2

213 13 1
                                    

Jangan pernah meremehkan diri kamu, Tuhan memberikanmu hidup bukan karena kamu membutuhkannya. Tapi karena seseorang membutuhkanmu

Happy Reading

"Mama..."

Aila bergerak tidak tenang dalam tidurnya. Neneknya yang berada di sebelahnya jadi terbangun.

"Kenapa sayang?" Nenek Fatma menepuk-nepuk pipi cucunya, lalu menempelkan telapak tangannya di kening Aila.

"Ya Allah, badan kamu panas!"

Nenek Fatma segera beranjak dan mencari handuk kecil serta air hangat untuk mengompres Aila.

"Mama..."

"Bangun Mama..."

Angin malam berhembus menerpa setiap inchi wajah lelaki yang sedang berdiri di balkon kamarnya.

Ponselnya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk.

Alfy

Fiz malem ini jadi kan?

Hafiz menepuk keningnya. Sepertinya ada sesuatu yang telah ia lupakan.

Ia mulai membalas pesan tersebut.

Me

Iya. Kumpul di tmpat biasa ya.

Setelah mengirim balasan tersebut, ia segera masuk ke kamar dan mengunci pintu balkon. Lalu mengambil jaket dan kunci motornya.

Hafiz menuruni anak tangga dan mencari keberadaan orang tuanya. Ternyata mereka sedang menonton TV.

Ia segera menghampiri mereka.

"Ma, Pa Hafiz pamit mau keluar."

"Iya. Tapi pulangnya jangan kemaleman," ucap Sofie- mamanya.

"Siap komandan," ucap Hafiz seraya menaruh tangan kanannya di kepala.

Ryan dan Sofie terkekeh. Lalu Hafiz mencium punggung tangan mereka.

Ia segera menuju garasi untuk mengambil motor ninja merah kesayangannya.

Setelah memakai helm, Hafiz melajukan kendaraannya keluar dari pekarangan rumahnya.

***
Setelah 15 menit mengendarai motornya, akhirnya ia sampai di warung yang telah dijadikan tongkrongan olehnya dan teman-temannya. Biasanya mereka akan berkumpul di sana setiap malam minggu.

Setelah menaruh helmnya, Hafiz segera menghampiri mereka. Di sana sudah ada Alfy, Dion, Zaky, dan Yuza.

"Wey, si Bos udah dateng," ucap Yuza sambil bersalaman ala cowok.

Setelah mengambil tempat duduk, ia segera memesan minuman kepada pemilik warung -Mang Asep. Mereka terdiam cukup lama. Hingga akhirnya Alfy yang membuka suara.

"Heh heh gue ada info baru nih," ucap Alfy yang sedari tadi berkutat dengan ponselnya.

"Lo udah nemuin siapa yang ngehamilin Piaw?" tanya Zaky dan dibalas dengan jitakan di kepalanya oleh Alfy.

"Bukan bego. Ini lebih bermutu dari itu," ucap Alfy.

"Terus apaan?" kini giliran Hafiz yang bertanya.

"Kata gebetan gue, besok ada murid baru. Cewek," ucap Alfy.

Yuza yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, ia menoleh ke arah Alfy dengan cepat.

"Hah Cewek? Cantik gak?" tanyanya antusias.

"Yeh, lo mah kalo masalah cewek aja langsung semangat, coba kalo disuruh ngerjain soal matematika di papan tulis pasti langsung pucet tuh mukanya," ucap Zaky dan disambut tawa oleh mereka kecuali Yuza pastinya. Ia hanya diam menikmati ejekan dari temannya sambil memajukan bibirnya.

"Gak usah dimaju majuin bibirnya. Jonesnya jadi tambah keliatan," ucap Dion sambil tertawa.

"Kalian tega sama dedek. Dedek nggak suka!" Ucap Yuza merajuk.

"Uluh uluh, jangan ngambek tayang. Ada aku nih di samping kamu. Kita beli es krim aja yuk, biar kamu nggak ngambek lagi," ujar Alfy sambil merangkul Yuza.

"Ayuk ah! Kamu yang bayarin ya," kata Yuza.

"Iya, hayuk berangkat." Mereka berdua beranjak dari kursi.

"Astaghfirullah, mimpi apa gue punya temen gini amat kelakuannya."

"Ck ck ck. Gue jadi curiga. Kalian homo?"

"Udahlah yuk, Sayang. Kita berangkat, nggak usah dengerin bacotan mereka semua."

Sepeninggal mereka berdua, ketiga lelaki itu menatap punggung teman mereka dengan prihatin. Kemudian, mereka saling tatap.

"Temen lo, Yon?" Tanya Hafiz.

"Bukan. Temennya Zaky mungkin."

"Bukan juga. Gue nggak punya temen yang otaknya nggak waras!"

"Iyalah! Temen lo kan cuma gue sama Hafiz."

Zaky menggeleng. "Nggak juga. Kalian soalnya juga nggak waras!"

Dion melotot, lalu mengambil pisau terdekat yang tadi digunakan untuk mengupas mangga. Ia siap menghunusnya ke arah Zaky.

"Aduh, ampunnn. Nggak lagi deh! Suerr," ujar Zaky memohon dengan ekspresi yang dibuat-buat. Jatuhnya malah terlihat menyebalkan. Membuat Dion semakin ingin menuntaskan hasratnya, namun ia masih ingat Allah.

Hafiz menggelengkan kepala melihat tingkah teman-temannya. Kemudian, tiba-tiba ia teringat kejadian tadi sore. Ia bertemu seorang gadis jutek berwajah manis. Membuatnya tersenyum tanpa sadar.

"Kayaknya emang bener temen gue nggak ada yang waras. Tengok tuh, si Hafiz," ujar Zaky.

Dion bergidik ngeri. "Kayaknya Hafiz kemasukan arwahnya Mbak Rositoh deh. Dia pengin godain gue yang ganteng ini, makanya masuk ke tubuh Hafiz."

Kini Zaky yang dibuat ngeri. Ia beranjak dari kursi, lalu mengambil kunci motornya. "Nggak kuat lama-lama gue di sini. Emang yang waras cuma gue!" Katanya lalu meninggalkan mereka berdua.

-------

Jangan lupa comment and kasih vote nya



A I L A🍃 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang