Sembilan

79 15 0
                                    

Typo bertebaran!

***

Bagaimana dengan hati yang tak bisa memilih kepada siapa dia berlabuh,suatu kesalahankah jika hati jatuh kepada seseorang dengan rosario yang mengantung di lehernya?

Unknown~

**

Kini Kinan dan keempat sahabatanya tengah duduk bersama di meja kantin.Mereka tengah menunggu makanan yang baru saja dipesan oleh Rara.

Kinan asik dengan pikirannya sendiri,ia masih memikirkan kejadian tadi malam,ucapan Nanta masih terngiang di kepala Kinan.

Ah,kenapa ia jadi memikirkan cowok menyebalkan itu.

"Makanan sudah datang!!!" Ucap Rara dengan suaranya yang melengking.

"Fix lo cocok ra" Rara menatap Mika dengan sebelah alis yang terangkat.

"Jadi pembokat gue hahaha" tawa Mika pecah,receh memang,makanya yang lain hanya memandang Mika dengan muka datar,lain halnya dengan Rara yang menatap Mika sinis.

"Sabar Ra,ini ujian" ucap Reva yang duduk disamping Rara dan mengelus punggung Rara.

"Ujian jadi pembokatnya Mika" sambung Reva.Mika pun mengeraskan tawanya mendengar ucapan Reva,sedangkan Rara mendengus kesal.

"Eh mana ada pembokat secantik gue? Majikan aja kalah" ucap Rara yang percaya diri.

"Semerdeka lo Ra".

Kinan dan Angel hanya geleng geleng kepala melihat tingkah sahabatnya ini. Mereka pun mulai memakan makanannya.

Saat mereka tengah melahap makananya,mereka berlima dibuat heran karena murid murid yang tadinya berada di kantin kini berbondong bondong keluar.Entah ada apa,banyak yang mulai berbisik bisik seraya melenggang pergi.

"Eh ada apaan si?kok pada pergi?" tanya Kinan.

"Gatau deh,coba tanya mereka" Kinan mengangguk membenarkan ucapan Reva.Rara lah yang berniat menanyakan,ia memang sudah penasaran.

"Tunggu,itu kenapa ya pada pergi buru buru dari kantin?" Laki laki yang ditanya oleh Rara itu berhenti dari jalannya.

"Ada yang kelahi noh dilapangan,udah ya" laki laki itu langsung pergi meninggalkan kantin.

"Kita kesana guys,cepetan" ucap Mika.

"Cuma orang berantem doang,ngapain si lo tonton?" ucap Angel datar.

"Ih Angel!! Gue juga kepo kali,jarang jarang ada yang adu jotos terang terangan begini,di lapangan sekolah lagi,bisa dikerek di tiang bendera kalo pak Gege tau" ucap Rara.

"Iya ngel gue juga kepo.eh btw yang biasa bikin ulah kaya gini tuh pasti gengnya si Nanta,cuma mereka yang hobi banget kelahi di lapangan,pasti seru tuh" cerosos Reva yang membuat Kinan membulatkan matanya,apa benar laki laki itu?padahal lukanya yang semalam saja belum kering.Kinan resah,bagaimana mungkin laki laki super menyebalkan itu malah membuat onar?Ah mengapa pula Kinan memikirkannya.

Tapi Kinan tak bisa berbohong,ada rasa khawatir pada dirinya. Semoga saja bukan Nanta yang berkelahi dilapangan itu.

Kinan pun berlari meninggalkan keempat sahabatnya yang kebingungan.

"Nan,lo mau kemana??!!" Kinan masih mendengar teriakan Mika, ia tak menghiraukannya.

"Kita kelapangan guys" Mereka berempat pun mengikuti ucapan Reva,dan menyusul Kinan.

K I N A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang