Part 2

4.4K 395 10
                                    

Happy Reading....

Levan menatap sahabatnya Rusdi, tak banyak yang berubah dari sahabatnya itu, dia tetap ramah dan bersahaja. Lev melihat Zidni yang tampak sedang menyiapkan sesuatu.

"Dia anakmu?"

"Iya, anak gadis satu-satunya."

"Sudah menikah?"

"Belum."

"Oh pasti masih sekolah."

"Zidni lulusan pesantren dan dia baru berusia enam belas tahun." ucap Rusdi.

"Aku menyukai anakmu." ucap Levan jujur membuat Rusdi senang.

"Aku berharap anakku mendapatkan suami yang soleh, yang mampu membawanya ke pintu Syurga."

"Aku juga memiliki harapan yang sama pada Yunus, untuk mendapatkan istri yang solehah. Yunus sedikit terbawa oleh kehidupan kota jadi dia perlu istri solehan yang mampu menyadarkannya."

"Yunus anak yang baik!"

"Dia memang anak yang baik, apa kau tak keberatan jika kita menjodohkannya?"

"Apa?"

"Aku menyukai Zidni!"

"Alhamdulilah, dengan senang hati Lev, aku akan senang sekali." ucap Rusdi tulus membuat Levan tenang.

"Tapi..."

"Kenapa?"

"Aku ingin mereka berta'aruf!"

"Aku juga ingin seperti itu, aku ingin secepatnya Yunus menikah dan memberikan cucu!" ucap Levan membuat Rusdi tertawa senang.

"Pulang dari sini kami akan mengurus administrasi untuk pernikahan mereka. Insya Allah bulan depan kami kemari lagi untuk melamar anakmu." ucap Levan.

"Apa Yunus akan setuju?"

"Dia akan setuju, bagaimana dengan anak gadismu?"

"Dia akan patuh pada orangtua." ucap Rusdi lalu mereka pun tertawa bahagia. Akhirnya mereka bisa menemukan jodoh untuk anaknya.

"Bapak, makanan sudah siap!" ucap Zidni.

"Baiklah, kita ke ruang makan Lev. Zidni panggilan Mas Yunus untuk makan." titah Rusdi dan Zidni mengangguk patuh.

Zidni sebenarnya malas menemui Yunus, lelaki kota yang angkuh dan ketus.

"Hei, kata Bapak makan." ucap Zidni pelan membuat Yunus memalingkan wajah ke arah Zidni.

"Hei?"

"Ka.. kau tak mau aku panggil Mas kan?" ucap Zidni terbata.

"Kau lulusan mana?"

"Pesantren!"

"Berapa usiamu?"

"Apa?"

"Usia!"

"Enam belas?" ucap Zidni mulai kesal.

"Memang orang kampung itu tak tahu sopan santun!"

"Apa? Kau sendiri bukan yang tak mau aku panggil Mas?"

"Kau..."

"Maaf Mas Yunus bukan maksud Zidni untuk bersikap tak sopan sama Mas." ucap Zidni membuat Yunus tambah dongkol.

Mas-mas terus!!

"Ya sudah terserah kamu!" ucap Yunus ketus lalu masuk ke dalam rumah. Zidni hanya bisa mengelus dada.

******

Levan tampak bahagia menikmati masakan Zidni, masakan khas desa yang tak bisa dia nikmati di kota dan hal itu mengingatkannya pada masa masa kecilnya dulu.

"Anakmu pandai memasak!"

"Tentu saja, aku mendidik Zidni agar bisa menjadi istri solehah yang bisa merawat suaminya kelak!" ucap Rusdi membuat wajah Zidni merona, berbeda dengan Yunus yang merasa jijik melihat Zidni yang tersipu malu.

Tampak murahan dan di buat-buat!

"Dia cantik kan Yunus?" ucap Levan dan Yunus hanya tersenyum tipis lalu mendengkus kesal.

"Kau suka masakannya?" tanya Sulastri.

"Iya bu!" ucap Yunus datar, ya masakan Zidni memang enak, sederhana tapi pas di lidah.

"Tuh Ni, Mas Yunus suka masakanmu!" goda Sulastri dan Zidni hanya bisa tersenyum kecut, apa lagi melihat tatapan tak suka dari Yunus.

"Nanti jika kau ke Jakarta, kau memasak untuk Ayah!" ucap Levan.

"Insya Allah Pak!" ucap Zidni.

Selesai makan mereka pun menikmati pemandangan desa, Yunus tengah asik mendengarkan musik dari ponselnya menggunakan headset. Sementara Zidni membereskan bekas makan mereka.

"Zidni, selesai itu suguhkan teh untuk Mas Yunus." titah Sulastri dan Zidni tersenyum tipis.

"Astaghfirullah cobaan apa lagi ini?" ucap Zidni dalam hati, kenapa dia harus mendekati pria berhati es itu?

Zidni menyiapkan teh dan kudapan lalu memberikannya pada Yunus.

"Mas, ini tehnya." ucap Zidni namun Yunus mengacuhkannya.

Zidni menunduk lalu pergi meninggalkan pria angkuh itu. Zidni berharap orang tuanya tidak terus mencoba mendekatkannya dengan pria es itu.

Tbc

Maaf ya jika kurang maksimal. Sebenarnya isinya tidak seperti ini. Hanya saja aku terpaksa ngetik ulang karena entah kenapa hasil ketikanku tidak tersimpan dan aku cari di riwayat pun tak ada.

Aku harap kalian tetap senang membacanya, vote dan komennya ya.

Thanks for reading....

Mas Yunus (Tamat) Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang