14. tak terduga

3.2K 311 44
                                    

[jangan lupa tekan bintang di pojok kiri, karna satu vote dari kamu bikin aku semangat untuk lanjut cerita ini...]

•••

Akhirnya yang di nantikan oleh yoona tiba, makan es krim dengan sepuasnya. Terlebih lagi saat ini ada taehyung ikut makan es krim bersama, membuat yoona semakin senang. Sedari tadi yoona tidak berhenti berbicara, membicarakan tentang ke–gugupannya sebelum taehyung datang, dan membicarakan betapa senangnya ia saat kedua orang tuanya memeluknya di hadapan banyak orang tadi.

Hana hanya mendengarkan, sesekali ia akan tersenyum. Berbeda dengan taehyung yang sedari tadi selalu membalas ucapan yoona. Tidak tahu kenapa kini hana gugup sekali jika akan berbicara, terlebih lagi jika ia berbicara lalu taehyung memperhatikannya.

ah, mengapa ayah tiba-tiba bisa datang? Bukankah ayah bilang, ayah tidak bisa datang?” sampai sekarang yoona masih penasaran, apa yang membuat sang ayah tertarik datang ke sekolahnya.

Benar juga, taehyung belum memberitahu kepada yoona alasan mengapa ia tiba-tiba datang. Karna tadi selepas acara berpelukan yang tidak taehyung sadari itu, mereka langsung pergi ke kedai es krim. Tanpa ada yang membicarakan kedatangannya, termasuk hana yang sedari tadi diam saja. “ayah datang karna pekerjaan ayah di sana sudah selesai.” ucapnya berbohong.

“pantas saja, kukira yang akan melihat aku membaca surat hanya ibu.” namun jika hal itu benar-benar terjadi, mungkin saat ini yoona tidak sesenang saat ini.

Taehyung melahap es krim coklat yang di pesankan oleh yoona tadi, lalu pikirannya kembali teringat kepada surat yoona. “tapi, jika ayah boleh tahu. Kau sendiri yang membuat suratnya?” jika benar ia yang membuatnya sendiri, sungguh taehyung benar-benar terharu. Bagaimana mungkin gadis berusia lima tahun bisa membuat surat untuknya, bahkan sampai menyentuh hati.

Kali ini yoona tak langsung menjawab, ia menatap hana yang sedari tadi hanya menunduk dan sedikit-sedikit melahap es krimnya. “tidak, ibu membantuku. Dan juga baju gaun yang kukenakan saat ini pun, ibu yang membelikannya ayah. Bahkan ibu hari ini tidak pergi mengajar untuk menemaniku.” ucapnya masih dengan pandangan ke arah hana.

Mendengar namanya di sebut, hana menatap yoona dan taehyung bergantian. Tidak tahu kenapa rasa gugupnya kembali muncul, bayangan saat taehyung menarik lengannya kembali berada di pikirannya. Mengapa ia sangat berlebihan sekali? Bahkan hana dapat melihat saat ini taehyung biasa saja.

Rasanya sulit sekali bagi taehyung untuk mengucapkan terimakasih kepada hana, bahkan semalam pun ia tidak mengucapkan terimakasih karna sudah memberitahunya, justru malah hana yang berterimakasih padanya. Alhasil taehyung hanya mengangguk tanpa berniat mengucapkan sesuatu, lagipula hana pun sedari tadi diam saja.

“ayah, bagaimana jika sepulang dari kedai es krim ini kita pergi ke toko mainan?” usulnya yang masih tidak ingin kembali ke rumah dengan cepat, walau sang ayah belum memberikan intruksi pulang namun tetap saja ia sudah tahu bahwa setelah ini pasti pulang tidak pergi kemana pun lagi.

Taehyung melirik jam di pergelangan tangannya, pukul tiga sore ternyata. Sepertinya yoona masih ingin bermain. “kau ingin membeli apa di toko mainan?” seingatnya mainan yoona sudah banyak, bahkan saking banyaknya ada beberapa mainan yang sempat yoona beli belum di mainkan sama sekali olehnya.

Kedua manik mata yoona melirik ke kanan dan ke kiri. Berpikir apalagi yang akan ia beli, karna sebetulnya ia sedang tidak ingin membeli mainan, ia hanya ingin bermain menghabiskan waktu dengan ayah dan ibu. “haruskah—aku membeli alat memasak yang lain?” jari telunjuk yoona di simpan di atas dagunya, memperlihatkan raut wajah berpikir. Membuat taehyung dan hana gemas melihatnya.

Destiny 운명 || KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang