2

132 74 48
                                    


"Assalamu'alaikum anak-anak, selamat pagi," sapa Bu Riri.

"Waalaikumsalam, pagi bu," jawab siswa siswi dengan malas karena Bu Riri mengajar Matematika, pelajaran yang membuat siswa pusing tujuh keliling.

"Ibu bawa teman baru, dia baru pindah dari Jakarta, ayo perkenalkan dirimu," ucap Bu Riri.

"Assalamu'alaikum ... namaku Ranvi Elano Pratama. Panggil aja Ranvi, saya pindahan dari Jakarta. Mohon bimbingannya ya teman-teman."

"Waalaikumsalam salam. iya," jawab kami  bersama.

'Kenapa aku merasa kenal dengan Ranvi ya, padahal aku kan gak pernah punya teman yang namanya Ranvi,  dan wajahnya juga sepertinya tidak asing buatku, au ah pusing,'  batin Rishi.

'Weits, ganteng banget dah'

'Kyaaaa hidungnya, mancung banget!'

'Boleh daftar jadi pacarnya gak ya?!'

'Kaya orang India cuy!'
Begitulah Kira-kira tanggapan teman sekelasku saat melihat Ranvi.

"Baiklah anak-anak, harap tenang! Nah Ranvi kamu duduk di sebelah sana dengan Awan, Awan tunjuk atap," ucap bu Riri sambil mengarahkan Ranvi ke tempat duduknya.

'Aku sih biasa aja dengan Ranvi, Gantengan juga kakakku,' batin Rishi.

Setelah itu,pelajaran pun dimulai. Hampir semua siswa siswi disini tidak menyukai pelajaran matematika kecuali aku dan para sahabat ku. Setelah dua jam pelajaran Bel pun berbunyi yang menunjukkan waktunya istirahat.

"Baiklah anak-anak sampai disini dulu pelajaran ibu, dilanjutkan besok dan jangan lupa kerjakan pr, assalamualaikum," pamit Bu Riri.

"Waalaikumsalam" jawab kami semua.

"Sya, Lun, Rik, yuk kantin!" tanyaku kepada ketiga sahabatku.

"Bentar Shi, lagi beresin buku nih," jawab Rika yang duduknya dibelakangku.

"Hai, gue boleh ikut ke kantin gak?" tanya Ranvi kepadaku.

Ya memang Ranvi duduk dengan Awan dan di sampingnya ada aku.

"Ehhh ... emmm ... kam-" jawab Aku, belum sempat aku menyelesaikan kalimatku sudah dipotong Luna.

"Boleh, boleh banget malah," ucap Luna.

"Lun, kamu nih, jangan langsung dibolehin!" bisikku pada Luna.

"Memangnya kenapa Syi?" tanya Luna dengan suara berbisik

"Nanti kalo FansRanvi tau kita ke kantin bareng dia, bisa-bisa diserang kita," jawabku

"Gak usah takut Syi, tenang aja nanti kita lawan." Luna menenangkan ku.

"Eh, kalian ngomongin apa bisik-bisik, ayo tadi katanya mau ke kantin," ucap Visya sambil menggandeng tanganku.

"Ehh, gak ngomong apa- apa kok," jawabku sambil menggaruk kepalaku yang tidak terasa gatal.

"Lets go!" kata Rika

Kami pun jalan berlima, Ranvi dibelakang kami (berasa punya bodyguard). Kami mendengar banyak siswa-siswi yang berbisik saat melihat kami jalan dengan Ranvi.

'Kyaaa, Ranvi ganteng banget!'

'Itu, anak baru yang dikelas Ak ya?!'
Ak singkatan dari akuntansi

'Imut!!'

'Orang India ya'

Ranvi ngapain bareng Rishi dkk'

Kami yang mendengarnya pun masa bodo.

Author pov

Sedangkan ditempat lain ada orang yang melihat mereka sambil bergumam sesuatu sambil tersenyum licik.
"Tunggu pembalasan gue!!!"

Kantin
Suasana kantin ramai dan riuh, Rishi dkk pun mencari cari meja yang kosong tetapi semua meja penuh.

"Dek, sini! Gabung, masih muat mejanya buat lo rang."
Ya itu suara Rishab dia sedang menunggu pesanannya dan duduk bersama gengnya, yaitu Fadli dan Galang.

"Eh, kita gabung sama bagiannya kakakku yuk," ajak Rishi kepada temannya.

"Iya, daripada gak dapet meja" jawab Rika.

Mereka pun menuju ke meja yang ditempati Rishab dkk. Rishi duduk di depan Rishab.

Rishi pov

"Shi, itu sapa?" tanya kak Galang kepada ku yang bingung dengan adanya Ranvi disampingku. 

"Ini Ranvi kak, anak baru di kelasku dia pindahan dari Jakarta" balas ku.

"Ranvi, ini kak Rishab kakak ku, ini kak Galang dan ini kak Fadli sahabat kakakku," Aku pun memperkenalkan mereka satu persatu.

"Ranvi," sapa Ranvi yang memperkenalkan dirinya dengan mengulurkan tangannya kepada para kakak.

"Rishab."

"Galang."

"Fadli."

Jawab para kakak, sambil membalas uluran tangan Ranvi.

"Lun, cepet gih pesen makanan kaya biasa, hari inikan jadwal nya kamu yang pesenin," ucap Visya.

"Iya,  bentar," jawab Luna dan langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Shi, lo kok tambah cantik aja sih!" Gombal kak Galang. Ya memang begitu sifat kak Galang sering gombalin orang, aku yang digombalin hanya tersenyum kaku.

"Eh, lo jangan gombalin adek gue! Gue tampol lo!" ancam kak Rishab kepada kak Galang.

Kak Rishab memang begitu gak suka kalo aku digombalin orang, katanya takut akunya baper. Padahal akunya biasa aja, sok tahu!

"Dek, lo nanti pulang sendiri ya? gue mau kerja kelompok sama dua curut nih," kata kak Rishab sambil menunjukkan kearah sahabatnya.

"Iya, kak" jawabku lesu.

"Lo ngomongin gue curut, trus lo apanya curut? Mbah nya curut? Atau rajanya curut! Orang ganteng gini dibilang curut!" ucap kak Galang dengan PD nya.

"Ganteng kalo dilihat dari ujung monas pake sedotan!" jawab kak Rishab.

Kami yang mendengarnya pun tertawa kecuali kak Galang.

"Eh, jangan ketawa mulu pesenan nya udah dateng tuh," kata Visya.

TBC

____
Jangan lupa vote💕

RISHITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang