39 ⭐ Telat

2.8K 107 38
                                    

Icha membuka pintu utama kediaman Axellandres dengan tergesa-gesa. Sebelum menaiki tangga, Icha dipanggil oleh teriakan membahana Mamanya.

"ICHA! kamu gak makan dulu? Kok buru-buru? Ayo makan dulu," Ucap Mona yang menghentikan perjalanan Icha.

"Iya ma, Icha ganti baju dulu." Icha menuju kamarnya.

Icha membukan walk- in closet nya dan mencari hoddie hitam dan celana jeans biru.

Setelah itu ia sempatkan untuk mencuci muka dan menggosok gigi tak lupa ia men- charge ponselnya. Kemudian diambilnya kunci motor yang ia pinjam di Cafe nya.

Sampai di kursi makan dan mendaratkan bokongnya, Mona bertanya.

"Mau makan apa kamu?" Tanya Mona.

"Icha ambil sendiri aja. Buru-buru," Jawab Icha. Ivan menyilangkan peralatan makannya.

"Buru-buru, kemana lo?" Icha mengangkat kepalanya.

"Mobil gue masih di sekolah," Icha dengan cepat mengunyah dan karena cepatnya ia pun tergigit lidahnya sendiri.

"Kok bisa mo-"

"AKH! sakit!" Acha menyodorkan air putih yang langsung tandas di teguk Icha.

"Makanya kalo makan hati-hati. Untung yang kegigit lidah bukan gigi," Ujar Acha sambil menggigit paha ayam dengan ganas.

"Begimana bisa gigi di gigit?" Tanya Ivan yang di tak di gubris oleh Acha.

"So, mobil kamu kok ada di sekolah? Terus kamu pulang pakai apa?" Tanya Geo yang sedari tadi hanya mengheningkan cipta.

"Tadi pas Icha mau pulang abis latihan, Icha inget kalau barang Icha ketinggalan di kelas jadi Icha ambil deh terus pas balik ke parkiran lagi ban mobilnya udah kempes. Terus, tadi Icha pulangnya minjem motor satpam." Jelas Icha.

"Jadi Icha mau ngembaliin motornya, sekalian ngambil mobil tadi Icha udah manggil orang bengkel," lanjut Icha yang beranjak dari duduk nya dan menyalami Mona dan Geo.

***

Mesinmotor matic yang di kendarai Icha mati disertai dengan dirinya yang menurunkan standar motornya dan mencabut kunci.

"Eh lo liat Riski gak?" Tanya Icha pda salah satu pegawainya. Ya, Icha sedang berada di Cafenya tadi ia hanya berbohong sedikit kepada orang tuanya.

"Oh, Riski gak ada sift malam, hari ini. Mungkin lagi di kos-an dia," Icha melongo. dengan apa Riski pulang? Huh, rasa bersalah mulai menggerogoti hati Icha.

Setelah menanyakan alamat kos Riski, Icha langsung menuju alamat itu.

***

Sudah hampir setengah jam Icha berdiri di kos-an Riski tidak ada tanda-tanda kalau kos itu berpenghuni.

Icha menggetuk, mengucap salam, bahkan bertanya kepada tetangga sebelah Riski bahwa Riski memang pulang tadi tapi, setelah itu ia tidak keluar lagi.

Namun, ada satu kejanggalan dengan apa yang di katakan oleh tetangga Riski, Jaka. Jaka bilang bahwa tak lama setelah Riski masuk ada seseorang dengan pakaian serba hitam masuk ke dalam.

Icha tidak habis pikir ia memanggil Jaka dan meminta izin ingin mendobrak pintu kamar Riski.

Satu kali, belum terbuka.

Dua kali, masih juga namun satu terkunci sudah terlepas.

Ada berapa kunci yang di pasang Riski, batin Icha. Jaka juga membantu Icha mendobrak pintu.

Dan yah, dobrakan ketiga pintu terbuka dan membuat Icha
memelototkan matanya.

Riski tergeletak dengan tangan dan mulut terikat. Dengan cepat Icha menelepon ambulan.

The Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang