9. selamat tinggal paris

3.6K 385 23
                                    

[tekan bintang dipojok kiri ya, karna satu vote dari kamu bikin aku jadi semangat buat lanjut cerita ini..]

•••

Orang-orang yang awalnya sedang melakukan pekerjaannya masing-masing, langsung bangun dari duduknya dan membungkuk hormat begitu pria paruh baya tersebut datang. Membuat beberapa para karyawan terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba, pasalnya pria paruh baya ini sudah lama sekali tidak menginjakkan kakinya disini.

Tidak hanya para karyawan bawahan saja, jimin selaku direktur dan saat ini sedang mewakilkan taehyung cepat-cepat keluar dari ruangan untuk menyambut ayah taehyung diruangan—taehyung tentunya. Sebelum masuk kedalam ruangan tersebut, jimin pergi berlari kecil kearah meja hanrae yang terletak didepan ruangan taehyung.

"Hanrae! Bagaimana penampilanku?" Tanya jimin pada hanrae yang sedang sibuk memeriksa beberapa dokumen, disertai nafas yang tersenggal.

Hanrae bangun dari duduknya, mengambil sebuah kaca yang selalu digunakannya. Lalu menghadapkan kaca tersebut kearah jimin, sehingga pemuda itu bisa bercermin disana. "Rapihkan dasimu, bodoh." Ketusnya sembari menunjuk dasi jimin yang sedikit miring.

"Ah sial! Ini semua karena–mu yang tidak memberitahu–ku bahwa wakil pimpinan datang!" Gerutunya pada hanrae yang selalu telat memberikan informasi penting padanya, mentang-mentang gadis tersebut adalah sekretaris pribadi taehyung jadi enggan memberi informasi pada karyawan lain. Setelah merasa cukup rapih dari sebelumnya, jimin lekas berlari kecil menuju ruangan taehyung. Mengatur nafas sebelum membuka pintu, setelah dirasanya baik ia langsung membuka pintu berwarna coklat tersebut.

Begitu masuk kedalam, jimin melihat—seokmin—ayah taehyung sedang melihat beberapa foto yang bergantung didinding. Jimin berdeham pelan, berusaha agar ayah taehyung menyadari presensinya. "Selamat datang, tuan kim." Membungkuk dengan sopan, dan kembali menegakkan tubuhnya.

Mendengar suara jimin, seokmin menoleh kearah pria tersebut. "Ouch, kau sudah disini." Lalu seokmin segera duduk di sofa, dekat dimana jimin berdiri. "Duduklah." Titahnya pada jimin yang langsung dijawab dengan anggukan.

Sebelum seokmin memulai bicara, hanrae masuk kedalam ruangan membawa dua gelas kopi dan teh. Setelahnya ia lekas keluar kembali, membiarkan dua orang terpenting perusahaan ini berbincang.

Seokmin meneguk teh miliknya, bersandar pada belakang sofa. "Jimin, kau tahu bukan ini sudah lima hari sejak taehyung pergi berlibur?" Tanyanya membuka pembicaraan.

Yang ditanya langsung segera mengangguk, dan berkata "ya. Aku tahu, tuan kim."

"Bagaimana keadaan perusahaan selama kau menggantikan taehyung?" Tanyanya kembali, berusaha memastikan bahwa perusahaannya sedang dalam keadaan baik-baik saja tidak terjadi apapun.

Sudah dapat jimin duga, bahwa kedatangannya kemari adalah untuk menanyakan masalah ini. "Tentu saja baik-baik saja selama aku yang mengendalikannya tuan kim, kau tidak perlu khawatir." Sahutnya dengan santai.

Mendengar jawaban jimin yang kelewat tenang, ia yakin bahwa perusahaannya benar-benar dalam keadaan yang baik. "Baguslah, dan aku ingin besok kau jemput taehyung dibandara. Pukul sebelas malam, paman ahn yang biasa selalu mengantar jemput sedang sakit, jadi kuharap kau bersedia." Ujarnya sembari bersiap bangun dari duduknya.

Melihat seokmin yang bangun dari posisi duduknya, jimin pun ikut bangun. "Baiklah, aku akan menjemputnya besok." Sahut jimin dan berjalan beriringan untuk keluar dari ruangan ini bersama.

Destiny 운명 || KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang