33 ⭐ Ada Apa Dengan Acha?

2.6K 113 6
                                    

°°°°°°°°

Cool - Jonas Brother

°°°°°°°

Acha memutar-mutar badannya seperti ia baru saja mengangkat beban berat.

"Huaa, badan gue udah ringan," Ia menghirup udara segar yang tidak ia dapatkan beberapa hari yang lalu, matahari baru saja muncul dari Timur. Acha berdiri di balkon kamarnya sambil memegangi trali besi yang menjadi pembatas.

"Sekarang jam-- ah! Baru jam 5. Mending gue ambil Wudhu," Acha masuk kedalam dan membiarkan pintu balkon nya masih terbuka.

Selesai menunaikan kewajiban sebagai umat- Nya, Acha bukannya bersiap pergi sekolah ia malah mempunyai niat jahat, yaitu menjahili Ivan, sang kakak tertua.

***

Suara pintu berdecit pelan, Acha dengan sekuat tenaga membuka pintu dengan pelan agar tak menimbulkan bunyian yang dapat membangunkan sang penghuni kamar berbau maskulin ini.

Dapat dilihat sesosok Mahkluk kasat mata di hadapannya sedang bergelung dengan selimut tebalnya.

Acha mencari ide, dan ya! Ia dapat dengan segera ia berbalik ke kamarnya dan mengambil topeng.

Acha mencari ide, dan ya! Ia dapat dengan segera ia berbalik ke kamarnya dan mengambil topeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*gak tau nama mask nya.

Acha memakai mask tadi dan bersembunyi di samping ranjang Ivan. Kamar Ivan sekarang kondisinya gelap, yah! Dari semua kamar hanya kamar Acha saja yang ketika empunya tidur lampunya tidak di matikan.

Acha menarik-narik selimut Ivan. Masih tidak berkerja. Sekarang Acha memati-hidupkan lampu tidur ivan dan sekarang agak bekerja, Ivan terlihat mengucek-ngucek matanya. Acha melancarkan aksi pertamanya lagi. Entah, kebetulan atau tidak tiba-tiba lampu belajar Ivan jatuh.

Dan itu bukannya membuat Acha senang malah, ia juga kaget bukan main. Secara refleks Acha berdiri dan berpapasan dengan Ivan yang duduk di ranjangnya.

And ...

"KYAAA!" Teriak Ivan dan Acha.

***

Acha melirik Ivan disebelah Icha dengan sinis, sebaliknya Ivan pun melihat Acha dengan tak kalah sinisnya.

Acara Acha tadi berakhir dengan di omeli Mona dan berbuntut dengan kompetisi sinis-menyinis.

"Udah kali itu mata, mau gue colok satu-satu pakai ini?" Icha yang cengah melihat mereka pun berbicara sambil mengangkat pisau pemotong Pancake.

"Dia tu, berisik banget teriak-teriak," Adu Acha ke Icha.

"Eh, kok lo nyalahin gue, seharusnya gue yang marah lo ngapain pagi-pagi nakutin gue. Pakai acara jatuh-jatuhin lampu belajar gue lagi!"

"Eh, gue gak ada jatuhin barang lo ya. Asal lo tau gue dari awal stay di samping kasur lo yang bau pesing itu doang," Ivan tak terima dibilang kasurnya bau ompol, malahan setiap sahabatnya datang pasti kamarnya dibilang pas banget maskulin-maskulin gitu, wah! Ia Tak boleh dihina.

"Enak banget lu. Kamar lu tu bau ompol, kamar gue bau maskulin, and wait lo bilang bukan lo yang jatuhin lampunya terus siapa?"

"Ya mana gue tempe. Angin mungkin,"

"Gak mungkin beg-"

"Ivan mulutnya," tegur Mama Mona, Ivan hanya cengengesan.

"Estoy Pardon Mom. Gak mungkin ada angin, kamar gue aja kagak ada jendelanya apalagi balkon. Gak usah bacod lu Cha, gak lucu ayam!"

"Ih gue serius!" Acha mengangkat kedua jarinya.

"Duh pagi-pagi udah berisik aja kalian. Udah besok panggil ustad," tandas Geo.

***

Acha melangkah kaki jenjangnya lantai Kantin, banyak Siswa-Siswi yang melihat ke arah nya seperti sedang melihat model Victoria Rahasia yang berjalan di Catwalk. Acha celingukan mencari keberadaan sahabat-sahabatnya yang sudah beberapa hari ini tak ia temui.

Acha melambaikan tangannya kepada Caca yang melihat ke arah nya dengan malas.

"Hola!" Sapa Acha semangat. Mila yang sifatnya sebelas dua belas dengan nya pun membalas sapaan itu dengan tak kalah semangatnya.

"Kemana aja lo beberapa hari?" Pertanyaan itu keluar mulus dari Justin.

"Gue sibuk," jawab Acha dengan gaya sok sibuk.

"Sibuk ngapain lo? Perasaan gue lo cuman bernapas aja,"

"Gue sibuk konser," Semua memasang muka 'terserah' ke arah Acha. Icha menyeruput minuman favoritnya Jus Mangga sambil melihat ke arah Acha.

"Kenapa Cha? Gue cantik? Iya tau gue," Icha memutar bola matanya malas.

Ivan melirik sinis Acha, perang panas mereka masih saja dimulai padahal tadi Geo sudah mencari jalan tengah tapi, tetap saja mereka masih melanjutkan perang tadi seperti bocah hanya raga mereka yang terperangkap ditubuh remaja.

"Apa lu? Lirik-lirik gue," Acha mengibaskan rambut coklatnya kearah Tyara yang membuat Tyara yang baru menyuapkan bakso nya malah memakan rambut Acha.

"Anjir! Rambut lo,"

"Kenapa? Baguskan?"

"Bukan bagus bego! Gue kemakan," Tyara mengambil air mineral dan kumur-kumur.

"Lo ngapa jadi narsis gini Cha?" Acha mengendikkan bahu sambil mengambil mi goreng milik Caca.

"Gue udah narsis dari dulu," setelah itu Acha pergi sambil membawa air mineral Ivan.

"Wuahh, anjir! Gue kepedesan bego!" Acha hanya berbalik dan memeletkan lidah.

"Kok gue ngerasa Acha aneh ya," Ucap Caca.

"Bukan lo doang, gue sebagai kembaran juga ngerasa kayak gitu," tambah Icha.

"Gue tau dia narsis tapi biasanya dia gak bakal senarsis itu,"

"Fix kepala Acha jadi bego gara-gara sakit."

***

Icha masuk kerumah nya dan melihat Acha yang sedang duduk di tengah-tengah antara Mona dan Geo.

Dasar Acha tak tau apa kalau Mama dan  Papa mau pacaran, batin Icha.

"Icha kok kamu balik lambat?"

"Iya, tadi Icha latihan basket. Dan lo Cha, lo lupa apa kita minggu depan udah mau tanding lo main pulang-pulang aja,"

"Ish, gue kan baru sehat. Besok aja gue latian nya ribet banget sih," Acha melihat Icha sinis.

Icha melihat Acha yang mensinisnya pun terheran, tak biasanya Acha seperti itu.

"Ada apa dengan Acha?"

------------------------

Hola!!!

Sory baru up, kmrn aku gak tau kapan pas 30 vt nya, paket aku habis weheh.

Jadi kli ini aku mntk 35vt sama 2 komen deh boleh?

Langsung up deh janji kalo hari,ini juga nembusnya.

salammanisasinpahitasam
IchaGomez28

The Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang