Pagi hari yang cerah, namun tidak secerah suasana hatiku.
"Au, badan gue sakit semua! Dasar Vanya kakel kurang ajar!" Umpatku
"Jam berapa ini?"
Aku segera melihat jam beker yang ada di meja samping ranjang tidurku.
"Ya Allah udah setengah enam, masih bisa sholat subuh gak ya? Eh kayanya masi bisa deh" Gumamku.
Sesegera mungkin aku menunaikan sholat subuh.
"Oh ya gue kan gak sekolah hari ini, gue mau tidur lagi dah, lagian badan gue sakit semua"
Aku pun tidur lagi selama beberapa jam dan aku terbangun saat perutku terasa lapar, langsung saja aku pergi ke ruang makan.
"Bi, kakak mana?"
"Den Rishab sekolah Non, katanya aden, Non harus istirahat di rumah"ucap bi Ijah
" Bi, tapi kalo di rumah aja Rishi boring, Rishi mau ke rumah sakit buat jengukin temen Rishi "
"Tapikan non, nanti aden marah sama bibi"
"Biar Rishi yang kasi tau kakak"
Ucapku yang diangguki bi IjahSetelah selesai makan aku segera mandi dan bersiap-siap ingin menjenguk Ranvi sekalian ingin bertanya tentang gelang persahabatan.
Ranvi pov
Aku bangun dari tidurku, tiba-tiba saja aku mengingat Ishiku, aku teringat dengan gelang itu, aku pun mencarinya.
"Dimana gelang itu? Gue yakin gue masukkan kedalam tas kemarin" Gumamku sembari mengeluarkan barang-barang yang ada di tasku.
"Lo nyariin ini? " Ucap seorang gadis
"Rishi? Bagaimana bisa dapatkan gelang itu? "
Ya gadis itu adalah Rishi
"Seharusnya gue yang tanya darimana lo dapat gelang ini?!" Rishi menunjukkan gelang tersebut kearahku
"Kembalikan, itu gelang gue! Lo gak sopan banget ngambil barang orang seenaknya! "
"Gak usah ngalihin pembicaraan! Jawab pertanyaanku! "Rishi pun mendekat kearahku
"Gue bilang, jawab pertanyaan gue! " Rishi yang menegangkan rahangnya
"Itu.. Ini bukan urusan lo! "
Dia hanya memutar jengah bola matanya.
"Ini URUSAN GUE JUGA! karena INI GELANG PERSAHABATAN GUE! " ucapnya penuh penekan.
".... "
Aku hanya diam membisu, mulutku kaku untuk menceritakan semuanya."Ranvi! Jawab pertanyaan gue! " Ucapnya semakin geram
"Dimana LANO ?!"
"Ranvi! Jawab!"
Kini matanya mulai berkaca kaca dan menurunkan setetes air.
"RANVI!! JAWAB PERTANYAAN GUE!! "
"Ranvi! Tolong jawab pertanyaan gue, gue gak lagi berbicara dengan batu kan?! "
Ucapnya lagi dan sekarang air matanya sudah turun dengan derasnya sehingga membasahi pipi manisnya."Baiklah, mungkin ini waktunya bercerita. Tapi lo harus janji jangan menangis, jangan marah dan jangan memotong pembicaraan gue" Ucapku
"Oke, baiklah"
"Gue Elano yang dulu pernah menolong lo dan menjadi sahabat kecil lo.. "
"Mana mungkin lo LANO! "
"Rishi, jangan memotong pembicaraan gue! "
"Yaiya, baiklah"
"Apa lo nggak pernah curiga nama gue adalah Ranvi Elano Pratama. Gue ini Lano kecil lo.. "
"Tapi kenapa lo nggak kasi tau gue?"
"Gue menunggu waktu yang tepat Ishi"
"Setiap hari Ranvi, gue selalu menunggu lo, merinduka lo, dan lo hanya berdiam diri menunggu waktu yang tepat?! " Ucapnya sembari menangis
"Gue tidak berdiam diri Ishi! Gue tidak pernah berhenti nyari! Gue lacak keberadaan lo terus! Apa lo tau, gue nyariin lo selama delapan tahun! Gue berpindah-pindah tempat! Saat gue umur tujuh tahun gue dengar lo tinggal di Jogja dan gue pindah kesana untuk nyariin lo, tapi apa yang gue dapat?! Lo udah pindah!. Lalu gue dengar lk pindah ke Bandung dan gue? Gue pindah ke Bandung juga Ishi!, tapi lo berpindah-pindah tempat terus sampai gue nemuin lo disini!. Apa lo sengaja menghindar dari gue?! Jawab Ishi?!" Ucapku yang geram dituduh hanya berdiam diri, dia tidak tau seperti apa perjuanganku.
"Papah seorang kepala Polisi Ranvi, beliau selalu dipindah tugaskan. Oleh karena itu gue mengikutinya! Apa gue salah?! "
"Maaf jika aku membuatmu menunggu! Maaf jika aku membuatmu menangis! Maaf jika aku tidak bisa menjagamu! Maaf jika aku membuatmu terluka! Maaf jika aku membuatmu marah! Maaf untuk kesalahanku! Maaf jika aku selalu mengatakan maaf. Apalah dayaku yang hanya manusia biasa dengan segudang kesalahan, yang aku tau aku mencintaimu Ishi, aku rela berkorban dan berjuang untukmu Ishi! Aku tidak meminta jawaban Ishi,aku hanya mengutarakan isi hatiku."
"Ranvi, nggak seharusnya kamu minta maaf kepadaku, karena aku juga salah, aku yang selalu mengharapkanmu, selalu menunggumu, selalu menangis, selalu marah. Aku egois Ranvi, aku memikirkan diriku sendiri! Aku tidak pernah tau semua perjuanganmu! Aku minta maaf!. Aku juga berterimakasih karna kamu mau berkorban dan berjuang demi aku. Terimakasih karena kamu sudah mengungkapkan isi hatimu! "
Ucapnya sembari meneteskan beberapa air matanya."Hei, ayolah Ishi, kita bersahabat! Dalam persahabatan tidak ada kata maaf dan terimakasih! " Ucapku sembari menghapus air matanya
"Masih mau bersahabat denganku?" Lanjutku sembari menunjukkan jari kelingkingku
"Tentu Lano" Ucapnya sambil mengaitkan jari kelingking kami tanda persahabatan.
"Hei! Jangan menangis lagi" Tegur kau karena dia masih menangis, tetapi malah dia tambah menangis. Aku hanya terkekeh melihatnya.
"Nanti jelekan lho klo nangis, keluar ingus, trus pipinya basah lagi, mana ini Ishi ku yang kuat menampar Vanya!" Ucapku dengan menirukan anak kecil
"Apaan sih! Kita jangan make kata 'lo gue' ya, tapi 'aku kamu'"
TBC
____
Masih lanjut ya
Jangan lupa vote 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
RISHITA
Teen FictionRishita (biasa dipanggil Rishi) adalah gadis mungil yang imut. Dia dihadapkan banyak problem tak terduga. ______ Ini cerita pertama saya, harap maklum jika alur yang berantakan, typo, dan mohon maaf jika ada kesamaan nama dan tempat yang tidak dis...