32⭐ Acha Sakit, Icha Sedih

2.7K 123 7
                                    

°°°°°°°°

UDK - Olivia O"brien

°°°°°°°°

I

cha menoyor kepala Adek kecil bangsatnya itu, bagaimana tidak? Acha berlari dan menggedor pintu kamarnya dan berkata 'Lio datang ingin melamar dirinya'.

"Lah kenapa?" Tanya Acha setelah ia meringis.

"Lo gila tau gak! Lo bilang Lio lamar gue dasar banyak bohong lo, kan kasian readers nya kalo percaya bego!" Acha meringis.

"Hehe, sorry readers. Oke, kombek lagi ke Acara. Jadi dibawah ada Lio,"

"Mau ngapain dia?" Acha mengedikkan bahu dan keluar dari kamar.

Icha berhenti di tangga dan melihat Mama dan Papa nya sedang meng-intrograsi Lio.

Dan selintas kalimat terdengar dari telinga Icha.

"Kamu sudah tau masa lalu Icha?" Lio hanya bisa menggeleng karena, ia mendekati Icha tapi tidak tahu apa-apa tentang Icha.

"Terus, alasan kamu apa sering ajak Icha jalan tapi, tidak tau masa lalu dia. Apa kamu tidak tau kalo masa lalu Icha itu ada hubungannya sama ka-"

"Eh, Lio. Mau jalan kan? Ayo," Icha memotong ucapan Papa nya dan langsung menarik lengan Lio keluar.

"Kenapa Cha?"

"Kenapa apanya?" Icha balik bertanya.

"Ya kenapa, gue suka lo. Tapi, gue gak tau apa-apa tentang lo. Kan sia-sia gue coba terbuka sama lo kalo lo malah gak terbuka sama gue," Icha mengeryit tidak suka.

"Yo, lo inget! Lo itu yang suka gue, gue gak pernah bilang kalo gue suka lo. Kalo lo lupa nih gue ingetin gue cuman pernah bilang kalo silahkan lo kalo mau coba masuk kehati gue, gue bakal coba. Denger baik-baik gue bilang coba, bukan berarti sekarang gue udah mau cerita ini-itu sama lo tentang masa lalu gue,"

"Tapi Cha, ini udah 3 bulan kita deket dan lo belum ada cerita apa-apa ke gue, oke gue selama ini nunggu buat lo cerita tapi-"

"Sorry Yo, gue bakal coba, tapi gue mau lo tau ini dari mulut gue sendiri gue gak mau lo tau dari orang lain, bahkan, Papa gue sendiri bakal gue cegah kayak tadi,"

"Wait jadi tadi Papa lo mau ngasih tau?" Icha mengedikkan bahu.

"So, mending lo pulang aja. Sorry, malam ini mood gue gak bagus pasti lo juga kan? Jadi sekarang lo pulang dan sekali lagi sorry. Night." Icha masuk dan meninggalkan Lio yang masih bingung.

Lio berpikir apa yang ia dan Icha permasalahkan tadi cukup berlebihan. Lio tidak ingin egois, biarkan saja Icha berbicara duluan.

***

"Pagi Cha," Icha duduk di meja makan dan tersenyum menjawab sapaan Ivan.

"Pagi," Icha mengambil Susu Rendah Lemaknya dan meneguknya hingga tandas.

"Acha mana Cha?" Kali ini Mona bertanya.

"Masih dikamarnya Ma. Icha mau cek dulu," Mona mengangguk.

Icha melangkah menaiki undukan demi undukan ubin dingin berlapis keramik krim.

Icha tidak perlu mengetuk jika masuk ke dalam pintu berwarna ungu pastel itu. Icha melihat Acha masih bergelung dengan selimut ungu tebalnya.

"Cha?" Icha duduk di pinggiran raniang Acha.

Acha menggeliyat sambil mengerang tidak jelas, bukannya bangun Acha malah makin merapatkan selimutnya.

Cahaya mentari sudah berlomba-lomba untuk menerobos tirai kamar Acha tapi tetap saja tidak bisa karena, tertutupi oleh gorden yang lebih tebal. Suhu di kamar Acha normal tapi ada apa dengan kembaran kampretnya?

Icha sekarang tidak banyak omong langsung saja ia menarik selimut Acha dan lihat! Ternyata ada selimut tipis lainnya di balik selimut tebal tadi, dan dapat Icha lihat Acha memakai hoodie ketika tidur dan celana panjang tidak biasa ia memakai pakaian panjang ketika tidur.

Icha menaruh punggun tangannya di dahi Acha dan yah, panas dahinya sudah melampui batas. Acha demam!

"Cha Cha, lo sakit?"

Acha perlahan membuka kelopak matanya, "eh, gue gak sekolah deh hari ini. Lo pergi aja," Acha kembali menarik selimutnya.

"Gue gak nanya itu. Gue nanya lo kok panas badannya, lo sakit?" Acha menjawab dengan suara dengkuran yang halus.

Icha melirik jam di atas nakas 07.15 sudah ia terlambat dan ia tidak peduli.

"Loh, Cha kok belum turun juga, udah telat ini. Achanya kenapa kok belum di bangunin?" Mona datang.

Icha melirik Mona sekilas, "iya nih Ma. Icha gak sekolah deh hari ini Acha sakit Icha mau jagain,"

"Oh Cha sakit," Mona keluar kamar.

Tak berselang beberapa detik pintu terbuka lagi dan menampilkan wajah khawatir Mona.

"Loh? Acha sakit apa? Duh, Mama panggil dokter dulu." Mona buru-buru menelfon dokter keluarga.

Icha menaikkan suhu Air Conditioner  agar kembarannya tidak kedinginan.

***

"Jadi gimana dok, keadaan Acha?"

Dokter Fredy - Dokter Keluarga - membetulkan kacamatanya.

"Saya baru bisa mempastikan jika anak ibu terkena demam karena kecapaian saja. Tapi tadi saya mengambil sempel darah Acha untuk saya cek lebih lanjut. Jadi saya berharap ini hanya demam biasa, karena tidak ada tanda-tanda penyakit lainnya. Jadi, saya sarankan Acha nya jangan terlalu kecapaian dulu, juga banyak minum air putih. Kalo gitu saya permisi dulu," dokter tadi berlalu bersama Mona yang mengantarkannya.

Icha yang duduk di pinggir ranjang Acha dengan pakaian biasa karena tadi ia sudah mengganti seragamnya.

Acha menggerang karena tak nyaman.

"Cha, mau minum?" Acha mengangguk dan dengan sigap Acha mengambil air yang sudah disediakan.

Acha tersenyum sendu, bibirnya pucat dan kering. Icha sedih melihat kembarannya yang sering bertingkah konyol menjadi lemas seperti ini.

"Get Well Soon, Sista."

------------------------------

Haii aku balik lagi setelah melakukan reinkarnasi whaha, aku sudah siap UNBK dan tinggal nunggu hasil. Mudah"han nilainya bagus AMIN!!

Whehe, doain dong!!! Biar masuk ke SMA/SMK yang bagus, juga buat kalian yang masuk ke ↖ semoga dapet masuk ke sekolah impian kalian.

Update? Aku mau 30 vote. Wkwk kalo udah 30 langsung aku update kalo misalkan hari ini jugak aku bakalan langsung up.

Oke, segitu aja An nya jadi selalu diingetin wkkw.

Ohiya maksh yang udah spam Vt wkw, aku hiatus bukan berarti aku kgk on yeee!.

Jadi jangan lupa vote and cmmnt..

Salammanisasinasampahit
IchaGomez

The Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang