006

3.3K 250 6
                                    

Happy Reading!♡



Pagi-pagi Jaerin terbangun dan merasa kesulitan menggerakkan tubuhnya. Ia berbaik dan menemukan kaki Soobin yang menimpa perutnya.

Pantas saja Jaerin sesak nafas.

Berdecak sebal Jaerin menatap wajah Soobin yang sedikit membengkak saat tidur. Tangan kanannya mencubit pipi kanan Soobin kencang.

Soobin melenguh pelan lalu membuka matanya.

"Sakit, Jaerin." adu Soobin.

"Sakitan perut gue nih lo tindih, untung nggak mati kepenyet." Jaerin menepuk kaki Soobin yang berada di atas perutnya.

Soobin memindahkan posisi kakinya lalu mengusap pipinya yang masih terasa panas bekas cubitan Jaerin.

"Gue bingung mau ngapain." ucap Jaerin.

"Gue juga bingung, tapi sekarang gue laper banget." 

"Yaudah gue mau masak dulu, lo mandi ya." ucap Jaerin yang langsung pergi keluar dari kamar tanpa menunggu jawaban dari Soobin.

Soobin yang melihat itu tanpa sadar tersenyum. Ia mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sebelum melaksanakan perintah Jaerin.

Jaerin keluar kamar dan langsung pergi ke dapur. Ia hanya membuat dua porsi roti panggang dengan beberapa potong sosis dan juga dua gelas susu sebagai menu sarapan pagi ini.

Ia tak pandai dalam urusan dapur. Dan juga ia bukan tipe orang yang dapat memakan makanan yang berat saat sarapan.

Selesai membuat sarapan yang sangat simple itu, ia membawanya ke meja makan.

Saat berbalik, ia terkejut dengan keberadaan Soobin yang berdiri menjulang di belakangnya.

"Ish lo ngapain di belakang gue? Kalau makanannya jatuh gimana? Mau mati kelaperan?" kesal Jaerin.

"Hehehe sorry."

Jaerin jalan melewati Soobin lalu menaruh dua piring sarapan ke atas meja makan.

Niat hati akan kembali lagi ke dalam dapur untuk mengambil dua gelas susu yang tadi ia buat, tetapi Soobin berjalan dari dapur dengan dua gelas yang berisi susu berada di kedua tangannya.

"Ekhm. Jaerin, gue nanti mau ke gensi, ada latihan dance." ucap Soobin yang memecahkan keheningan.

Merasa diajak berbicara, Jaerin mengalihkan perhatiaannya pada Soobin. Ia mengangguk lalu kembali melanjutkan memakan sarapannya.

"Jam berapa?" tanya Jaerin.

"Nanti agak siangan. Nggak tau balik jam berapa."

"Oh, yaudah." jawab Jaerin seadanya.


***

Sekarang Jaerin tengah mencuci piring bekas sarapan tadi. Ia membagi tugas. Ia mendapat bagian mencuci piring sedangkan Soobin mendapat bagian membersihkan meja makan.

Padahal saat tinggal dengan Seulgi dan Daniel, Jaerin jarang sekali ikut sarapan bersama karena dapat dipastikan ia masih tidur. Dan apa yang sekarang ia lakukan? Memasak sarapan dan mencuci piring.

Mungkin jika Seulgi melihatnya sekarang Ibunya itu akan menangis terharu.

Selesai dengan tugasnya, Jaerin berjalan ke ruang tengah dan sudah ada Soobin yang duduk tenang di sofa.

"Bin, sebelum lo ke agensi bisa tolong anter gue beli baju nggak? Lo nggak buru-buru banget kan?" ajak Jaerin.

Soobin melihat jam yang ada di ponsel dia.

"Sekarang?"

"Tahun depan, ya sekarang lah. Tapi lo beneran nggak buru-buru kan? Kalau lo buru-buru nggak usah, gue bisa beli sendiri juga kok." ucap Jaerin sedikit tak enak hati.

"Bentar, gue ganti baju dulu." jawab Soobin yang cuma Jaerin balas dengan anggukan kepala.

Tak lama setelah itu, Soobin kembali ke ruang tengah dengan pakaian yang lebih rapi.

"Yuk." ajak Soobin. Jaerin berdiri dari dari duduknya lalu mengikuti Soobin yang sudah berjalan terlebih dahulu.



***

Karena waktu yang Soobin punya tidak terlalu banyak jadi mereka memutuskan untuk pergi ke salah satu pusat perbelanjaan yang ada di dekat apartemen.

Mereka masuk ke salah satu toko, Jaerin langsung mulai berbelanja kebutuhannya tanpa menghiraukan Soobin.

Soobin sendiri sudah duduk di kursi yang ada di dekat kasir selama hampir satu jam. Merasa kebas menyerang pantatnya kini Soobin berjalan mengitari isi toko.

Sejauh Soobin berjalan di dalam toko ia hanya melihat pakaian wanita saja, sepertinya toko ini memang dengan khusus menjual pakaian wanita.

Pandangan Soobin tertuju pada salah satu dress santai sepanjang lutut dengan warna kuning kalem. Modelnya simple tapi terkesan anggun.

"Mbak, saya mau ambil baju yang ini ya." kata Soobon pada seorang pelayan.

"Ah iya. Bisa langsung bayar di kasir." ucap sang pelayan ramah.

Tanpa pikir panjang lagi ia berjalan menuju ke kasir untuk membayar dress tersebut.

Sementara Jaerin, ia tengah sibuk memasukkan pakaian yang sekiranya menarik tanpa mempedulikan akan ia kenakan atau tidak.

Merasa sudah cukup banyak, ia menuju kasir untuk membayar seluruh belanjaannya. Ia tadi pagi mengirim pesan pada Daniel dan memintanya untuk mengirimkan sejumlah uang pada rekening yang tersambung dengan ponselnya.

"Bin, ayo pulang." ucap Jaerin saat sudah berdiri di depan Soobin.

"Udah semua?" tanya Soobin memastikan dan Jaerin balas dengan anggukan.

Soobin melihat Jaerin yang kesulitan membawa belasan paper bag di kedua tangannya pun membantu Jaerin membawanya sebagian.

"Oh iya. Tadi gue ngeliat baju yang kayaknya cocok sama lo, jadi gue beli." kata Soobin sambil menjunjukkan salah satu paper bag yang ukurannya lebih kecil dari yang lainnya karena memang hanya berisi satu barang.

"Oh, makasih." ucap Jaerin lalu tersenyum.

Ponsel di dalam saku Soobin berdering, ada pesan masuk.

"Gue harus ke agensi sekarang." ucap Soobin setelah membaca pesan dari ponselnya.



🐣🐣🐣

20210819

L.O.V.E-Choi Soobin[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang