8

91 55 16
                                    


Masih lanjut adengan yang dikantin ya

'Jujur saja aku sudah jengah dengan kelakuan Vanya and the geng, mereka tidak tahu siapa yang mereka lawan. Rishi seorang ahli karate dan dia meranin melawanku, huh!!' batin Rishi

Plok... Plok... Plok..

"Aduh, dedek abang jago juga ya ngelawan gengnya tikus-tikus pengganggu," ucap Galang sembari bertepuk tangan.

"Shi lo bisa karate?" tanya Fadli

"Eh, iya," ucap Rishi sembari cengengesan.

"Wah hebat! Kecil-kecil gini bisa karate juga, tambah cayang deh," UcapGalang

"Eh, curut! Terus aja baperin adek gue! Sampe lo merdeka!" ucap Rishab

"Iye iye! Cuman bangga aja punya gebetan yang jago kaya Rishi," ucap kak Galang

"Shi jadi elo tuh badgirl juga ya?" Tanya kak Fadli

"Eh, iya kak lebih tepatnya lagi sih waktu SMP kak," ucap Rishi sambil cengengesan.

"Dek, tapi menurut gue, lo lebih cocok jadi cewe apa adanya! Jadi badgirl juga buat tolongin orang, bantu orang yang tidak berdaya. Itu aja sih menurut gue," ucap kak Rishab.

"Iya, Shi jugaan kan walaupun lo jadi badgirl tetep pake jilbab dan gak papa kli sekali kali berantem karena nolongin orang.Tapi semuanya balik lagi ke keputusan lo," ucap Luna dan diangguki semua teman-teman ku.

"Iye, gue pikirin lagi, jugaan klo gue pake kata 'aku kamu' agak gak nyaman, dan gak bebas," ucapku

Sewaktu SMP Rishi menjadi most wanted disekolahnya karena dia adalah badgirl yang suka berantem, Selalu terlambat ke sekolah, sering dihukum, dan sering mengerjai para guru. Tetapi saat ia mengikuti salah satu kajian di sekolahnya Rishi pun berniat tobat dan ingin merubah dirinya menjadi lebih baik. Mulai dari berhijab, sholat lima waktu, tidak menggunakan kata kasar dan kata 'lo gue'

Rishi pov

"Kakak aku ke kamar mandi dulu ya, mau bersihin baju nih," ucapku.

"Iya deh sono daripada lo sakit, kan gue juga yang repot," ucap kak Rishab.

Aku yang ditemani para sahabatku menuju ke toilet. Untung saja aku membawa baju cadangan karena aku sudah menduga cepat atau lambat kejadian seperti ini akan terjadi. Setelah selesai mengganti pakaian aku keluar dari toilet.

"Shi, tadi kita rang mau bantu kamu, tapi kak Rishab cegat kita," Ucap Rika.

"Lo gak papa kan?!" ucap Luna sembari mengecek keadaan tubuhku.

"Iya gue gak papa," ucapku

"Yaudah deh klo lo make kata 'lo gue', gue juga," ucap Visya

"Nah iya tuh, gue juga mau ikutan," ucap Rika

"Eh, gue make kata 'lo gue 'juga waktu sama lo rang. Klo gak sama lo rang gue pake kata 'aku kamu,'" ucapku

"Eh, lo tau gak tadi itu lo keren banget waktu melintir tangan si kakel centil!" Ucap Luna

"Masa sih?" ucapku sembari meninggikan sebelah alisku.

"Iya, kalo gue jadi lo, gue gak bakal maafin si kakel centil itu, mungkin udah gue buat babak belur," ucap Rika sembari mengepalkan tangan.

Karena kami telalu asik mengobrol kami tidak sadar jika menabrak seseorang.

Brukkk

"Maaf-maaf aku gak sengaja."

Aku meminta maaf pada gadis tersebut dan membantunya mengambil buku yang terjatuh. Saat gadis itu mendongak, ternyata aku mengenalnya.

"Rissa, aduh maaf ya aku gak sengaja," ucapku.

"Iya gak papa kok, Shi gue duluan ya."

"Iya."

"Shi tadi siapa? Kok lo kenal dia," ucap Luna

"Oh itu namanya Rissa, anak jurusan multimedia," ucapku dan dibalas kata 'owh' dari para sahabatku.

Kami pun segera menuju ke kelas karena jam pelajaran akan segera dimulai. Tapi saat kami ingin pergi ke kelas ada yang menyeret kami dan menutupi mulut kami dengan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius  setelah itu aku merasa pusing dan lama kelamaan mataku tertutup.

Saat aku membuka mataku aku melihat Vanya and the geng, dan kini kami digudang belakang sekolah yang sudah tidak terpakai.

"Ngapain lagi lo bawa kami kesini?! Belom puas gue tampar lo?!mau lagi?!" ucapku.

"Gue kesini mau balas dendam! Karena lo udah nampar gue dihadapan semua orang," ucap Vanya to the point, dan langsung ingin menamparku, tetapi aku bisa menghentikan tangan Vanya dan mencekal tangannya dengan kuat.

"Awww, sakit!  Lepasin tangan gue!" ucap Vanya merintih kesakitan

"Lo sendiri yang minta disakitin! Mangkanya kalo gak mau disakitin jangan ganggu Rishi, monyet!" ucap Luna.

"Lebih baik lo pergi ke kelas lo! Duduk yang tenang! Jangan nampakin muka menor lo dihadapan gue!" ucapku sembari menghempaskan tangan Vanya.

"Gue gak takut sama lo! Keluar kalian semua!" ucap Vanya.

Ternyata Vanya sudah bersiap dan memanggil temannya yang jumlahnya 8 bukan 10 bukan 15. Ya lima belas orang dilawan 4 orang oh my god.
Langsung saja mereka semua mengeroyok kami berempat, lima orang memegangiku dan Vanya sendiri menampar dan menjambak ku.

'Ya Allah, kaya mana nih! Sejago jagonya aku ngelawan orang sebanyak ini gk bisa Ya Allah' batinku

"Woi ngapain lo! Lepasin Rishi dasar lo itu cewek berengsek! Pysico lo ya!" ucap Ranvi.

Tetapi Vanya malah memanggil teman temannya lagi, ada lima cowok berotot yang datang dan menghajar Ranvi

TBC
_____
Jangan lupa vote 💕

RISHITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang