Part 29

4.4K 533 19
                                    

Happy reading.....



Yunus menatap kecantikan istrinya, meski tiap hari menggauli Zidni. Yunus tak pernah merasa puas, berbeda ketika dia bersama Patricia. Yunus hanya memerlukannya jika tubuhnya meminta hasrat biologisnya terpenuhi.

Benar kata Levan dan sandra, menikah itu sangat indah, nikmat dan bahagia.

"Mas... Mas kenapa?" Zidni membuyarkan lamunannya.

"Eh... Tidak apa apa, aku hanya senang."

"Senang?"

"Ternyata aku sangat beruntung memiliki isteri yang cantik dan Solehah sepertimu."

Wajah Zidni merona mendapat pujian dari suaminya.

"Mas ini..."

"Ni..."

"Ya Mas?"

Yunus menggenggam jemari istrinya lalu mengecupnya dengan lembut.

"Maaf..."

"Maaf untuk apa Mas?"

"Aku janji tak akan menyia-nyiakan kamu lagi sayang..."

Janji Yunus bersungguh-sungguh. Zidni tersenyum bahagia.

"Iya Mas, Zidni juga akan berusaha menjadi istri yang baik untuk mas."

"Zidni sudah  jadi istri Mas yang sangat baik."

Yunus mencium bibir Zidni dengan lembut, perempuan itu membalas ciuman suaminya dengan perlahan membuat Yunus semakin bernafsu dan melumat kasar bibir istrinya.

"Mas...." Desah Zidni di sela sela ciumannya.

"Kita jima sayang...." Bisik Yunus dan mereka pun bercinta.

SKIP....

*****

Zidni mengerjapkan matanya, dia mendengar suara ponsel Yunus yang bergetar. Zidni melihat ponsel yang terletak diatas makasih lalu terkejut.

"Mas, Ayah telepon!" Yunus yang masih mengantuk malah menarik tubuh Zidni ke pelukannya.

"Mas..."

"Nanti saja aku telepon balik!" Zidni pun mengalah dan membiarkan Yunus memeluknya.

"Memang ini jam berapa?"

"Sebentar lagi magrib, Mas." Yunus pun segera mengambil ponselnya dan ponsel itu kembali bergetar.

"Assalamualaikum..."

"....."

"Ada apa?"

"......"

"Baiklah Yunus ke sana habis shalat magrib."

"......"

"Wa'alaikum salam." Yunus pun mengernyitkan keningnya.

"Ada apa Mas?"

"Entahlah, ayah menyuruhku ke rumah secepatnya."

"Zidni ikut."

"Tentu sayang, kau  ikut." Ucap Yunus sambil mengecup bibir Zidni membuat wajah perempuan itu merona.

"Sebaiknya kita bersihkan tubuh dulu Mas, setelah itu sholat, lalu berangkat."

"Baiklah, istriku sayang."

Yunus menggendong Zidni ke ke kamar mandi dan Zidni hanya bisa menjerit senang.

*****

Rusdi terkejut ketika mendapatkan amplop berisi foto mesra Yunus bersama wanita blasteran yang berpakaian minim dan surat medis mengenai kehamilan Patricia. Di surat itu tertulis jika ayah sang bayi bernama Yunus Anwari.

"Ada apa pak?"

Rusdi pun memberikan isi amplop itu kepada istrinya. Sulastri pun tampak terkejut,

"astaghfirullah pak, bagaimana ini? Anak kita!"

"Jangan su'udzon dulu, ini belum tentu benar."

"Tapi pak, foto ini...."

"Daripada menerka-nerka tak jelas, lebih baik kita ke Jakarta dan temui Yunus langsung."

Rusdi menghela nafas lelah dan Sulastri pun segera mengemasi pakaian mereka, dia tak mau berlama-lama menunggu jawaban dari menantunya.

Jika terbukti Yunus bersalah, Sulastri akan menjauhkan anaknya dari lelaki bajingan. Seperti yunus, Dia tak peduli meski Yunus seorang Anwari.

Keesokan harinya mereka langsung menuju Jakarta dan datang ke kediaman Levan. Mereka sempat terjebak macet dan tersesat hingga datang ke rumah Anwari melewati Magrib.

"Pak apa benar ini kediaman pak Levan?"

"Iya benar, ini alamatnya." Rusdi memperlihatkan kertas Kumal yang sedari tadi dia genggam. Mereka pun di persilahkan masuk oleh satpam rumah dan segera berjalan menuju teras rumah.

Namun mereka tertegun ketika mendengar pertengkaran Yunus dengan Levan.

"Ini fitnah, aku tak pernah menghamili wanita ini!" Yunus menunjuk ke arah wanita blasteran yang tampak sedang menangis.

Rusdi tahu wnaita itu yang ada di foto dan dia pasti Patricia.

"Assalamualaikum..." Sapa Rusdi membuat Levan, Fatma, Yunus dan Zidni terkejut.

Berbeda dengan Patricia yang tampak senang.

"Wa..Wa'alaikum salam. bapak, Emak?" Zidni segera menyalimi kedua orang tuanya, Yunus pun hendak menyalimi mereka namun Sulastri langsung menolak.

"Aku tak mau di sentuh oleh lelaki yang sudah tega mengkhianati pernikahan anak kami." Tubuh Yunus menegang, dia menatap tak percaya kepada Sulastri.

Bagaimana mereka bisa tahu?


Tbc

Mas Yunus (Tamat) Sudah Tersedia Dalam Bentuk PDF ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang