Mas Yunus (Tamat) Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF ✓

Part 28

Happy reading .....

Yunus memasuki apartemennya dan menemukan Zidni yang tengah menangis di sofa ruang tamu.

"Ni, kamu kenapa?" Yunus menatap Zidni khawatir, dia memeluk tubuh Zidni yang tampak rapuh.

"Mas, benarkah Patricia hamil anak, Mas?"

Pertanyaan Zidni membuat Yunus kesal, Patricia pasti sudah menemui Zidni.

"Dan kamu percaya?"

"Zidni pernah melihat Mas berzina di resort dengan perempuan itu."

Ucapan Zidni terasa menampar wajahnya.

"Aku bermain aman, tidak mungkin Patricia hamil."

"Tapi kenyataannya dia hamil Mas..."

"Tapi belum tentu itu anakku!" Tandas Yunus membuat zidni terdiam.

"Kalau kau tak percaya, Mas akan berbicara dengan Patricia." Yunus segera berjalan menuju keluar pintu namun Zidni menghalanginya.

"Mas...."

"Ada apa lagi?"

"Jangan temui wanita itu, Zidni takut."

Yunus tersenyum senang lalu mengelus pipi istrinya.

"Takut apa?"

"Bagaimana jika wanita itu menjebak Mas dan Mas tak kembali? Astaghfirullah Zidni tak boleh su'udzon. Pokoknya Mas jangan kesana!"

Yunus memeluk tubuh Zidni.

"Baiklah, mas takkan kesana. Tapi Zidni harus percaya sama Mas."

Zidni pun mengangguk cepat, bagaimana pun Yunus suaminya dan dia harus percaya bukan? Biarlah waktu yang menjawab nanti.

"Kau masak apa? Mas lapar!" Wajah Zidni tersentak kaget.

"Maaf Mas, Zidni lupa masak. Biar Zidni masak sekarang." Yunus mencekal tangan Zidni lalu mencium bibirnya sekilas.

"Kita masak bareng." Ucap Yunus membuat hari Zidni bahagia.

Mereka pun memasak bersama. Ningsih yang melihat kemesraan majikannya turun merasa bahagia.

*****

Patricia merasa kesal, Yunus tak mempercayai siapa ayah bayi yang tengah dia kandung. Ya, janin ini memang bukan anak Yunus tapi Alfa.

Patricia hendak memberitahu Alfa tapi lelaki itu sudah melarikan diri ke Paris, Alfa lelaki bebas, dia akan pergi sesuka hatinya tanpa perlu repot memberitahu Patricia. Apa lagi status Patricia hanya selingan saja.

Tapipi bagaimana bisa Alfa  ceroboh? Alfa memang suka mngeluarkan benihnya di luar dan memang pernah beberapa kali Alfa membuangnya di dalam sampai Patricia harus menggigit lengan Alfa agar menyingkir.

Patricia menggeram kesal, dia tak mungkin meminta pertolongan Alfa dan dia tak mungkin juga mengurus bayi sendiri, memiliki anak di luar nikah. Bagaimana padangan keluarganya kelak? Meski kehidupan Patricia bebas tapi image keluarga harus dijaga.

Patricia mendapatkan ide, bagaimana jika dia gugurkan saja? Toh dia memang belum siap punya anak. Patricia pun mencari kontak temannya namun dia mengurungkan niatnya. Bagaimana jika ada yang curiga dia pergi ke rumah sakit dan berkunjung ke dokter kandungan? Atau bagaimana jika ada yang melihatnya?

Patricia mendengkus kesal, dia pun mencoba berselancar di dunia maya, mungkin saja ada dokter online yang bisa dia panggil ke rumah atau janjian di suatu tempat.

Patricia sibuk mencari namun dia malah membaca artikel aborsi, dimana bahaya aborsi adalah pendarahan hebat yang bisa membuat rahimnya di angkat bahkan merenggut nyawanya. Patricia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Ya Tuhan bagaimana ini?" Rutuknya putus asa.

Patricia merebahkan tubuhnya di sofa sambil memejamkan matanya, membayangkan dia mengalami pendarahan, beruntung jika mati sekalian. Tapi bagaimana kalau dia di vonis tak bisa punya anak gara-gara aborsi? Bisa tamat riwayatnya!

Patricia membuka galeri dan melihat fotonya saat di resort milik Yunus. Bagaimana jika dia memberitahu orang tuanya saja? Toh Levan pasti tahu kelakuan anaknya sehingga Yunus di jodohkan. Tak lupa Patricia pun akan mengirim foto dan surat medis ini ke keluarga Zidni agar mereka cepat berpisah.

Patricia tersenyum lebar, dia akan merebut Yunus dan memaksa pria itu untuk bertanggung jawab atas kehamilannya. Seandainya  dia tak berhasil, setidaknya dia sudah menghancurkan rumah tangga Yunus dengan menghasut gadis kampung itu.

Patricia yakin Zidni gadis polos dan baik hati. Dia akan memanfaatkan kepolosan gadis itu untuk mendapatkan Yunus!

Tbc