B6

1.3K 100 4
                                    

Selama perjalanan pulang boruto dan sang dedy hanya diam tak ada satupun dari mereka yang berniat memulai topik pembahasan,bibir bocah blonde sedari tadi mencebik.kesal hatinya sungguh hancur bagaimana bisa ia bisa banyak anak perawan seumuranya menatap lapar pada dady-nya oh jangan lupa juga ibu ibu rempong yang sama memandang lapar dedynya dalam sejarah hidup bocah blonde itu tidak ada namanya ibu tiri,walaupun perempuan itu harus seumuran denganya

NEHI!!!!

memang sih kalau di lihat lihat dadynya itu seperti bad boy,rambutnya yang dulu pirang tergantikan dengan warna hitam acak acakan pula.ya ampun bahkan ia tidak percaya ayahnya sudah berkepala tiga.pikiran boruto jauh melanglang buana hingga tak menyadari mobil ayahnya sudah terparkir apik di halaman rumah 'baru'nya.

"Bolt,kita sudah sampai" ujar naruto,boruto kemudian keluar dari mobil tanpa mengatakan apapun pada sang ayah membuat pria berumur tigapuluh empat itu menghela nafas berat,ia tau sungguh tau penyebab kerenggangan hubunganya dengan kedua putranya.apa daya pekerjaan membuatnya mau tidak mau harus tinggal di negri orang lain.naruto mengambil sebatang rokok menyulutnya dan menghembuskan asapnya.

Naruto masuk kedalam rumah barunya,kaki jenjang naruto membawanya ke dalam kamar, tersenyum miris tak ada satupun penghuni rumah ini yang mengucapkan 'okaeri' apa itu terlalu sulit untuknya.apatis sekali.

Air hangat membasahi tiap jengkal tubuh jangkung naruto,seusai mandi pria itu berdiri tergak di depan cermin setinggi dirinya,berkaca afalah salah satu kebiasaan naruto sehabis mandi dan tanpa ada yang tau hatinya selalu teriris melihat tubuhnya yang semakin mengecil dan pipi agak tirus.

"Lucu sekali" gumam naruto

___________________________________

Raja siang sudah menampakan dirinya,semua orang beraktivitas sebagaimana mestinya.Naruto mengantar kedua anaknya sekolah walau agak canggung naruto bersyukur ia bisa tinggal dengan putranya,salah satu cita cita yang sudah tercapai

"Jam berapa kalian pulang?" tanya naruto pada kedua putranya
"Memangnya dady mau jemput kami pulang?" menma balik bertanya
"Ya" ujar naruto"jam satu"jawab boruto"kau menma,jam berapa kau pulang?"tambah naruto"mungkin aku akan pulang sore,hari ini ada jadwal ektakulikuler"naruto mengangguk mengerti"kau mengikuti ekskul apa?"tanya naruto penasaran"piano"jawaban singkat manma membuat senyuman mengembang di wajah tampan naruto"hei menma biar dedymu ini saja yang mengajarkan mu bermain piano!"menma menaikan alisnya"ayolah dadymu yang tampan ini seorang pianis profesional"tambah naruto meyakinkan,alisnya naik turun boruto dan menma mencoba menahan tawa yang siap meledak"bwahahaha mukamu konyol sekali"tawa keduanya pecah,mata sewarna samudra naruto terpaku melihat keduanya tertawa tanpa beban.ia sungguh menyesal meninggalkan momen dimana kedua putranya tumbuh menjadi pria dewasa
"Jadi kalian mau turun tidak!?" nada tak bersahabat dari ayahnya membuat boruto dan menma menghentikan acara tertawa mereka"ya ya ya..,kau cerewet sekali seperti ibu ibu saja"ejek menma,ketiganya kembali tertawa pagi yang menyenangkan bukan?

__________________________

"Ino-nee" teriak naruto tak memperduliakan di mana sekarang ia berada,💢jitakan kasih sayang di berikan ino pada pria berkepala tiga itu"ini rumah sakit idiot!,apa kau lupa?"sarkas ino,naruto mengaduh sambil mengusap manja tempurungnya,tenaga wanita memang tidak boleh di sepelekan."mana ku peduli"sementara naruto hanya cuek bebek menanggapi ino.wanita bersurai pirang itu menggelengkan kepalanya ternyata orang yang ino anggap kerabat itu menjadi sangat bodoh benar benar bodoh
"Apa maumu sampai rela menginjakan kaki di sini 'baka' " naruto menggelengkan kepala tanganya di bersidekap ala bos,
Wanita itu memang merepotkan untung dia laki laki seharusnya sedari dulu ia memberikan penghargaan pada suami ino karna bisa bertahan sampai sejauh ini
"Jika tidak ada yang mau di bicarakan kau pulang saja bocah!" ujar ino menekan setiap kata yang ia lontarkan.Ino melenggang pergi tanpa memperdulikan naruto yang sedang ternganga,helo banyak perempuan yang naksir padanya dan dokter itu bisa mengabaikan dirinya sedemikian rupa.

Naruto berdecih memang seharusnya ia tidak kesini,saat ia masih di rusia di suruh cepat pulang saat sudah ada di depan mata malah di abaikan 'habis manis sepah di buang'lebih baik ia pergi ke perpustakaan lagipula ia seorang pengangguran.

Tiba di perpustakaan naruto menyisir rak buku yang berjajar apik tak menyadari di depanya ada seseorang berdiri tegap membelakanginya
"Aw!!!" ringis naruto sambil memegangi hidungnya yang terbentur sesuatu yang keras"naruto-san!"pekik sang pelaku

"Eh"sepasang iris biru naruto membelalak,orang yang baru kemarin ia temui sekarang berdiri tegap di hadapanya memamerkan senyuman menawan yang mampu meluluhkan hati si blonde,padahal tokyo itu wilayahnya luas tapi ternyata serasa sempit baginya.
" ahaha sasuke-san,kita bertemu lagi"ujar naruto sambil tertawa canggung
"Kenapa anda ada di sini?" pertanyaan sasuke membuat naruto sweatdrop 'tentu saja mencari refrensi kau pikir aku akan beli sayuran'iner naruto
"Hanya ingin mencari refrensi,oh sekalian aku ingin belajar beberapa kanji yang sudah terlupakan" timbal naruto.
Sasuke hanya mengangguk angukan kepala"mau ku bantu?"tawar sasuke"ah tidak tidak aku akan mencarinya sendiri,terimakasih atas tawaranya"tolak halus naruto,sasuke hanya bergumam 'hn'lalu melenggang pergi meninggalkan naruto.pria beranak dua itu kembali menyisir rak buku dan binggo!naruto mendapatkan apa yang ia cari.

Tiga buku berukuran sedang di tengteng naruto,naruto mendudukan pantatnya di bangku yang sudah di sediakan.lembar demi lembar ia baca dengan teliti dan itu tak luput dari sepasang onyx yang memandang naruto secara teliti.
Deheman seseorang mengalihkan atensi naruto dari buku yang ia baca"oh kau masih di sini?"tanya naruto pada sasuke"setelah ini bisa kita bicara di luar naruto san!"ajak sasuke bernada perintah"baiklah beri aku waktu satu jam lagi"sasuke mengangguk,lalu melenggang pergi meninggalkan naruto yang kembali membaca.

Dua orang duduk saling berhadapan surai yang hampir sama dark blue dan hitam.sasuke dan naruto masih memakan makanan yang mereka pesan tanpa ada suara hanya dentingan sendok menemani makan mereka

Keduanya sudah menyelesaikan ritual makan mereka,naruto merasa bingung oleh sasuke yang hanya diam menatapnya lekat"naruto-san apa kita pernah bertemu sebelumnya?"naruto mengerutkan alisnya,oh apa sasuke dulu pernah ke rusia?pikir naruto"kurasa ini pertama kalinya"ujar naruto"mungkin karna kau sudah dekat dengan putraku,lihat aku hampur miripkan dengan boruto!"tunjuk naruto pada dirinya sendiri,sasuke mengangguk tapi tetap saja ada perasaan yang mengganjal entahlah sasukepun tidak mengetahuinya.tak sengaja mata shappire naruto melihat jam dinding cafe menjunjukan pukul satu siang lebih"ya tuhan!aku lupa harus menjemput boruto dan menma"pekik naruto"sasuke-san aku permisi dulu"pamit naruto langsung melenggang pergi meninggalkan sasuke yang mendengus geli
"Dasar dobe"

_______________________________

"hai son!apa dedy terlambat"ujar naruto sambil memamerkan senyum lima jarinya" boruto dan menma menggeng"eh!menma kau bilang akan pulang sore?"tanya naruto keheranan"tidak jadi,dad bilang dad yang akan mengajariku bukan?"tanya balik menma,naruto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal"baiklah kalau begitu kita pulang"ketiga orang itu masuk ke dalam mobil,di perjalan ketiganya tertawa saling melempar canda membuang kecanggungan yang membelenggu ketiganya.

TBC

Okehhhhh readers makasih yang udah baca fic abal abal ini dont forget buat kasih vote and comment,follow juga ya

Aku bakalan hiatus,mungkin:D

Sehat selalu buat kalian para readers,jaaaaaaaa









































ButterFLY(SasuNaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang