Part 21

4.3K 531 26
                                    

Kecewa sama provider yang kaya ukuran baju. Masa iya 20G hanya bisa di pakai internetan 10 sisanya YouTube? Mana mahal, mana aku tak suka main YouTube. Tethering sama hp anak, dia boros sekali pakaiannya 😭

Happy Reading....

Zidni menghela napas ketika tahu jika Bik Ningsih ternyata bertugas untuk berbelanja dan menyiapkan kebutuhan Zidni selama di apartemennya. Yunus tersenyum puas bisa mengurung Zidni di apartemen dan dia tak usah takut jika Zidni selingkuh.

Selingkuh?

Sedangkan dirinya saja memiliki kekasih, Patricia!

Yunus menatap Zidni yang kini duduk di meja makan sambil menikmati teh.

"Kau tak keberatan?" tanya Yunus dan Zidni menggelengkan kepala.

"Sungguh?"

"Kenapa Zidni mesti marah? Mas suami Zidni jadi Mas berhak. Justru Zidni senang Mas mau menjaga Zidni seperti ini." ucap Zidni sambil tersenyum manis.

"Tapi ini tak adil untukmu?"

"Maksud Mas?"

"Aku memiliki kekasih tapi aku mengekangmu." ucap Yunus hati-hati.

Zidni tersenyum simpul lalu menatap Yunus.

"Zidni menunggu kesadaran Mas Yunus dan jika Zidni harus seperti Mas Yunus untuk berselingkuh, Zidni tak bisa. Wanita itu seperti piring pecah belah Mas, sekali jatuh pecah sedangkan Mas seperti piring kaleng yang jika jatuh tidak rusak. Zidni tak mau merusak diri Zidni." ucap gadis itu membuat hati Yunus tercubit.

"Zidni..."

"Mas jangan khawatir, Insya Allah Zidni akan menjaga aurat Zidni dan tubuh Zidni hanya untuk Mas Yunus, karena Mas suami Zidni yang berhak atas diri Zidni." ucap Zidni lugas membuat Yunus merasa di hargai.

Yunus menyentuh wajah Zidni, dia menatap lekat wajah istrinya dengan lembut.

"Terima kasih Zidni, maaf aku belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Tapi aku akan tetap berusaha." janji Yunus dan Zidni tersenyum bahagia.

"Alhamdulillah.." ucap Zidni.
Dia bersyukur, akhirnya suaminya mau memperjuangkan pernikahannya.

*****

Patricia kesal, sejak pertemuan terakhir mereka Yunus tidak pernah menghubungi Patricia lagi. Yunus seperti menghindar dan tidak pernah ke club lagi.

"Mana pangeran kodokmu, Pat?" ejek Alfa membuat Patricia semakin dongkol.

"Apa maksudmu?"

"Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan istrinya!"

"Jangan mengomporiku, Alfa!"

"Tapi sepertinya benar!" ucap Alfa membuat Patricia semakin kebakaran jenggot.

Patricia melangkah pergi meninggalkan Alfa yang terus mengejeknya. Patricia segera menuju ke apartemen Yunus, dia harus membuktikan jika apa yang Alfa katakan tidak benar.

Patricia segera memasuki apartemen menuju hunian Yunus.

Patricia memencet bel dan berharap Zidni yang membukanya agar dia bisa mendamprat gadis itu karena sudah berani mengusirnya. Yunus adalah miliknya!

"Assalamualaikum!" sapa Zidni ramah membuyarkan lamunan Patricia.

"Mana Yunus?"

"Belum pulang!" jawab Zidni dan Patricia langsung menerobos masuk dan duduk di sofa. Zidni hanya bisa menghela napas panjang.

Gadis kota!

"Heh kamu?"

"Aku?"

"Iya kamu, siapa lagi!"

"Ada apa?"

"Lepaskan Yunus, dia milikku!"

"Zidni tahu mbak kekasih mas Yunus."

"Lantas kenapa kau tidak melepaskan dia?"

"Mas Yunus suamiku mbak, jika Mas yang melepaskanku baru Zidni pergi!" ucap Zidni santai membuat Patricia geram.

"Oh jadi kau merasa lebih tinggi? Kau ini ternyata menyebalkan!" bentak patricia lalu menampar Zidni.

Plak!!

Zidni tertegun, merasakan panas diwajahnya. Ini pertama kalinya Zidni di tampar orang.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau mau membalasku? Ayo balas gadis kampung!" hardik Patricia lalu menarik tangan Zidni.

"Jangan Mbak, lepas!"

"Mbak-mbak, aku bukan mbakmu apa lagi Mbak-mbak dasar pelacur!" ucap Patricia garang membuat Zidni marah.

Atas dasar apa dirinya di sebut pelacur?

"Saya halal bagi Mas Yunus, di sini mbaklah yang pelacur!" sembuh Zidni kesal dan tamparan pun melayang ke wajah Zidni.

Zidni geram, dia marah di tampar tanpa alasan. Zidni pun membalasnya.

Plaaak!!

Zidni menampar Patricia bertepatan dengan Yunus yang baru saja datang.

"Ada apa ini? Zidni kenapa kamu menampar Patricia?" tanya Yunus tak percaya.

"Dia yang menamparku duluan Yunus, dia menyebutku pelacur!" fitnah Patricia membuat Zidni murka.

"Astaghfirullah!" Zidni mencoba  menahan amarah. Setan sedang membujuknya untuk marah dan berbuat nista.

"Kenapa kau berkata seperti itu pada Patricia?"

"Apa?"

"Kau tahu siapa Patricia?"

"Mas Aku..."

"Apa kau merasa suci lantas kau merasa berhak mendakwa jika Patricia itu pelacur?"

"Dia yang menyebut Zidni pelacur Mas karena sudah merebut Mas darinya!" bela Zidni namun Yunus tersenyum sinis.

"Aku tahu siapa Patricia, dia tak mungkin seperti itu!" bela Yunus membuat Patricia di atas awan dan Zidni terluka.

"Mas..."

Plaaak!!

Yunus menampar Zidni.

"Kau bohong padaku, janjimu akan menjadi istri yang baik dan menurut semuanya dusta! Pat ayo kita keluar!" ucap Yunus sambil menarik tangan Patricia keluar.

"Tapi Mas, Zidni tidak salah!" isak Zidni tak rela Yunus pergi bersama perempuan itu.

"Jangan melarangku Zidni!" ucap Yunus memperingati.

"Tapi Mas...."

Brak!!

Pintu ditutup kasar tepat di hadapan Zidni.

"Mas kejam!" isak Zidni pilu.

Ningsih yang melihat pertengkaran majikannya hanya bisa diam, dia tak bisa berbuat banyak karena tak berani ikut campur.

"Aku benci sama Mas!" isak Zidni pilu.

Tbc

Mas Yunus (Tamat) Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang