Delapan belas

103 8 2
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf karena lama bangetttth updet nya hewhew,,
Ide lagi bener bener blenggggg(
Jadi ini dia hasil dari ke blengan akuuuh: v

Happy Reading ❤

Kinan lalu bergegas pergi menuju kamar mandi didalam Villa. Beberapa menit berkutat dikamar mandi Kinan keluar, ia menunduk membereskan bajunya sambil berjalan tanpa memperhatikan jalannya.

Dan disaat itu juga, seorang laki laki dengan gitar yang ditentang ditangannya berjalan berlawanan arah dengan Kinan, memainkan ponselnya tanpa memperhatikan jalan didepannya, hingga....

Brukk

~

"Aduh..." Pekik Kinan yang kini tersungkur dilantai, ia meringis mengusap bokongnya yang terasa sakit karena mencium lantai.

"Kalo jalan liat liat kenapa si, punya mata tuh di pake" Kesal Kinan seraya berusaha berdiri dan membersihkan pakaiannya. Ia belum melihat siapa yang menabraknya itu,  yang jelas ia sedang kesal karena bokongnya terasa nyeri.

"Lo juga jalan gak liat liat kan? " Tanya balik laki laki yang menabrak Kinan tadi.

Tunggu, Kinan berhenti dari kegiatan membersihkan pakaiannya, ia kenal suara itu. Lantas Kinan mendongak untuk melihat siapa yang ada di depannya kini. Ia bahkan terkejut dengan laki laki didepannya yang ternyata..

"Loh Kak Raka?" Ucap Kinan yang sedikit bingung.

"Hm" Gumam Raka.

"Eh ma-maaf Kak, tadi Kinan juga gak liat liat kok jalannya hehe" Cengir Kinan yang merasa kikuk telah mengomel kepada Raka. Raka merasa gemas sendiri dengan tingkah Kinan ia pun mengacak rambut Kinan gemas dan tak luput senyuman tipis dari bibir laki laki itu.

Cekrek

Let's start this game Kinan, akan banyak kejutan menantimu. Ucap seseorang bermata hazel dari kejauhan.

"Ih rambut aku Kak" Protes Kinan yang dibalas kekehan kecil dari Raka, entah kenapa Kinan lebih nyaman menggunakan 'aku' atau namanya sendiri ketimbang 'lo-gue' saat bersama Raka.

"Eh btw Kakak ngapain disini?" Tanya Kinan penasaran.

"Aku diundang sama panitia study tour buat ngisi malam api unggun kalian, sebagai perwakilan anggota eskul musik, sama beberapa anggota lainnya" Jelas Raka yang entah sejak kapan juga menggunakan 'aku-kamu', Raka juga merasa nyaman dengan panggilan itu.

Kinan hanya menganggukan kepalanya mengerti. Lalu mereka berdua pun berjalan beriringan menuju lingkaran siswa yang mengelilingi api unggun.

Suara panitia mengalihkan fokus Kinan. "Oke guys kita bakalan tampilin pensi, nah pensi kali ini kita bakalan pake undian. Jadi  masing masing kelas tunjuk satu perwakilan entah itu cewek atau cowok, gue udah nyiapin nomor untuk pensi kali ini. Masing masing dari kalian yang terpilih ngewakilin kelasnya harus mengambil nomor ini. Nah yang mendapatkan angka yang sama maka itulah yang akan menjadi pasangan duet kalian. Mengerti?" Jelas panitia yang seangkatan dengan anak anak lainnya.

"Mengerti"

Masing masing kelas sibuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi perwakilan kelasnya nanti, tak terkecuali juga Kinan dan teman temannya.

"Eh kelas kalian siapa?" Tanya Rara kepada Mika.

"Gak tau belum nentuin nih, kelas kalian siapa?" Tanya balik Mika.

"Ya jelas my queen Reva dong" Jawab Rara bangga dengan diiringi kekehan lainnya. Ya memang Reva juga pandai bernyanyi juga bermain alat musik, ia juga pernah mengikuti eskul musik sama seperti Mika, namun memilih keluar.

K I N A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang