Part 27

4.8K 524 13
                                    


Happy Reading....


Yunus tersenyum bahagia, pekerjaannya terasa ringan jika hatinya sedang bahagia. Ini semua karena Zidni sang mentari paginya. Perempuan yang kini menguasai hati dan pikirannya.

Ya Zidni memang sudah memporak porandakan hatinya. Lamunan Yunus terhenti ketika Patricia datang menerobos masuk ke ruangannya.

"Maaf pak Yunus, Nona ini memaksa."

"Tidak apa." Ucap Yunus dan sekretarisnya pun mengangguk lalu keluar ruangan.

"Yunus..."

"Ada apa kau kemari lagi?"

"Aku harus berbicara denganmu, ini penting!"

"Aku tak tertarik!"

"Tapi ini..."

"Keluar Pat!"

"Aku hamil, hamil anakmu!"

"Apa? Itu tak mungkin!"

"Ini buktinya!" Patricia menyodorkan surat medisnya dan Yunus pun membacanya.

"Ini pasti benihnya Alfa!"

"Aku baru kemarin bertemu dengan Alfa!"

"Bohong!"

"Aku bersumpah Yunus, demi Bayi ini dan lihat. Aku sudah  mengandung dua belas Minggu!" Tubuh Yunus melemah.

Tak mungkin Patricia mengandung anaknya, bukannya mereka selalu menggunakan pengaman dalam berhubungan badan? Yunus pun kalau tak mengenakan kondom dia selalu membuangnya di luar.

"Kau tidak mungkin hamil anakku jadi keluar dari ruangan ini segera!" Usir Yunus membuat Patricia berang

"Kau tak bisa begitu saja lepas dari tanggung jawabmu Yunus Anwari!" Pekik Patricia lalu keluar dari ruangan Yunus.

Tentu saja Patricia tak mau kehilangan aset berharganya. Dia takkan menyerah apa lagi sekarang Alfa sudah bosan kepadanya.

Alfa memang jauh dari Yunus, selain permainan ranjangnya yang kasar, Alfa baik jika ada butuhnya. Sedangkan yunus, dia selalu ada dimana Patricia butuh.

Patricia melajukan mobilnya menuju apartemen Yunus, dia harus menemui seseorang yang bisa membuat hidupnya kembali beruntung.

*****

Hidup Zidni terasa seperti di surga, suaminya berubah baik dan sempurna. Yunus memanjakannya, memperlakukannya jauh lebih baik dari pertama kali mereka menikah.

Zidni merasa sudah menjadi wanita sempurna, tinggal momongan yang belum mereka miliki untuk menambah kesempurnaan itu. Apa Yunus akan senang jika dirinya hamil? Karena selama ini Yunus belum pernah membahas tentang anak dengannya.

Tapi dengan kemajuan seperti ini saja Zidni sudah sangat bahagia, soal anak biar Allah yang memberi karena bukanlah anak adalah rejeki dari Allah?

Bel pintu berbunyi, Zidni menatap jam yang masih menunjukan pukul dua siang. Apa Yunus pulang awal? Karena biasanya tak ada tamu yang berkunjung. Zidni membuka pintu dan terkejut melihat Patricia berada di hadapannya.

"Zidni...."

"Kau?"

"Boleh aku masuk?"

"Silahkan, Mbak." Zidni pun membiarkan Patricia masuk.

Zidni merasa heran dengan tingkah Patricia yang biasanya kasar dan arogan. Kini perempuan itu tampak pendiam dan lembut.

"Aku ingin bicara sesuatu denganmu."

"Tentang apa?"

Patricia memberikan amplop yang tertera nama rumah sakit yang cukup terkenal.

"Bukalah."

Zidni pun dengan ragu membuka amplop itu dan membaca isinya. Wajah Zidni memucat, dia tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Kau hamil, Mbak?"

"Ya anak Yunus."

"Apa?"

Zidni terdiam, kenapa dia ragu mengetahui Patricia hamil anak suaminya? Bukannya dulu dia pernah memergoki mereka berzina di resort? Hati Zidni terasa sakit mengingat hal itu, namun dia mencoba menutupi rasa sakit itu.

"Jadi apa mau Mbak?"

"Yunus tidak mau bertanggung jawab jadi, aku mohon tolong aku untuk membuat Yunus bertanggung jawab. Aku tak mungkin melahirkan bayi ini seorang diri!" Isak Patricia membuat tubuh Zidni melemah.

"Apa aku harus menggugurkan bayi ini?"

"Jangan Mbak, itu dosa!"

"Jadi tolong aku Zidni, tolong bujuk Yunus agar mau bertanggung jawab!"

"Tapi Mbak..."

"Aku mohon!"

Zidni hanya bisa mengangguk pelan, tak terasa air matanya menetes membasahi pipinya.

Ya Allah cobaan apa lagi ini?

Tbc

Mas Yunus (Tamat) Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang