Kini malam minggu Tasya sendiri di kamar. Usai sholat isya Tasya pergi ke meja makan.
"Non Tasya!" Sahut bik Ina riang dan Tasya hanya diam dengan raut wajah datar.
"Non makan dulu ya." Ujar bik Ina.
"Iya bik." Balas Tasya.
Usai makan, Tasya masih setia duduk di meja makan.
"Bik!" Sahut Tasya dan bik Ina menghentikan kegiatannya membereskan meja makan.
"Iya non, ada apa?" Tanya bik Ina.
"Duduk di sini." Pinta Tasya sopan. Bik Ina pun nurut lalu duduk di samping Tasya.
"Bik! Tasya minta maaf ya sama bik Ina. Hampir satu minggu Tasya bersikap cuek dan dingin sama bik Ina." Pinta Tasya menangis.
"Non, ngga usah minta maaf. Bibik mengerti dengan keadaan non sekarang." Ujar bik Ina ikut menangis.
"Tapi, bibik boleh hukum Tasya ko. Tasya ngga apa-apa, asal bibik maafkan Tasya hiks.. hiks.."
"Non tidak bersalah dan bibik tidak berhak memberi hukuman ke non." Ujar bik Ina mengusap air mata Tasya.
"Bibik.." Ujar Tasya memeluk bik Ina sambil menangis dan bik Ina ikut menangis.
Tasya meraskan nyaman saat di peluk bik Ina begitu juga dengan bik Ina. Bik Ina bekerja jadi pembantu rumah sejak Tasya masih umur tiga tahun. Bahkan bik Ina selalu membela Asyita saat terjadi konflik dengan Edwin. Dan perceraian terjadi bik Ina tetap ikut dengan Asyita. Bik Ina tidak di anugerahi anak dan suami bik Ina juga bekerja menjadi sopir yang selalu mengantar jemput Tasya dan namanya adalah pak Deden.
Ting nong.. Assalamualaikum.
Suara bel rumah, sehingga Tasya dan bik Ina melepaskan pelukannya.
"Bibik buka pintu dulu ya non." Pamit bik Ina dan Tasya hanya mengangguk.
Tasya masih setia duduk di kursi, beberapa menit kemudian. Bik Ina mendekat ke Tasya.
"Non ada dua orang laki-laki sama ada satu perempuan, nyariin non."
"Hmm iya bik terimakasih." Ujar Tasya lalu pergi menuju ruang tamu.
Sesampai di ruang tamu.
"Tasya!" Sahut Karina.
"Iya ma, ada apa?" Tanya Tasya dan duduk di sofa single.
"Jelaskan." Ujar Karina menyuruh dua orang laki-laki berbadan tinggi dan kekar.
"Baiklah." Balas seorang laki-laki tersebut.
"Kedatangan kami disini ingin memberikan bukti-bukti saat terjadi kecelakaan." ujarnya.
"Mana buktinya?" Tanya Tasya.
"buktinya adalah sebuah video yang dapat dari rekaman cctv yang tersembunyi." Ujar seorang lelaki tersebut menjulurkan handphonenya
Tasya melihat jelas di video tersebut, ada dua orang yang mensabotase mobil Asyita dan orang tersebut adalah seorang laki-laki berbadan tinggi dan kekar.
"Mama Karin! Apa mama ada musuh dengan orang lain atau dengan perusahaan lain?" Tanya Tasya menangis.
"Sepertinya tidak ada sayang." Jawab Karina .
"Kalo tidak, kenapa dua orang laki-laki bertubuh kekar tersebut mensabotase mobil mama dan dua orang laki-laki tersebut sepertinya orang yang telah di suruh oleh orang lain." Ujar Tasya curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhty Cuek (completed ✔️)
Teen Fictioncerita ini menceritakan seorang gadis yang cantik. Tapi sikapnya sangat cuek dan dingin dengan seorang laki-laki, bahkan sikapnya sangat dingin dan sinis terhadap ayah dan kakak laki-lakinya. karena sebuah kejadian yang selalu teringat dengan diriny...