3

114 72 39
                                    

   Setelah makanan datang kami pun langsung makan dengan lahap dan terkadang kami tertawa dengan lelucon yang dibuat kak Galang.

Setelah selesai makan aku dan para sahabatku pun pamit dengan para kakak.

"Kak, kita rang ke kelas ya, dah mau masuk nih," kata ku.

"Iya," jawab kak Rishab.

"Shi, TITI DJ. Kalo kesandung semut telfon abang ya?" Gombal kak Gilang sambil mengedipkan matanya,  dan dibalas pukulan oleh kak Rishab.

Aku pun hanya tersenyum mendengarnya.

"Eh, TITI DJ tuh apa ya'? " Tanya kak Fadli.

"Tiati DiJalan! Kudet banget dah lu dli," kata kak Galang sambil menoyor kepala kak Fadli.
Kak Fadli yang ditoyor hanya pasrah dengan wajah polos.

Aku senang jika kumpul bareng dengan sahabat nya kak Rishab karena mereka lucu dengan lelucon nya, kadang suka konyol juga.

***

Sudah 20 menit sejak Bel masuk tetapi guru yang mengajar kami belum masuk kelas juga.

"Woi, pak Darwin gk masuk nih! gak ada tugas, jadi jamkos," kata Awan sang ketua kelas.

Semua siswa yang mendengarnya pun bersorak girang.

"Wan, bener gak ada tugas?" tanyaku pada Awan.

"Iya, lo gak percayaan banget sih sama gue," dengus Awan.

"Eh, wajarlah Rishi gak percaya sama lo, rang lo tukang ngibul!" ucap Luna.

"Serah deh, gue mau mabar sama yang lain!" balas Awan dengan kesal.
(Mabar = main bareng game online).

Jika pada waktu jamkos, semua siswa melakukan kegiatan yang ia inginkan. Ada yang bergosip, ada yang tidur, ada yang mabar, ada yang bernyanyi dan memukul meja sebagai gendang, sedangkan aku dan para sahabatku hanya mengobrol ria.

"Nanti pulang sekolah ke toko buku yuk, mau beli novel nih," kataku

"Iya, aku juga mau beli buku pelajaran buat belajar. Besok kan ada ulangan harian." ucap Rika

"Alah sok belajar, biasanya aja lo nyontek," ucap Luna sembari memainkan ponselnya.

"Ihh, gak ya. Gak nyontek!" jawab Rika.

"Iya, gak salah lagi," ucap Visya

"Huhhh" Dengus Rika.
Kami yang melihat kelakuan Rika hanya tertawa.

"Boleh ikut gabung?!"
Kami yang mendengarnya pun menoleh dan mendapati Ranvi.

"Em, boleh kok," ucap Rika

"Ranvi. boleh tanya?" ucap Visya

"Tanya apa?" ucap Ranvi

" Kamu tuh orang India ya? " tanya Visya

"Eh,  iya papah orang India."

"Owh, pantesan hidung kamu mancung," ucap Luna

"Shi, bukannya almarhumah ibu kamu juga orang India ya?" kata Rika

"Hmm, iya," jawabku

"Kalian cocok nih Sama-sama ada keturunan India nya," kata Luna

"Apaan sih," jawab ku.

Tiba-tiba pipi ku terasanya panas, mungkin sekarang pipi ku merah seperti kepiting rebus.

"Ceileh, blushing," Kata visya sembari mencolek pipiku.

"Emm, aku ke toilet dulu ya," ucap ku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku temenin ya?" jawab Visya

"Eh,  gak usah aku bisa sendiri kok," ucap ku.

Aku pun berjalan menyusuri Koridor yang tampak sepi karena masih jam pelajaran. Hanya kelas kami saja yang Jamkos, entahlah akhir akhir ini kelas kami sering jamkos. Jamkos bagaikan surga dunia bagi para pelajar:v

Toilet

Saat aku ingin keluar dari toilet tiba-tiba ada yang mendorong ku hingga terjedut dinding toilet.

"Eh, lo kegatelan baget sih udah ngerebut Rishab! Sekarang mau ngerebut Ranvi juga!" ucap seseorang, siapa lagi jika bukan Vanya and the geng.

"Apa, ngerebut?! Aku gak pernah ngerebut mereka dari kamu," kataku

"Gak usah sok polos lo! Sok gak tau!" ucap Vanya.

"Maaf aku gak ada waktu buat ngeladenin kalian," Ucapku.

Mendengar hal itu Vanya langsung menarik jilbab ku dan ingin menggunting nya. Lalu ada seseorang yang menghentikan kelakuan Vanya and the geng.

"Eh,  kalian ngapain mau buly ya! Gue laporin ke kepsek baru tau lo!" kata seorang siswi yang tidak aku kenal. Mendengar hal itu Vanya and the geng pun pergi keluar.

"Inget ya! Urusan kita belum selesai!" ancam Vanya kepada ku.

"Thanks ya, kamu udah tolongin aku, oya nama kamu siapa?" tanyaku

"Iya, Nama gue Rissa Raharja,  panggil aja Rissa. Gue anak Multimedia" jawab nya

"Namaku Rishita Maurien Putri Rajendra. Aku duluan ya," Ucapku dan hanya dibalas deheman.

'hem, putri Rajendra. Tunggu pembalasan gue, Klo gue gak bahagia! Maka lo juga gak boleh bahagia! Papah lo udah buat keluarga gue hancur!' batin Rissa.

Saat aku ingin menaiki tangga ke kelasku, aku merasa perih di pelipisku,  ternyata pelipisku berdarah. Langsung saja aku menuju ke UKS untuk meminta plester.

"Dek! Lo kenapa kok pelipis lo berdarah?!" tanya kak Rishab yang mengagetkan ku.

"Em...gak papa kok kak, tadi aku kepeleset trus kena dinding kak," balas ku.

'Aku gak mungkin kasi tau kejadian tadi ke kak Rishab, nanti dia khawatir,' batin ku

"Yaudah yuk ke UKS kakak bantu obatin."
Kak Rishab langsung menggandeng ku.

***
Kelas Rissyi
"Shi, pelipismu kenapa?!" ucap Visya

"Eh, gak kenapa-kenapa kok," jawabku

"Lo bilang gak papa, liat noh pelipis lo di plester!" ucap Luna sembari menunjuk kearah pelipisku

"Oh, tadi aku kepeleset waktu di kamar mandi," jawab ku

"Oh, yaudah" ucap Visya.

Ranvi pov

'Pasti ada masalah, aku kenal Rissyi dari kecil, lo kenapa Syi! Jangan buat gue khawatir!' batin Ranvi.



TBC

___
Pertanyaan sahabat-sahabat Rishi unfaedah benget ya
Jangan lupa vote ya💞

RISHITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang