5

121 67 50
                                    

Rishi pov

Aku terbangun dari mimpiku, aku bingung kenapa tiba-tiba saja memimpikan teman masa kecilku,namanya adalah Elano dan aku memanggilnya Lano. Dia berjanji ingin mencari dan menemukan ku.

"Dimana gelang persahabatan ku?" gumamku.

Aku pun langsung mencarinya, dan aku temukan gelang itu di kotak aksesoris ku. Ya gelang yang sama dengan tulisan LANO NYA ISHI.

Saat aku memakai gelang itu, aku mengingat semua kenangan indah itu. Dimana Lano ku datang menolong ku.

"Dek! Ngapain lo Ngelamun! Awas lo kesambet setan ngesot!" tanya kak Rishab yang membuyarkan lamunanku.

"Kakak! Ngagetin tau! Oya aku lagi inget- inget sahabat kecil aku," jawabku.

"Bhuwaaaa hahaha ,Emang ada yang mau jadi sahabat lo? Coba liat gelangnya."

Kak Rishab langsung mengambil gelang yang ada ditanganku dan membaca tulisan yang ada di gelang tersebut.

"Ada lah, kakak aja yang gak tau!" ucapku.

"Lano nya Ishi!, ini tulisannya alay bener!" ucap kak Rishab yang membaca tulisan gelang tersebut.

"Enak aja! Ini tulisan penuh makna! Kakak aja yang gak tau maknanya!" jawabku sambil merampas gelang tersebut dari kak Rishab.

"Udah deh, kakak pergi sono, masuk kamar orang asal nyelonong! Dah sana pergi!" usir ku.

"Iya ya! Gue pergi nih!" dengus kak Rishab.

Setelah itu aku pun langsung pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai memanjakan tubuhku dikamar mandi selama 15 menit. berganti pakaian dengan memakai piyama panjangku dan memakai hijab. Perutku terasa lapar, aku pun turun ke lantai dasar untuk makan.

"Bi, masakannya udah selesai? Rishi laper nih," tanyaku kepada bisa Ijah

"Eh, udah non. Bibi masakin sambel oseng kentang buncis, makanan kesukaan non sama ayam goreng tepung," jawab bisa Ijah

"Wah, makasih ya bi. Pasti enak!" ucap ku.

Aku langsung menyantap makanan buatan bi Ijah dengan lahap. Setelah terasa kenyang aku langsung pergi ke kamar ku dan menghidupkan ponselku, ternyata ada pesan masuk dari nomor tak dikenal.

+628*********

Tunggu pembalasan gue!!
Keluarga lo udah ngancurin
Keluarga gue!!!

Maaf, ini siapa?

Lo gak perlu tau siapa gue!!
Gue gk akan maafin lo!

Mungkin anda salah orang

Lo gak boleh bahagia!
Gue disini menangis!
Dan lo disana tertawa!
Lo gak ngerasain penderitaan gue!
Lo harus ngerasain penderitaan gue!
Tunggu permainan gue!!

Oke gue tunggu permainan lo!!!

"Siapa ini, salah sambung mungkin!" gumamku.

Aku tidak terlalu mempedulikan ancaman pesan receh tersebut dan memilih untuk mengerjakan PR ku.

Tak lama kak Rishab masuk ke kamar ku.

"Dekk! Papah tadi telfon, katanya kita disuruh ke cafe xxx! Ada hal penting yang harus dibicarain," ucap kak Rishab yang mengagetkan ku.

"Loh, papah pulang. Kok gak dirumah aja?" ucap ku.

Tapi kak Rishab hanya mengedikkan bahunya.

"Udah cepet. Gue tunggu di bawah," ucap kak Rishab.

Aku langsung mengganti pakaian ku dan memakai sweaterku dan turun ke lantai dasar.

"Ayo! Kak!" ucapku.

Kak Rishab langsung mengambil kunci motor dan kami pun pergi ke cafe. Setelah sampai cafe xxx, aku dan kakakku mencari keberadaan papah.

"Nah itu papah!" ucapku.
Papah duduk di samping jendela cafe yang langsung menghadap ke jalan.

"Assalamu'alaikum pah," ucapku sambil memeluk papah.

"Waalaikumsalam, papah mau bicara hal penting ke kalian. Ayo duduk."

"Papah mau bicara apa?" tanya kak Rishab.

"Musuh papah sedang mengintai papah! Mereka ingin membalas dendam!" ucap papah

"Musuh?! Balas dendam?! " Ucapku dan kak Rishab berbarengan.

"Jadi begini. Dulu papah pernah menjadi intelejen yang memata matai sebuah keluarga. Keluarga itu mempunyai pekerjaan sebagai pembunuh bayaran. Papah berusaha mendapatkan bukti-bukti dengan menjadi teman salah satu anggota keluarga itu, bahkan papah sudah dianggap keluarga disana. Saat itu papah sudah mendapatkan bukti-bukti dan menyerahkan bukti tersebut kepada kepala Polisi. Saat ingin ditangkap keluarga tersebut malah melarikan diri dan terpaksa harus ditembak mati. Keluarga tersebut terdiri dari seorang suami yang bernama Surya Raharja, istrinya bernama Rena Raharja, anak laki-lakinya bernama Andika Raharja dan anak perempuannya. Papah tidak tahu nama anak perempuannya. Dulu mamahmu bukan meninggal karena kecelakaan tetapi sengaja dibunuh dan dibuat seakan kecelakaan," ucap ayah sambil mengusap air mata di pipinya

"Apa! Jadi mamah meninggal karena dibunuh! Siapa yang membunuhnya pah?!" ucapku sambil menangis.

"Aku tidak akan membiarkan orang yang membunuh mamah bisa hidup bahagia!" ucap kak Rishab dengan geram.

"Rishab, Rishi, tenang lah! Orang yang membunuh mamah kalian sudah meninggal!" ucap ayah

"Saat itu juga orang tersebut sudah papah tembak dan meninggal. papah percaya kepadamu kalau kamu akan menjaga adikmu. Papah tidak bisa pulang mungkin selama satu sampai dua tahun. Ini semua demi keselamatan kalian, papah tidak ingin musuh papah tau kalau kalian anak papah dan mencelakai kalian!" ucap papah

"Baiklah jika ini yang papah inginkan Rishab akan menjaga Rishi. Tapi apa papah bisa berjanji, papah pulang dengan selamat?" ucap kakak

Aku hanya menangis dan tidak mampu berbicara.




_______
Jangan lupa vote 💞

RISHITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang