Billy terus memegang tangan kanan Tasya dan terus menatap Tasya sembari mengusap kepala Tasya dengan lembut. Riki duduk samping kiri Tasya sambil menenangkan Billy yang terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
"Assalamualaikum." Billy dan Riki melirik ke arah pintu. Pria tersebut tersenyum dan mendekati Billy dan Riki.
"Waalaikumussalam." Balas Billy dan Riki.
"Bagaimana keadaan Tasya, kak?"
"Keadaannya masih kritis, Vin." Jawab Riki lemas.
"Kalian yang sabar ya kak. Saya dan teman-teman selalu mendoakan Tasya, demi kesembuhannya." Ujar Kelvin memegang bahu Billy dengan lembut.
"Iya Vin, terimakasih." Balas Billy lirih. Riki memberi kode lewat mata kepada Billy. Billy pun mengangguk.
"Vin! Tolong jagain Tasya, ya." Pinta Billy lirih. Sebenarnya berat bagi Billy untuk meninggalkan Tasya, walaupun ada yang menjaganya.
"Iya kak." Balas Kelvin menganggukkan kepala.
Sepeninggalan Billy dan Riki. Kelvin duduk di kursi sambil memandang wajah Tasya yang pucat, tapi masih terlihat cantik dan manis.
"Tasya! Lo harus bangun. Gue tau lo itu kuat dan sebentar lagi kita akan liburan bersama-sama." Ujar Kelvin menatap Tasya.
"Permisi." Ujar seseorang yang berada di pintu.
"I_ Eh mama." Ujar Kelvin terkejut.
"Ssttt... Jangan berisik Vin!" Pinta Sinta.
"Iya ma. Mama dokternya Tasya, ya?" Tanya Kelvin.
"Iya Vin. Ngapain kamu disini?" Jawab Sinta balik tanya.
"Lagi jenguk Tasya lah ma." Jawab Kelvin.
Sinta permata adalah pemilik rumah sakit ini dan Sinta adalah mamanya Kelvin.
"Emang Tasya siapa kamu?" Tanya Sinta.
"Calon istri Kelvin, ma. Hehe.. Bercanda ma. Tasya itu... Adalah... Sahabat Kelvin, ma." Jawab Kelvin cengingiran.
"Bagaimana keadaan Tasya, ma?" Tanya Kelvin saat Sinta selesai meriksa keadaan Tasya.
"Keadaannya masih sama." Jawab Sinta dan Kelvin hanya diam.
"Vin! Jaga Tasya, ya. Mama pergi dulu, karena ada pasien lain yang harus mama periksa juga." Pamit Sinta.
"Iya ma." Ujar Kevin menganggukkan kepala. Sinta mengecup puncak kepala Kelvin dan pergi.
Setengah jam kemudian. Billy dan Riki sudah berada di ruang Tasya. Kelvin masih duduk di samping Tasya.
"Vin! Lo tau dari mana kalo Tasya ada di rumah sakit?" Tanya Billy menatap tajam ke Kelvin.
"Tau dari kak Rio." Jawab Kelvin menatap Billy sembari tersenyum.
***
Jam sudah pukul 02.12 Billy dan Riki sudah tidur. Billy tidur sambil memegang tangan kanan Tasya. Sedangkan Riki tidur di sofa yang ada di ruangan Tasya.
Billy terbangun saat merasakan jari jemari Tasya bergerak.
"Sayang!" Sahut lirih Billy tersenyum sembari mengusap kepala Tasya. Tasya membuka matanya saat merasakan usapan di kepalanya.
"A-a-bang." Ucap Tasya terbata-bata sembari tersenyum.
"Ya, sayang."
"Abang jangan nangis." Ujar Tasya mengusap air mata Billy.
"Abang ngga nangis ko sayang." Elak Billy membelakangi Tasya dan mengusap air matanya.
"Bang." Panggil Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhty Cuek (completed ✔️)
Teen Fictioncerita ini menceritakan seorang gadis yang cantik. Tapi sikapnya sangat cuek dan dingin dengan seorang laki-laki, bahkan sikapnya sangat dingin dan sinis terhadap ayah dan kakak laki-lakinya. karena sebuah kejadian yang selalu teringat dengan diriny...