Part Fourty One

2.4K 100 16
                                    


Happy Reading Guys

^.^ ^.^ ^.^ ^.^ ^.^ ^.^ ^.^ ^.^ ^.^ ^.^

Semua anggota keluaarga sangat kaget dengan ucapan Lina yang berkata sabtu depan akan diadakan pernikahan Arvin dan Keira. Arvin kesal dan berkata, "Ibu. Berhentilah mengatur semuanya sesuai yang ibu inginkan"

"Mengatur apa? Kau bilang menyukai Keira maka tidak usah ditunda-tunda lagi. Cepat atau lambat kalian pasti menikah"ucap Lina

"Tapi bu... aku bilang setelah lulus"ucap Arvin

"Kapan itu? kau harus bekerja setelah lulus. Untuk apa menundanya? Bukankah lebih cepat lebih baik?"ucap Lina

"Terus bagaimana dengan acara kami?"tanya Tyo

"Hentikan! Pokoknya kosongkan jadwal kalian di hari itu. Apa kalian tidak tahu betapa sulitnya mencari reservasi gedung untuk pernikahan?!"ucap Lina langsung pergi tanpa menerima alasan-alasan lagi sementara itu Keira terlihat senang.

Rudi masih bingung dengan keadaan ini, ia memilih duduk di teras luar. Lina menghampirinya dan bertanya, "Ada apa? Apa aku berlebihan? Aku hanya memikirkan kalau mereka akan leih baik jika langsung menikah karena kita sudah tinggal bersama-sama"

Rudi berkomentar, "Ah ya aku mengerti. Tapi sejujurnya ini sedikit menggangguku. Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih untuk semuanya Lin..."

"Iya. Tapi kenapa ekspresimu tidak senang? Kita akan menjadi besan"ucap Lina

"Tidak. Aku hanya bingung apa yang harus kusiapkan."ucap Rudi

"Tenang saja. Semuanya sudah dipersiapkan. Kita hanya memerlukan gaun dan cincin saja. Masih cukup banyak waktu untuk mereka berdua mencarinya."ucap Lina tersenyum lembut

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

Hari ini, Keira dan Arvin pergi ke toko cincin mencari cincin yang pas untuk acara pernikahan mereka. Keira berkeliling di dalam toko memilih cincin yang sesuai namun Arvin selallu saja menolak cincin pilihan Keira. Keira menjadi kesal dan berkata, "Kalau gitu kau saja yang memilihnya."

"Haruskah kita membeli cincin?"tanya Arvin.

"Tentu saja! Cincin itu simbol cinta"seru Keira yang tak habis pikir dengan pertanyaan Arvin.

"Simbol cinta? Bagaimana bisa benda yang materialistis ini disebut simbol cinta? Aku tidak akan membelinya"ucap Arvin.

Keira berusaha mencegah Arvin yang akan pergi, "Kau harus membelinya. Ini sebagai tanda bahwa kita orang yang sudah menikah"

"Jadi ini simbol pengikat bukan simbol cinta"ucap Arvin.

Arvin Tetap saja pergi dari toko cincin itu meninggalkan Keira yang masih melihat-lihat cincin disana. Keira sangat kesal bahkan cemburu melihat pasangan yang akan membeli cincin juga mereka nampak manis dimata Keira. Tidak seperti Arvin yang masih saja tidak romantis, tidak peka, tidak memiliki perasaan."

Saat ini mereka berada didalam butik baju pengantin. Lagi-lagi Arvin berkomentar, "Untuk apa kita membeli gaun ini jika hanya memakainya satu kali? Dan aku sudah memiliki jas ini"

Keira merangkul lengan Arvin mencoba membujuk calon suaminya ini, "Ayolah.. aku ingin melihat gaun pengantin itu."

"kalau begitu masuklah. Aku akan pergi ke suatu tempat dan menunggumu disana"ucap Arvin datar.

Arvin berjalan pergi dan Keira mengejarnya. Keira sangat kesal dan berkata, "Ini tidak adil! Kau menolak membeli cincin dan baju pengantin. Jika tidak ingin melakukannya kenapa pergi keluar bersamaku? Aku bisa saja keluar bersama ibu."

Naughty Kiss [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang