06 - Rumus Semu

405 83 409
                                    

Bel istirahat baru beberapa saat yang lalu berbunyi. Hampir semua murid kelas XII IPA 3 sudah berada di jalan menuju kantin, tempat yang disebut surga dalam sekolah. Hanya beberapa murid yang tersisa dikelas.

Mimi, Alfi dan Nur yang masih duduk di bangku masing-masing untuk melalukan kebiasaan mereka, merumpi apapun yang bisa dijadikan bahan. Dan kali ini sasaran mereka tentu saja adalah murid baru yang menggemparkan, Ryan! Mereka juga sekalian menunggu Aira yang tidak datang padahal seharusnya ia sudah masuk kelas sejak jam pelajaran ketiga, menurut Mimi yang bertanya pada Aira, gadis itu rupanya sedang melakukan sebuah tugas dari Ibu Rini. Meskipun Mimi tidak tahu apa itu.

Juga ada Ryan yang nampak sedang berbincang serius dengan Jo dan Zaen dipojok bangku paling belakang. Sesekali mereka melirik untuk memastikan bahwa tidak ada yang mendengar perbincangan rahasia mereka.

Mimi yang bangkunya berada dipojok paling depan, yaitu bangku yang paling jauh dari tempat Ryan, sesekali mencuri pandang pada murid baru berambut coklat alami itu.

"Gue tadi lupa nanya, kira-kira kenapa ya murid baru itu masih pake seragam sekolahnya yang lama?" Alfi mengutarakan satu hal yang sedari tadi mengganggunya.

"Mungkin secinta itu dia pada sekolah lamanya" Nur mulai teoritis.

"Murid baru itu penuh misteri..." Alfi pun mengatakan hal itu dengan raut wajah serius. Mencoba untuk nampak bagai teka-teki.

"Kenapa lo manggil Ryan murid baru sih, Al? Ngga enak gue dengernya" Mimi yang sedari tadi diam mulai masuk dalam obrolan.

"Sampai gue punya anak dan anak gue punya anak, gue nggak bakal manggil nama murid baru itu..." Alfi sudah membulatkan tekadnya.

"Maksud kamu apa sih Al?" Nur tidak pernah bisa mengerti kemiringan otak Alfi.

"Soalnya nama murid baru itu sama persis dengan nama mantan gue yang terkutuk" Alfi membalikkan badannya untuk bisa menatap Ryan dengan pandangan nyalang.

"Apa? Pacar?" Mimi dan Nur berteriak hampir secara bersamaan. Tentu saja mereka sangat kaget karena ini pertama kalinya Alfi berbicara tentang masalah percintaan pribadinya. Banyak lelaki yang mengejar dan mendekati Alfi, tapi gadis tomboy itu hanya menerima kebaikan mereka sebagai formalitas atau sebagai teman. Tidak pernah mereka mendengar bahwa Alfi pernah berpacaran.

"Elo seriusan?" Tanya Mimi lagi dengan Nur yang menunggu dengan tidak sabar.

"Soal apa?"

"Soal elo pernah pacaran!!!"

"Ya seriuslah! Kenapa sih emang?" Alfi tidak mengerti dengan kelakukan dua sahabatnya saat ini.

"Kapan Al?" Nur sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Kapan ya..." Alfi memutar bola matanya, enggan untuk bercerita lebih lanjut.

"Idihhh elo mah..." Mimi menatap Alfi kesal.

"Iya kamu mah..." Nur jadi ikut-ikutan.

"Eh btw, elo Mi... Kenapa dari tadi curi pandang sama murid baru itu hah?" Alfi mencoba mengalihkan pembicaraan yang tidak mengenakkan itu. Dan berhasil.

"Lo bisa lihat?" Mimi berdecak kagum.

"Yaiyalah gue kan punya mata" Semangat Alfi yang ingin menggoda Mimi jadi menurun karena gadis itu merespon tidak seperti yang diharapkannya. Padahal Alfi mengira Mimi akan mengelak, malu-malu dan tertangkap basah! Tapi, mengelabui Mimi memanglah hal yang sulit.

"Jadi kamu beneran lihatin Ryan dari tadi Mi? Jangan-jangan kamu suka sama dia lagi" Nur tersenyum manis.

"Suka? Nggak kok" Mimi berkata mantap.

Pink DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang