018

2K 187 6
                                    

Happy Reading




Setelah melewati serangkaian acara pernikahan yang bisa dibilang sangat tertutup sekarang Jaerin dan Soobin tengah berada di perjalanan menuju Apartemen mereka unntuk istirahat.


Berbeda dengan biasanya, kini Jaerin dan Soobin duduk berdua di bangku penumpang belakang karena Daniel meminta agar sang supir mengantar mereka pulang.


Bahkan berjalan dari lobby hingga unit Apartemen mereka pun terasa sangat melelahkan. Karena Jaerin yang masih menggunakan gaun pernikahannya yang sangat berat dibantu oleh Soobin yang menggulung gaun belakang Jaerin.


Saat masuk ke dalam Apartmen, Jaerin langsung berteriak lega sekaligus senang. Akhirnya ia akan melepas heels 10cm dan duduk tenang di sofa.


"GILA GUE NGGAK NYANGKA KALAU PULANG KE APARTEMEN BISA SESENENG INI." teriak Jaerin heboh saat pantatnya baru saja menempel pada sofa setelah berlari masuk tanpa melepas heels nya terlebih dahulu.


"Lepas dulu rin heels nya kalau masuk Apartemen, mana teriak-teriak segela, norak. Udah gitu lari pake heels, untung lo nggak kesleo." omel Soobin pada Jaerin.


"Gue capek banget asli. Tega banget Bapak Daniel membiarkan anaknya berdiri beberapa jam." ucap Jaerin.


"Gue biasa aja tuh." jawab Soobin yang kini itu duduk di sofa sebelah Jaerin.


"Lo enak berdiri berjam-jam tapi nggak pake heels, lah gue? Lecet nih kaki pake heels 10cm."


Jaerin melepaskan heels nya. Seperti dugaan, kaki Jaerin lecet dan berdarah tapi tak terlalu banyak. Dan terdapat beberapa daah yang sudah mengering.


"Nah kan bener lecet. Baru sekarang anjir kerasa perihnya."


Soobin yang kepo seberapa parah lecet kaki Jaerin pun langsung duduk di ats karpet dan menaruh kaki Jaerin ke atas pahanya.


Saat melihat keadaan kaki Jaerin, Soobin membelakkan matanya terkejut. Ia kira hany sebatas lecet dan kulitnya mengelupas, tapi ternyata hingga berdarah.


"Gila rih, kok bisa sampai gini sih kakinya? Lagian itu heels apa pisau tajem bener."


"Ya menurut lo gimana? Tapi maklum sih soalnya heels baru, jadi pertama di pake ya bikin lecet. Tapi ntar kalau dipake lagi nggak bakal bikin kayak gini."


"Emang lo mau pake heels itu lagi?" tanya Soobin.


"Enggak lah, besok gue buang tuh heels sialan." ucap Jaerin penuh emosi.


"Tunggu sini bentar, gue ambilin p3k sama handuk basah buat bersihin luka lo itu." perintah Soobin. Jaerin hanya mengangguk.


Laki-laki iitu segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil handuk kecil dan dibasahi dengan air hangat lalu ke dapur untuk mengambil sekotak p3k sebelum kembali lagi ke ruang tengah dimana Jaerin berada.


Soobin duduk di sebelah Jaerin.


"Sini naikin kaki lo." cap Soobin lalu menepuk pelan pahanya.


Jaerin menurut lalu menaikkan kakinya di atas paha Soobin dan membiarkan laki-laki itu mengobati lukanya.


"Kalau sakit bilang ya." ucap Soobin.


Soobin mulai membersihkan luka Jaerin dengan handuk hangat. Setelah itu menggunakan cairan alkohol agar lukanya benar-benar bersih. Karena ada darah yang mengering, jadi Soobin sedikit menekannya agar darah itu tak lagi menempel.


"SOOBIN SAKITT!! KOK DITEKEN SIH LUKANYA??!!" teriak Jaerin kesakitan lalu menarik pipi Soobin kencang sebagai pelampiasan.


Karena pipi Soobin yang elastis, jadi ia tak terlalu merasa kesakitan saat Jaerin menarik pipinya. Jaerin yang melihat pipi Soobin bisa melar pun dibuat terheran-heran.


"E-eh kok bisa gini sih pipi lo?" heran Jaerin.


Jaerin kembali menarik pipi Soobin untuk ia mainkan. Sekarang kulit leher Soobin pu ditarik oleh Jaerin.


"Wow! Amazing!!! How can---SHIT KAKI GUE!!" teriak Jaerin saat Soobin kembali menekan lukanya karena geram pada Jaerin yang memainkan kulitnya.


"Siapa suruh takir-tarik kulit gue."


Soobin melanjutkan kegiatannya mengobati luka Jaerin. Sedangkan Jaerin yang bosan dan sudah mengantuk parah pun mulai memejamkan matanya.


Karena sudah selesai mengobati luka Jaerin, Soobin menengok ke samping dan menemukan Jaerin yang sudah tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka.


Laki-laki itu merapikan obat-obatan terlebih dahulu sebelum membangunkan Jaerin.


"Rin bangun, pindah tidur di kamar sono." ucap Soobin sembari menggoyangkan pelan lengan Jaerin.


Karena geram pada Jaerin yang tak bangun-bangun pun Soobin sedikit menampar Jaerin.


"Apasih ganggu orang tidur banget. Gue lagi mimipi pelukan sama Jimin jadi hialng semua kan gara-gara lo."


"Tidurnya di kamar aja sono, jangan di sini. Lagian mimpi kok aneh-aneh banget."


Jaerin tak menghiraukan celotehan Soobin danmemilih langsung beranjak tidur di kamar.


Soobin yang bisa menggelangkan kepala melihat tingkah Jaerin. Ia menaruh kembali kotak p3k yang tadi ia ambil ke dapur sebelum ikut masuk ke kamar untuk tidur.


Namun baru saja laki-laki itu membuka pintu kamar sudah melihat Jaerin yang tidur di atas kasur dengan gaun yang memenuhi kasur.


Lagi-lagi Soobin membangunkan Jaerin dari tidurnya. Meminta gadis itu untuk mengganti pakaiannya dan memberishkan wajah dari riasan.


Sebelum membangunkan Jaerin, Soobin pergi untuk mengambil baju tidur Jaerin.


"Yang ini aja kali ya? Anjir si Jaerin, udah gede baju tidurnya gambar bebek, mana warna kuning lagi." Soobin emngambil baju tidur bebek itu lalu kembali masuk ke kamar membangunkan Jaerin.


"Rin bangun. Udah gue ambilin baju tidur lo nih. Ganti dulu sana baru tidur lagi."


Jaerin mendengus pelan lalu beranjak mengganti pakaiannya.


🐣🐣🐣

TBC...

L.O.V.E-Choi Soobin[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang