(tekan bintang di pojok kiri, karna satu vote dari kamu buat aku semangat lanjut cerita ini...)
•••
Hana terkejut saat ia terbangun dari tidurnya, ia sudah berada di atas ranjang kamarnya. Ia mencoba mengingat lagi, apa yang terakhir kali ia lakukan kemarin? Seingatnya semalam ia berada di ruang tengah, sembari memberikan nilai pada kertas-kertas ulangan muridnya.
Hana segera bangun dari posisi tidurannya, ia berniat pergi ke ruang tengah untuk mencari beberapa kertas miliknya. Kertas yang berada di ruang tengah adalah kertas yang sangat penting, jadi jika semuanya hilang bisa saja ia dalam masalah. Namun, ketika kedua tungkainya akan melangkah menuju pintu ia melihat setumpuk kertas ada di atas meja dekat soffa.
Tidak menunggu lama, ia langsung menghampiri meja tersebut. "Apakah semalam aku memang menyimpannya disini?" Gumamnya karena merasa ada yang aneh. Jelas sekali ia mengingat semalam ia belum masuk ke dalam kamar.
Kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Cukup hana! Jangan di pikirkan lagi, lebih baik sekarang kau bersiap pergi ke sekolah." Lelah mengingat kejadian semalam, namun hasilnya nihil. Hana lebih memilih untuk bersiap pergi ke sekolah tempatnya bekerja.
-o0o-
Setelah selesai bersiap, hana segera turun ke bawah. Di dapur sudah ada bibi ahn yang sedang menyiapkan sarapan, dan sudah ada taehyung juga yang sedang berbicara di telepon duduk di meja makan. Awalnya hana sempat terkejut melihat taehyung yang sudah siap, namun dengan cepat ia menghilangkan raut wajah terkejutnya. Ia memilih untuk meletakkan tasnya di atas meja makan, lalu ia pergi ke dapur mebantu bibi ahn. Mengabaikan taehyung yang sempat menatapnya sembari berbicara di telepon.
"Kau sudah siap?" Tanya bibi ahn saat hana membantunya menyimpan roti yang sudah di panggang ke atas piring.
Hana mengangguk. "Ya, seperti yang bibi ahn lihat." Sahutnya.
"Pasti esok di rumah akan sangat sepi sekali." Kini bibi ahn tengah membuat satu gelas susu, dan satu gelas kopi.
Kening hana mengernyit. "Sepi?" Apa maksud bibi ahn esok akan sepi? Bukankah biasanya di rumah besar ini selalu sepi?
Bibi ahn mengangguk, "Ya. kalian akan pergi ke busan, bukan?"
Mendengar pertanyaan bibi ahn, hana baru mengingatnya. Benar juga, esok hari minggu, dimana festival kembang api di busan di adakan. Apakah taehyung mengingatnya? Jika taehyung mengingatnya mengapa pria itu tidak membicarakan apapun kemarin tentang keberangkatan mereka? Jangankan membicarakan keberangkatan, berbicara dengan hana saja tidak. "Ah, aku hampir lupa." Hana terkekeh kecil.
"Bagaimana mungkin kau bisa lupa? Apakah kalian tidak bersiap-siap? Kapan kalian akan berangkat?" Tanya bibi ahn yang penasaran. Bagaimana ia tidak penasaran, pagi tadi taehyung baru memberitahunya jika ia esok tidak akan ada di rumah, termasuk yoona dan hana juga. Jadi, bibi ahn tidak perlu membuat sarapan atau menyiapkan makan malam esok.
Hana menggelengkan kepalanya. "Aku—tidak tahu." Matanya melirik ke arah taehyung yang masih berbicara di telepon, bahkan hana tidak tahu apakah mereka jadi pergi atau tidak.
Lalu bibi ahn menyimpan gelas kopi dan susu ke atas nampan. Sedangkan hana membawakan rotinya di tangan, dan meyimpannya di atas meja. Hana langsung duduk di hadapan taehyung. Tepat setelah bibi ahn meletakkan gelas kopi di hadapan taehyung, taehyung mematikan sambungan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny 운명 || Kth
Fanfickim Taehyung seorang ceo perusahaan terkenal di Korea. ia sudah memiliki seorang istri dan anak, namun nasib sial menimpa selama 5 tahun terakhir ini. istrinya mengalami koma selama 5 tahun, terbaring lemah karna sebuah kecelakaan parah yang menimpa...