Part 31

6.1K 614 48
                                    

Sampai kapan sinyal seperti ini 😭
Cape cape ngetik, di save susah dan akhirnya hilang tak tersimpan. Bukan hanya penulis yg terganggu, banyak usaha pada terganggung seperti Olshop, grab, gojek, dll yang menggunakan aplikasi pakai internet. Kasihan mereka mau cari nafkah buat anak istri bagaimana jika usahanya seperti ini. 

Dah ah cape, semoga Jakarta kembali kondusif, yang menang dapat memegang amanah dan yang kalah bisa lebih legowo....

Happy reading.....

Yunus menatap Zidni, dia malu istrinya begitu mempercayainya dan menghormatinya. Mungkin wanita lain pasti akan marah jika tahu ada wanita selingkuhannya hamil, tapi Zidni?

Hatinya begitu suci dan tulus.

"Mas kenapa melamun?" Yunus mengerjapkan matanya lalu tersenyum malu.

"Mas ingin Zidni buatkan sesuatu sebelum tidur?" Yunus menatap Zidni dengan mata berkaca-kaca, dia masih saja memberi perhatian lebih kepada suaminya yang berengsek ini.

"Ni, apa kau tak marah sama Mas?"

"Marah kenapa?"

"Soal Patricia...."

"Zidni percaya sama Mas jadi untuk apa marah?"

"Seandainya bayi itu anak Mas?"

Zidni terdiam sejenak, dia menunduk dan Yunus tahu pasti Zidni merasa sedih. Perempuan itu menghela napas panjang lalu berusaha tersenyum.

"Zidni siap Mas..."

"Siap apa?"

"Zidni siap Mas madu demi anak itu atau Mas boleh ceraikan Zidni."

"Apa?"

"Zidni ikhlas Mas, jodoh, umur, rejeki itu Allah yang mengatur. Andai Mas menceraikan Zidni seperti apa yang memang sudah Mas rencanakan dari awal pernikahan kita. Zidni ikhlas apa lagi ada bayi yang tak berdosa yang membutuhkan ayahnya."

"Ni..."

"Andai Mas duakan Zidni pun, Zidni ikhlas Mas. Hanya saja Zidni minta Mas adil."

"Jika Mas tak bisa adil?" Zidni tersenyum pahit lalu mengusap rahang Yunus.

"Mas harus ceraikan Zidni."

"Kenapa?"

"Karena Patricia sedang mengandung anak Mas..."

Zidni menarik tangannya lalu menunduk sedih.

"Aku takkan pernah menceraikanmu Ni karena anak itu memang bukan anakku!" Yunus memeluk Zidni, ya dia sangat yakin jika Patricia hamil bukan karena dirinya. Yunus selalu menggunakan pengaman dengan baik.

"Mas mau makan buah?" Tawar Zidni membuat Yunus terkekeh dan meremas payudara Zidni.

"Ya buah ini yang aku mau!"

Wajah Zidni merona dengan perlakuan mesum Yunus.

"Mas...."

Yunus membungkam bibir istrinya dengan lembut.

"Aku mencintaimu,Ni. Sangat mencintaimu." Bisik Yunus membuat hati Zidni berbunga-bunga.

*****

Seminggu berlalu, Patricia menatap dua pil penggugur kandungan yang diberikan oleh Alfa.

"Langsung minum, beberapa menit langsung keluar."

Patricia menatap Alfa, meski wajahnya tampan tapi hatinya Sama seperti iblis.

"Apa kau tega?"

"Aku tak mau bermasalah ya, jadi turuti perkataanku. Biaya rumah sakit aku yang tanggung. Awas kalau kau membohongiku. " Alfa berjalan meninggalkan Patricia yang masih tampak kebingungan.

Bagi Alfa anak di luar nikah memang akan jadi masalah apa lagi jika bayi itu terlahir dari rahim wanita seperti Patricia. Terkadang Patricia merasa dirinya begitu buruk, rela di tiduri oleh banyak lelaki demi uang. Namun kebutuhan sosialitanyalah yang membuatnya rela seperti ini.

Patricia tak mau hidup miskin dan serba kekurangan. Patricia ingin hidup mewah dengan segala fasilitas yang serba wah.

Patricia memejamkan matanya, apa yang harus dia lakukan? Sekelebat ide muncul. Ya dia harus melakukannya agar momen ini tidak sia-sia. Patricia akan kehilangan bayinya tanpa harus di salahkan dan di cerca Yunus beserta keluarganya.

Keesokan harinya Patricia datang ke rumah Anwari karena Patricia baru tahu jika mereka berada di sana sampai bisa di lakukan tes DNA terhadap dirinya.

Patricia sudah merencanakan dengan matang, meski Alfa tak menyetujui niat jahatnya namun pria itu memilih menurut daripada dia tak mau menggugurkan janinnya dan menjadi asaalh buat Alfa.

"Bik, ada Zidni?" Tanya Patricia pada Ningsih

"sebentar Non, saya panggilkan."

Ningsih pun segera ke kamar untuk menemui Zidni. Tak lama perempuan yang di nantinya muncul.

"Mbak Patricia? Mas Yunus sudah pergi ke kantor."

"Aku tahu, aku hanya ingin menemuimu."

"Ada apa, Mbak?" Tanya Zidni dan tak lama Ningsih datang membawa dua gelas air lalu kembali ke dapur. Patricia pura pura menyentuh keningnya.

"Sakit kepalaku kumat!" Patricia membawa obat penggugur kandungan dan langsung meminumnya. Zidni yang melihat hal itu hanya terdiam memperhatikan Patricia tanpa rasa curiga.

"Bersiaplah kau di cerai oleh Yunus."

"Apa?"

"Anak ini anak Yunus, asal kau tahu saja!"

"Kami sudah membicarakan hal itu. Mbak Patricia tak usah hawatir."

"Tentu, yang harus hawatir disini adalah kau!"

"Aku?"

"Ya kau, kwrena kamulah yang harus menyingkir dari kehidupan aku dan Yunus!"Patricia mulai merasakan mulas, di perutnya.

"Ni..." Panggil Fatma yang datang dari arah taman belakang. Ini kesempatan emas, Patricia pun pura pura terjatuh membuat Zidni terkejut.

"Kenapa kau lakukan ini Zidni, akh..." Teriak Patricia membuat Fatma terkejut dan  segera berlari ke arah mereka.

"ada apa ini?"

"Aku...."

"Zidni mendorongku, Tante.. aakh...." Ringgis patricia.

Alfa memang hebat, obat ini bereaksi dengan cepat. Ini pasti obat mahal karena Patricia langsung mengalami pendarahan yang hebat.

"Patricia!" Farma tampak panik melihat darah yang membasahi lantai.

"Mbak Patricia..." Zidni berusaha membantu namun wanita itu menolak.

"Jangan mendekat, dasar pembunuh!" Jerit Patricia histeris membuat zidni bingung.

"Ni, nanti kita bicara. Tolong minta bik Ningsih untuk menelepon ambulans." Zidni mengangguk cepat lalu pergi ke dapur dan meminta Ningsih menelepon ambulans.

Zidni tertegun melihat Fatma yang begitu hawatir dengan kondisi Patricia.

"Apa yang kau lakukan padanya Ni?"

"Aku tidak melakukan apa apa Bu..."

"Dia bohong, dia mendorongku..." Isak Patricia membuat Zidni bingung.

Kenapa Patricia memfitnahnya?


Tbc

Aku mulai up malam ya, karena ada scene yang bisa membuat kalian berpikiran uh oh ah 😂

So mau di perjelas atau selewat-selewat aja enaenanya?

Komen terbanyak yang dikabulkan 😘

Thanks for reading....

Mas Yunus (Tamat) Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang