meminta maaf karena sering membuta kekacauan."ucap Keira yang tidak dijawab apapun oleh Arvin.

Saat akan memasuki mobil van, Keira memanggil Lina, "Ibu.." dan itu semakin membuat Lina sedih

"Sayang.. aku masih ingin tinggal dengan Keira." Ucap Lina kepada Tyo.

Tyo harus menenangkan istrinya, "jangan menangis seperti ini lagi itu bisa membuat Keira bertambah sedih."

Tak hanya Lina saja yang bersedih tapi Tyo juga sedih karena harus melepaskan teman terbaiknya yaitu Rudi. Lalu, Rudi dan Keira pergi.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"Akhirnya aku mendapatkan kembali kamarku." Ucap Diki senang.

"Bu... apa kau tidak akan memasak makanan untuk hari ini?"Tanya Arvin.

"Kau ini! Ini semua karena kesalahanmu tau!"ucap Lina kesal.

Arvin masuk ke kamar Keira, ia menemukan boneka yang dulu dia berikan pada Keira. Ternyata Keira meninggalkan boneka itu di dalam kamarnya.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Keira dan Papa ternyata pindah ke lantai atas di Restaurant Mie milik keluarga mereka. Pagi-pagi sekali Keira sudah bangun, ia melamun sambil menatap keluar jendela. Papa masuk ke kamar Keira dan bertanya, "Apa yang kau lihat? "

"Aku melihat jalan di bawah sana. Orang-orang yang berjalan, gang-gang itu... Aku menyukainya. Ini menyenangkan dan benar-benar menyegarkan."jawab Keira.

"Kita akan tinggal disini sementara aku akan mencari tempat tinggal yang baru. Walaupun ini tidak nyaman tapi bersabarlah sebentar."ucap Papa

"Tidak apa-apa. Aku menyukai lingkungan ini."ucap Keira tersenyum meyakinkan Papa yang terlihat khawatir.

"Lingkungan ini masih agak Kuno jadi terlihat zaman dulu seperti zaman papa waktu kecil"ucap Papa.

Keira tertawa ceria dan berkata, "Pa.. aku sangat menyukai lingkungan ini."

Papa yang senang karena kembali melihat senyum indah di wajah putri tunggalnya ini pun mengajak Keira turun untuk sarapan bersama.

Papah membukakan makanan untuk Keira, ia meminta Keira untuk makan yang lahap. Papa membuat menu kesukaan Keira.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Di rumah, Lina benar-benar sedih bahkan ia mengurung diri di dalam kamarnya. Arvin masuk ke kamar ibunya.

"Jangan diam saja dirumah. Pergilah kesuatu tempat untuk mengambil foto atau ibu bertemu dengan teman-teman ibu saja."ucap Arvin.

"Aku bahkan tidak memiliki semangat untuk melakukan apapun juga. Apakah kamu baik-baik saja? Apa kamu tidak merasa ada yang salah padamu?"Tanya Lina.

"Aku baik-baik saja dan merasa nyaman."jawab Arvin tenang.

Lina menatap Arvin dan kembali bertanya "Kenyamanan? Apa yang kamu maksudkan dengan kenyamanan hah? Melakukan segalanya sendirian? Kamu tidak pergi ke Universitas Seyo dan lebih memilih pergi ke Universitas Kadana. Apa kau masih tak tau alasanmu pergi kesana?"

Ucapan Lina membuat Arvin terdiam, ia tidak mengatakan apapun.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

HP Keira terus berbunyi. Ia tau bahwa ada seseorang yang menelfonnya namun dia sedang tidak ingin mengangkat telfon dari siapapun sehingga dia terus mendiami telfon itu dan memilih menatap langit malam dari jendela.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

"kak.. Papa membagi beberapa pekerjaan rumah untuk kita karena Ibu masih tidak mau keluar kamar dan tidak mengerjakan pekerjaan rumah."ucap Diki dengan membacakan list tugas rumah yang sudah dibagi ayah.

Tugas Arvin cukup banyak karena tidak mungkin Diki salah satunya memasak.

Arvin pergi ke lemarinya untuk mengganti baju. Di lemarinya, is menemukan kotak hadiah dari Keira dulu dan dia membuka kotak itu dan menemukan garpu kecil yang di beri Keira. Arvin ingat bahwa dulu Keira lah yang telah mendorongnya agar ikut Ujian masuk Universitas.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Seperti biasa Keira bertemu dengan Nori dan Risa di taman. Keira bercerita bahwa dia sudah tidak tinggal di rumah Arvin lagi. Risa berkomentar, "Benarkah? Aku pikir kau akan selalu tinggal disana." Sedangkan Nori berkomentar, "Kamu akan kehilangan keuntunganmu tinggal disana sedikit demi sedikit."

Keira menghela napas panjang dan berkata, "Sepertinya disini juga aku akan menyerah. Menyerah mengejar Arvin."

Jelas saja kedua sahabt Keira kaget mendengar ucapan itu. Ucapan yang sangat mustahil akan diucapkan bagi Keira. dan bilang bahwa

"Kei... apa aku tidak salah dengar?"Tanya Risa tak Percaya.

"Hei.. kenapa kau menyerah!! Kemana sifatmu yang keras kepala?"ucap Nori sedikit membentak.

"Dia sudah berubah.. aku tidak akan mengejar Arvin. "ucap Keira.

Sebelum kedua sahabatnya berkomentar lagi, Kira berkata "Aku sudah membicarakan hal ini dengan Papa. Aku pasti bisa mencari seseorang yang lebih keren dari dia. Selamat tinggal Arvin!"

Setelah itu, Risa meminta ijin pamit pada Risa dan Keira untuk kembali bekerja. Sekarang Nori sudah bekerja di sebuah salon. Kemudian Risa mengajak makan Kiera namun karena Keira beralasan masih ada kelas kuliah.

"Aku tidak lapar sebaiknya kau pergi dulu saja."tolak Keira.

"Ya jika kau seperti ini maka kau tidak terlihat seperti Keira yang aku kenal. Apa kau takut bertemu dengan Arvin di kantin?"Tanya Risa.

"Mungkin saja. Bertemu dengan Arvin, perasaanku akan berubah kembali. Jadi... dadah sampai jumpa Ris....."ucap Keira dan berlalu meninggalkan.

Risa hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia berkata bahwa Keira tidak akan bisa mencintai laki-laki lain selain Arvin.

♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

Hai readers... akhirnya author udah up lagi nih...

Terima kasih udah menunggu cerita.. jangan lupa beri vote dan komennya yah...

Salam author.. mwah..mwah... ^.^

♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

Naughty Kiss [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang