34. heart attack

3.9K 311 47
                                    

Ada yang berbeda ketika hana terbangun di pagi hari. Seseorang di hadapannya. Kini, setiap kali ia terbangun dari tidurnya ada taehyung di hadapannya yang senang sekali memeluknya seperti guling.

Kedua sudut bibir hana langsung tertarik ke atas, tersenyum. Melihat wajah tertidur taehyung di pagi hari, kini akan menjadi rutinitas paling ia gemari. “mengapa ia begitu tampan?” gumamnya sembari mengusap pipi taehyung.

Hana tidak tahu mengapa tuhan mempersatukan pria tampan seperti taehyung, dengan gadis biasa saja sepertinya. Jika di pikirkan lagi, hana hanyalah seorang guru biasa di sekolah dasar yang sama sekali tidak terkenal. Hana adalah gadis yang tidak pernah pergi perawatan wajah, rambut, serta kukunya. Ia hanyalah gadis biasa, yang kemudian mendatkan keberuntungan memiliki suami tampan dan juga mapan.

Pikiran hana kini tertuju saat keduanya pertama kali berciuman, saat taehyung berada di dalam mobil dan ia di luar mobil. Memikirkannya kembali membuat ia tersenyum-senyum, saat itu ia dan taehyung belum menyadari perasaan satu sama lain. Lagipula saat mereka berciuman, keduanya hanya terbawa dengan suasana di malam hari saja.

“apa yang membuat istriku tersenyum-senyum sendiri?” taehyung bertanya secara tiba-tiba, membuat hana terkejut. Bahkan kini taehyung masih menutup kedua matanya, bagaimana bisa ia tahu hana sedang tersenyum?

“kau—”

“selamat pagi, nyonya kim.” ujarnya dan membuka kedua kelopak matanya.

Lagi-lagi taehyung memanggilnya dengan marga kim, membuat jantungnya kembali berdetak. Oh ayolah lee hana! Taehyung hanya memanggilnya dengan marga kim dan jantungmu langsung berdetak kencang? Mengapa kau lemah sekali. Sadarlah! Ini masih pagi.

Karna terlalu lama menatap kedua mata taehyung, hana mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia pun berniat akan pergi dari atas ranjang, namun sebelum itu terjadi taehyung menahannya. “kau mau kemana?” tanya taehyung dan semakin rapat memeluk hana.

“aku—harus segera bersiap-siap. Ya, benar. Aku harus segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah mengajar, karna sepertinya ini sudah siang. Yoona pun pasti sudah bangun.” bahkan hana mengatakannya dengan gugup. Bagaimana hana tidak gugup? Selagi hana bicara tadi, taehyung terus saja mendekatkan wajahnya ke arah wajah hana.

“limat menit lagi saja bersiapnya, aku masih ingin memelukmu.” bahkan kini taehyung kembali menutup matanya.

Akhirnya hana menyerah, ia memutuskan untuk membiarkan taehyung melakukan apa yang di inginkannya. Telapak tangan hana megusap lembut rambut taehyung.

“esok ayo kita berkencan.” taehyung membuka kedua matanya, menatap hana dengan tersenyum kecil.

Berkencan? Jika esok kedunya benar-benar berkencan, maka esok akan menjadi hari kencan pertama keduanya. “kencan? Bersama yoona? Kemana kita akan pergi?” telapak tangan hana masih setia mengusap rambut taehyung.

Taehyung menggelengkan kepalanya. “tidak, tidak bersama yoona. Yoona akan kutitip pada ibu atau jimin.” semalam taehyung sudah memikirkannya, jika di ingat lagi ia dan hana belum sempat pergi berkencan berdua. Menghabiskan waktu seharian bersama, pergi keluar hanya berdua. Jadi kali ini ia akan menitipkan yoona pada ibunya, namun jika sang ibu esok memiliki acara ia akan menitipkannya pada jimin.

“kenapa? Mengapa tidak bersama yoona? Apa maksudmu menitipkannya pada ibu atau jimin, aku tidak setuju. Aku akan pergi berkencan denganmu jika yoona ikut.” lagipula jika yoona tidak ada salahnya menurut hana, jika ada yoona pasti akan lebih menyenangkan.

Destiny 운명 || KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang