Dua Puluh

63 6 0
                                    


Dan secara tidak langsung dia tidak menyadari bahwa sesuatu yang hilang itu dapat diganti.

Happy Reading

"Eh eh pena gue kenapa lo ambil", ucap Rachel kesal.

"Bentaran doang", jawab Aila pelan.

"Terus gue nulis makek apa?"

"Ehem.Ada apa itu ribut ribut?", itu suara Pak Sobirin. Pagi ini kelas XI IPA 2 sedang melakukan ulangan fisika. Peraturan Pak Sobirin sangat ketat. Noleh dikit disobek kertasnya. Ngomong dikiiit aja disuruh keluar. Dan kertasnya harus dikumpul selesai nggak selesai.

"Pena saya diambil Aila pak", adu Rachel.

"Aila, Rachel kumpulkan lembar jawaban kalian. Setelah itu, keluar dari kelas ini. Cepat!", titah Pak Sobirin.

Rachel gelagapan. Dia baru menjawab lima soal dari sepuluh soal. Itupun dia tidak tahu benar atau salah. Sedangkan Aila tetap santuy karena dia sudah menjawab sembilan soal. Dan ia yakin jawabannya benar semua. Ya walaupun kurang satu soal lagi.

"Hihihi", Grace cekikikan di belakang mereka.

"Kalian denger perintah saya tidak!?"

Mereka berdua cepat-cepat mengumpulkan jawaban mereka. Karena takut kena hukuman lebih berat. Setelah itu, mereka keluar dari kelas.

"Ini semua gara-gara lo", ucap Rachel kesal.

"Ya sorry. Soalnya pena gue tiba-tiba habis. Sedangkan jawaban gue kurang dua lagi", ucap Aila.

Rachel mendengus. Kemudian ia duduk di bangku semen depan kelas.

"Pasrah deh gue dapet nilai kecil dan kena marah nyokap gue", ujarnya.

***

Bel istirahat telah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Aila masih di dalam kelas bersama kedua sahabatnya dan cowok yang akhir-akhir ini berubah sikapnya. Lihat saja sekarang. Biasanya ia memaksa Aila pergi ke kantin bersama dan pulang sekolah bersama. Namun kini ia terlihat seolah tak peduli lagi dengan Aila.

"Dic, lo kenapa sih kok jadi berubah gini", tanya Rachel penasaran. Aila yang juga penasaran pun memasang telinganya supaya bisa mendengar penjelasan dari Dico tetapi ia bersikap seolah tak peduli dengan menyibukkan diri bermain ponselnya.

"Gue nggak berubah", jawabnya.

"Ya kan biasanya lo maksa Aila pulang bareng atau pergi ke kantin bareng tapi sekarang nggak lagi"

"Kalo dia nggak mau ya gue bisa apa", ujarnya.

"Dia bener. Gue juga nggak mau dipaksa-paksa terus", ucap Aila dengan pandangan menatap layar ponsel.

"Gue udah putusin, kalo gue bakal buka hati buat orang yang masih setia nungguin gue", kata Dico sambil melirik ke samping kirinya.

"Ciee ciee. Ada yang seneng banget nih kayaknya", sindir Rachel.

"Tau aja lo", ucap Grace tanpa malu malu.

Aila tersenyum tipis. Ia ikut senang mendengar pernyataan Dico. Dari sekian lamanya Grace menunggu Dico, akhirnya Dico mau membuka hati untuknya.

A I L A🍃 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang