Part 25

4.8K 625 65
                                    

Karena sinyal yang jelek, susah banget buka wattpad... Baru normal jam segini 😪

Happy reading....


Patricia berjalan tergesa-gesa menuju apartemennya, setelah percintaan panas dengan Alfa sampai pagi membuat tubuhnya terasa sakit dan lengket. Patricia harus segera  membersihkan tubuhnya dan merencanakan sesuatu.

Yunus pasti semalam mencarinya dan Patricia juga sudah melihat puluhan pesan dan  Miss call dari lelaki itu di ponselnya.

Patricia memencet tombol lift menuju apartemennya dan bergegas memasuki kotak raksasa itu. Patricia merasa pusing karena pengaruh alkohol dan bingung merancang kata kata agar Yunus tak curiga nantinya. Pintu lift terbuka, Patricia segera keluar dari lift. Namun langkahnya terhenti saat melihat Yunus sedang memandangnya dengan tatapan tak terbaca.

"Yu... Yunus?"

"Kau habis darimana jalang?"

"Kau?"

"Buka pintu apartemennya!" Patricia pun menurut, dia tak mau teriakan Yunus membuat heboh seisi penghuni apartemennya.

Yunus menarik tubuh patricia lalu merobek pakaiannya. Banyak kiss Mark bersarang di tubuh mulusnya.

"Jadi semalam si Alfa itu sudah memuaskanmu, huh?"

"Kau..."

"Tentu saja aku sudah tahu dengan kelakuan jalangmu!"

"Yunus, aku..."

"Aku membencimu Patricia dan jangan pernah tunjukkan lagi wajahmu di hadapanku untuk selamanya!" Yunus pun bergegas meninggalkan Patricia yang tampak shock.

Tak lama gadis itu pun meraung-raung, meratapi kepergian tambang emasnya. Patricia kesal, Alfa harus membayar semua ini, karena gara-gara pria itu dia kehilangan Yunus.

*****

Yunus mengurung diri di kantornya, dia berpikir dan terus berpikir. Apa yang harus dia lakukan? Apa Yunus berusaha menerima Zidni sebagai istrinya saja? Tapi apa Zidni mau? Apa lagi Yunus sudah memperlakukannya dengan kasar.

Yunus memejamkan matanya, dia sendiri belum tahu bagaimana perasaannya pada Zidni. Tak etis juga setelah di hianati Patricia lantas dia menerima Zidni.

Yunus tak mau rasa bencinya pada Patricia dia lampiaskan kepada Zidni. Ya Allah ini sungguh memusingkan.

Tak terasa hari menjelang malam dan Yunus menghabiskan waktunya hanya dengan melamun.  Yunus segera bersiap, dia harus pulang. Mungkin dengan berbicara dengan Zidni dia bisa menemukan jalan keluarnya.

Namun Yunus terkejut saat melihat satu tas besar sudah bertengger rapih di depan pintu kamar Zidni. Apa dia akan pergi?

Yunus tak bisa membayangkan jika rumah ini menjadi sepi tanpa kehadiran Zidni.

Yunus segera memasuki kamar Zidni dan gadis itu tampak sedang merapihkan lemarinya.

"Kau mau kemana?"

"Mas, kau sudah pulang?"

"Kau mau kemana?"

Zidni tersenyum lembut lalu mendekati Yunus.

"Mas, aku mau minta ijin, aku mau pulang kampung."

"Siapa yang sakit?"

"Tak ada, aku cuma..."

"Tidak, aku tidak mengijinkanmu pergi."

"Tapi Mas untuk apa kau menahanku di sini? Mas, aku..."

Yunus memeluk tubuh zidni dengan erat.

"Jangan tinggalkan aku Ni!"

Zidni hanya bisa terdiam, apa yang harus dia lakukan? Zidni tak betah dan dia tak mau berada di tempat dimana dia tidak di inginkan. Apa lagi Yunus sudah menjebol keperawanannya dan melukai perasaan Zidni. Mengingat hal itu Zidni mengepalkan tangannya, matanya mulai berkaca-kaca.

"Kau tak pernah menganggapku sebagai istrimu Mas..."

"Aku akan belajar menganggapmu istriku dan Ni, tolong beri aku kesempatan. Aku mohon!" Pinta Yunus membuat Zidni terkejut.

"Apa?"

"Aku ingin menjadi suamimu yang baik."

"Mas, kau tak salah makan?"

"Apa?"

"Mas mabuk?"

"Maksudmu?"

"Mas sepertinya melantur!"

"Apa aku tampak seperti itu?" Tanya Yunus tak suka, harga dirinya serasa diinjak-injak oleh gadis kampung itu.

" Mas..."

"Jadi kau menganggap aku ini melantur? Berhalusinasi karena salah makan dan mabuk?"

"Bu...Bukan begitu!"

"Ya Zidni kau benar, aku memang sedang mabuk!" Ucap Yunus membuat zidni ketakutan.

"Mas..."

Gadis itu mundur dan Yunus langsung menarik tubuh Zidni ke atas ranjang dan menindihnya.

"Mas...."

"Mas...Mas..Mas... apa kau tak bisa mengatakan hal yang lain?"

"Mas kau mabuk?"

Yunus menggeram kesal, kenapa bukan kata romantis yang keluar dari mulut istrinya tapi malah tudingan bahwa dia mabuk?

"Ya Zidni, aku mabuk. aku mabuk karena dirimu!" Ucap Yunus sambil mencium Zidni dengan lembut dan gadis itu hanya bisa terdiam.

Zidni shock dengan perkataan Yunus dan ciuman panas dan lembut yang diberikan Suaminya. Kenapa Yunus bisa mabuk karena dirinya?

Tbc

Aku mau kalian jujur, apa yang kalian suka dari ceritaku?

Bagian enaena

Atau

Murni isi ceritanya?

Thanks for reading.....

Mas Yunus (Tamat) Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang