Musim dingin telah usai, dan musim semi datang. Datangnya musim semi kembali membuat beberapa orang melakukan aktivitas dan kembali bersekolah bagi siswa dan siswi awal semester baru.
Seperti yoona yang saat ini sudah siap akan kembali sekolah, karena usianya yang belum cukup untuk masuk ke sekolah dasar, jadi ia sekolah 2 tahun di taman kanak-kanak. Yoona kini tengah menunggu sang ayah turun untuk sarapan bersama.
“apakah ayahmu sudah bangun?” bibi ahn salah satu pembantu rumah tangga di rumah ini, datang dari arah dapur dengan membawa makanan sarapan.
Yoona menggeleng sebagai jawaban, sepertinya ayahnya sedang bersiap. “ayah membuatku menunggu lama.” kemudian ia mendengus kesal karena sudah lama menunggu ayahnya turun ke bawah.
Bibi ahn menyimpan segelas susu cokelat di hadapan yoona. “mau bibi panggilkan?” tawarnya, karena ia kasihan melihat yoona yang kesal menunggu.
Tidak lama, sosok yang ditunggu oleh yoona muncul dari arah anak tangga. Taehyung berjalan mendekat sembari membenarkan kancing lengan kemejanya, “selamat pagi.” sapanya kepada yoona yang saat ini tengah menatapnya malas. Taehyung cukup mengerti bahwa anaknya itu sedang kesal karna menunggunya lama, namun karna tidak ingin menghabiskan waktu hanya untuk berdebat dengan anaknya ini— ia lebih memilih mengabaikan.
Taehyung dan yoona mulai sarapan tanpa ada yang berbicara. Ini memang sudah menjadi kebiasaan keduanya, tidak berbincang selama makan. Namun, menurut yoona alasan mengapa ia tidak di perbolehkan bicara saat makan, karna sang ayah yang malas berbicara dengannya. Wajar saja jika yoona berpikiran seperti itu, karna memang setiap kali yoona mengajaknya berbicara, taehyung akan menyahut dengan raut wajah malas. Taehyung hanya mengucapkan selamat pagi atau selamat tidur ketika malam ia baru saja pulang bekerja, setiap harinya.
Jangan lupakan taehyung yang tidak pernah mengantarkannya pergi sekolah, selama ini selalu paman ahn. Begitu pula jika sedang ada pembagian raport atau acara pentas seni, ayahnya tidak akan datang ke sekolahnya.
Perlahan yoona menenggak habis segelas susunya, dan segera menyeka mulutnya dengan punggung tangan. Lalu turun dari kursi dan lekas mengambil tasnya yang berada diatas meja makan. “aku pergi.” yoona membungkuk dan langsung pergi begitu saja meninggalkan taehyung.
Taehyung menghentikan aktivitas sarapannya, menatap punggung yoona yang semakin menjauh. Mendengar suara seruan yoona yang meminta kepada paman ahn untuk cepat mengambil mobil agar ia tidak telat kembali ke sekolah. Ia hanya bisa menghela nafas, dalam hati ia ingin sekali bisa mengantar yoona sekolah, berbincang dengannya atau sekedar mengajak yoona berlibur jika akhir pekan. Namun, entah mengapa ia tidak bisa melakukannya. Setiap kali ia menatap yoona, perasaan bersalah dalam hatinya langsung kembali terasa. Perasaan bersalah yang selama ini hanya ia yang merasakannya. Setelah merasa mobil paman ahn pergi, taehyung pun langsung pergi untuk pergi ke kantor.
-o0o-
“pagi ini kau pergi bersama sunmi?” tanya gadis yang saat ini tengah mengikat rambutnya.
Yang ditanya hanya mengangguk, tanpa menjawab memakai suara. “apa kalian sekelas kali ini?” kembali gadis itu bertanya kepada pria yang saat ini masih sibuk memakai dasi seragamnya.
“tidak, kami tidak sekelas. Lagipula jika aku sekelas dengannya, aku akan sangat merasa bosan.” setelah merasa dasi yang di pasangnya benar, pria itu duduk di lantai untuk memakai kaus kaki.
Gadis yang sedari tadis sibuk dengan rambutnya itu akhirnya mulai memakai sepatunya juga. “kau benar, bahkan saat kelas satu— kau sudah satu kelas dengannya.” ia mulai membuka pintu apartemen untuk segera pergi menuju halte bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny 운명 || Kth
Fanfickim Taehyung seorang ceo perusahaan terkenal di Korea. ia sudah memiliki seorang istri dan anak, namun nasib sial menimpa selama 5 tahun terakhir ini. istrinya mengalami koma selama 5 tahun, terbaring lemah karna sebuah kecelakaan parah yang menimpa...