26 ⭐ Awal Yang Baru (1)

2.7K 95 8
                                    

°°°°°°°

Purpose - Justin Bieber

°°°°°°°

Keesokkan hari nya, Icha sudah siap dengan kemeja dan blazer almamenter sekolahnya. Icha turun dengan senyum di wajahnya.

"Good Morning semua," sapa Icha riang. Semua yang di meja makan tampak memberhentikan aktivitas masing-masing dan menoleh ke arah Icha yang berhenti di anak tangga ke dua.

"Morning," serentak mereka, tapi masih dengan tampang cengo. Icha tetap memperlihatkan senyuman di wajahnya. Karena terus menatap ke arah meja makan, Icha sampai tidak melihat bahwa dihadapannya terdapat dua anak tangga lagi yang harus ia lalui. Mungkin, karena ceria nya pagi ini ia sampai melupakan itu, ia melangkahkan kaki jenjangnya.

"Auh! Hihi, tetep senyum, cha," Icha terduduk karena mengira hanya tinggal satu anak tangga saja yang harus ia lewati, tapi ia tetap tersenyum, dan manusia-manusia yang di meja makan makin keheranan melihat dirinya.

Icha duduk di tempat biasa, dan mengambil beberapa helai roti dan selai coklat. Geo, Mona, Acha dan Ivan masih menatapnya dengan arah tatapan yang sama.

Icha berdeham, "Kalian gak lanjut?" Semua di meja makan langsung berdeham dan melanjutkan aktivitas mereka. Icha yang melihat itu terkekeh tiba-tiba, Acha sang kembaran yang duduk di sebelahnya pun melihat aneh kembarannya.

"Cha, Lo sehat?" Icha mengigiti roti nya sambil melirik Acha.

"Alhamdullillah, sehat kok gue. Kenapa?" Acha menaruh punggung tangannya ke dahi Icha, dan membiarkannya sebentar.

"Gak panas. Aman, kok, aman. Tapi kok, lo kaya sakit," Icha tertawa pelan.

"Gue gak pa-pa kali. Udah ah, gue berangkat dulu. Assalammualaikum, semua," Icha mencium kedua orang tuanya yang masih membisu.

Icha berjalan ke arah luar dengan meninggalkan sejuta kebingungan di meja makan.

"Cha?" Acha melihat Ivan sambil menaikan sebelah alisnya.

"Itu, yang tadi Acha atau Icha?"

"Ya, Icha lah. Ini gue Acha. Pagi ini dia mandi pakai air biasa kan?" Semua melihat aneh ke arah Acha.

"Yaiyalah air biasa, kamu pikir dia mandi pake air apa? Kopi? Teh? Jus?" Jawab Mona yang sedari tadi diem.

"Apa yang di lakukan Lio ke Icha ya, semalem," Acha dan Ivan meminum Susu Coklatnya dan bangkit serta pamit ke Mona dan Geo.

Semua yang di meja makan masih diam dan setelah Acha pergi pikiran mereka pun masih melayang ke Icha yang memberikan senyuman hangat yang sudah lama tak mereka lihat dan sapaan ceria.

Tak lama Geo pun bangkit untuk berangkat.

***

Icha berjalan di koridor dengan mengunyah permen karet dan mendengarkan musik yang keluar dari earphone.

Sesekali ia tersenyum karena sapaan oleh orang yang lalu. Icha masuk kekelas dan duduk di kursinya dengan senyuman yang masih melekat di bibir tebalnya.

Tyara yang di hadapannya pun bingung karena perubahan sahabat nya itu. Ia menghadap ke arah Icha.

"Cha?" Icha menaikan sebelah alisnya dan melepaskan sumpalan earphone.

"Lo sakit?"

"Emang, kenapa sih? Tadi di rumah gue di tanyain kayak gitu, terus di sekolah di tanyain juga. Emang ada yang salah sama gue?" Tyara membulatkan matanya, ini, seperti Icha 2 tahun yang lalu. Tyara menepuk pipinya sendiri, dan itu tidak mimpi.

The Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang