LOVE, Choi Soobin
Dering telepon terus menerus berbunyi dari ponsel Soobin, padahal laki-laki itu sedang menyetir mobilnya.
Soobin mengangkat panggilan tersebut lalu mengaktifkan loud speaker nya.
"Lo dimana sih, Bin? Udah pada kumpul semua dari tadi, tinggal lo doang yang masih belum dateng." ucap seseorang di seberang sana dengan intonasi sedikit tinggi.
Soobin yang mendengarnya pun menghela nafas berat. Untung saja ponselnya berada jauh dari telinga.
"Santai aja kenapa sih ngomongnya? Telinga gue masih normal kali, ngomongnya nggak perlu pake urat." jawab Soobin kesal.
"Nggak usah banyak omong, cepet ke sini! Ada sesuatu penting yang harus kita bicarain, gue tunggu di dorm."
"Iya-iya. 15 menit lagi gue sampai, bye." Soobin memutuskan panggilan secara sepihak, keburu dia nanti tambah kena omel lagi.
Ia memasukkan kembali ponselnya pada kantung celana lalu kembali fokus ke jalanan di depannya.
"Rin, lo habis ini sibuk nggak? Ikut gue bentar, ya? Nggak keburu kalau gue harus anter lo balik dulu."
"Nggak sibuk sih, tapi lo nanti lama nggak?"
"Nggak tau kan nggak pasti, semoga aja nggak lama. Gimana? Gue udah ditunggu nih soalnya. Nggak keburu kalau harus anter lo pulang dulu." jelas Soobin.
Tak ingin egois dan juga sebagai ucapan kata maaf karena Soobin memilih mengantarnya berbelanja dan berakhir kena omel pun Jaerin meyetujui ucapan Soobin.
"Yaudah deh, gue ngikut lo aja."
Soobin menginjak pedal gasnyaa lebih dalam lagi, ia akan dalam masalah besar jika memang yang akan dibicarakan itu masalah yang sangat serius dan ia malah tak ada di sana.
Tak butuh waktu lama unutk mobil Soobin terparkir di samping gerdung yang berdiri menjulang tersebut. Mereka masuk ke lift menuju lantai dimana dormnya berada.
"Ini dorm nya?" tanya Jaerin memastikan.
"Iya"
Mereka berhenti di depan salah satu pintu, Soobin memasukan sederet angka password untuk membuka akses pintu tersebut.
"Masuk." titah Soobin. Keduanya masuk ke dalam dorm.
"SOOBIN DATENG." teriak Soobin saat ia dan Jaerin sudah masuk ke dalam dorm.
"Nggak bisa gitu salamnya lebih santai? Ini dorm, bukan hutan-- eh, lo bawa siapa, Bin?" tanya Yeonjun.
Baru juga Soobin akan menjawab pertanyaan Yeonjun, seseorang datang dengan heboh keluar dari salah satu ruangan.
"GILA HYUNG! LO BAWA SIAPA INI KE DORM!" teriak Kai dengan heboh.
Soobin memijat pelipisnya pelan lalu membuang nafas gusar. Ia lebih memilih menarik tangan Jaerin agar duduk di sofa.
Yeonjun yang masih kepalang kepo pun ikut duduk di sebelah Soobin.
"Siapa dia, Bin? Kok lo nggak pernah cerita sama gue? Wah parah banget."
"Iya ini juga mau gue ceritain. Diem makannya, kalau kalian nyerocos mulu kapan gue mau jelasinnya?"
"Dia Jaerin, orang yang bentar lagi bakal nikah sama gue." jelas Soobin. Jaerin hanya tersenyum kikuk pada Yeonjun dan Kai.
"Nikah?! Gila, bercanda lo nggak lucu." ucap Yeonjun yang masih tak percaya dengan ucapan Soobin.
"Iya, kok tiba-tiba banget sih ngasih tau mau nikah. Setahu gue lo nggak punya pacar." kata Kai.
"Kalian nggak percaya kan? Sama, gue dan Jaerin juga masih belum percaya. Tapi itu emang yang sebenarnya terjadi. Gue sama Jaerin dijodohin."
"Ooo kalian dijodohin, gue kira kalian nikah mendadak karena yang enggak-enggak." ucap Yeonjun.
"Semacam MBA gitu?" tanya Kai pada Yeonjun yang diangguki oleh Yeonjun.
"Gila aja, ya enggak lah! Auto dipecat jadi anak sama Papi kalau semisal itu yang terjadi."
"Terus kapan kalian nikah nya?"
"Kata Mami sih minggu depan."
"Bentar lagi dong?!" kata Kai terkejut untuk yang kesekian kalinya hari ini.
"He em. Terus kata hyung ada sesuatu yang harus dibahas? Beomgyu sama Taehyun mana? Kok nggak ada?"
"Nggak jadi. Beomgyu sama Taehyun tadi belum lama ngasih tau kalau nggak bisa pulang cepet, ada kegiatan di sekolah katanya." ucap Yeonjun.
"Bilang dong kalau nggak jadi, kan Jaerin bisa gue pulangin dulu. Terus kok lo nggak ikut sekolah sih?" tanya Soobin pada Kai.
"Enggak, besok aja gue sekolahnya." jawab Kai enteng.
Setelah itu tak ada perbincangan lagi. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Hyung, gue laper." rengek Kai.
"Ya makan lah, emang kalau lo ngadu ke gue lo bisa seketika kenyang gitu?" sewot Soobin.
"Nggak ada makanan, hyung. Di dapur cuma ada nasi." ucap Kai.
"Mau gue masakin?" tawar Jaerin tiba-tiba.
"Emang gapapa?" tanya Kai sedikit tak enak hati.
"Gapapa, santai aja sama gue. Dapurnya dimana?" Jaerin beridiri dari duduknya, memberikan tas kecil miliknya pada Soobin.
"Itu, tinggal jalan lurus terus belok kanan." jawab Kai.
Jaerin mengikuti arahan yang Hueningkai ucapkan, ternyata dapur disini tidak begitu luas.
Memang benar adanya dengan apa yang Hueningkai ucapkan, di dapur hanya ada nasi dan bunbu-bumbu basic memasak. Jaerin memutuskan untuk membuat nasi goreng saja, karena memang hanya itu yang bisa Jaerin masak.
Memakai apron yang ada di dekat kompor, Jaerin berusaha keras mengikat tali apron pada pinggangnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang membantunya mengikat tali tersebut.
"Kalau nggak bisa tuh minta tolong."
🐣🐣🐣
20210302 [1]
20210819 [2]
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E-Choi Soobin[✔️]
Fiksi Penggemar[COMPLETED✔️] [REVISION] "forgive me. don't leave me, Choi Jaerin." -Choi Soobin. [Sedang di revisi besar-besaran. TIDAK mengganti alur ataupun cast, hanya MENAMBAH beberapa bagian yang kurang dan MENGGANTI beberapa bahasa dalam cerita.] warning! #b...