16. open up

631 102 14
                                    

jam 7 lebih, gue, jisung, sama kak haechan udah sampe di ruang pasien. sumpah deh, ini ga kaya rumah sakit samasekali. kita disini malah ngeteh sama belajar bahasa korea.

kak renjun ngajarin jisung coy. ya ampun dia pinter ternyata. dan dia sabar tau ke jisung ㅠㅠ

"eh eh, jeno tuh." jisung nunjuk ke luar jendela. "wah dia sama siyeon. gue kira sama herin lagi."

kak haechan ikut nempel ke jendela. "pasti ke-gep siyeon di jalan."

gue ngeliatin ke luar sebentar. cantik cuy, sumpah. kulitnya putih bersih, tinggi, stylish pula.

"dari segitu banyak orang, kenapa cewek ini lagi," kata kak renjun. dia berdecak males. "bubar lah bubar."

"paling 15 menit doang kan njun, santai lah." kata jisung.

"15 menit kalo dia marah-marah terus yang ada budek gue," kata dia.

"bubar deh, gaada yang ngajarin gue bahasa korea," kata jisung.

"usir aja lah itu cewek," kata kak renjun.

"ntar dia tambah marah-marah, lo juga yang repot njun," kata jisung.

"waduh kenapa tu?" tanya gue ke kak haechan.

"siyeon dimana-mana cuma berantem sama jeno. berisik," kata kak haechan.

"gue mau ke kantin. siapa mau ikut?" kak renjun narik infusnya. "engga ada yaudah."

"gue ikut dong," kata gue.

jisung yang tadinya mau mengajukan diri langsung diem. dia pura-pura liatin luar lagi. kok kesel ya...

"ayo." kata kak renjun.

:(

kak renjun jalan cuek ke luar kamarnya. udah masa bodo beneran kayanya.

orang-orang ngeliatin aneh kita berdua. mungkin dikira pasien mau kabur, abisnya yang satu diinfus, tapi pake baju biasa dan jalan-jalan keliling rumah sakit.

ga sampe 5 menit, gue sama dia udah dapet makanan sama minum dari court. gue sama kak renjun duduk di meja paling depan.

gue duduk di hadapan dia. jujur, gue pengen duduk sebelahnya aja. duduk depannya bikin deg-degan sumpah. tapi kalo duduk di sampingnya, terus ga sengaja nyenggol pas makan, gue takut ikut dimakan.

"kak..."

"ning."

gue sama dia ngomong di saat yang bersamaan. gue mendongak, ga sengaja kita liat-liatan. gue ngalihin pandangan. kaget anjir.

karena ini gue gamau duduk depan dia :(

"lo duluan deh kak," gue buka bungkus roti yang gue pegang.

"lo dulu," kata dia.

ga penting pertanyaan gue sebenernya... "kenapa sama pacarnya kak jeno?"

"berisik." jawab kak renjun. singkat padat dan tidak ada penjelasan.

"cerewet?"

"engga, suka cari gara-gara. apa-apa salah. posesif. bego."

gue hampir melongo. itu tadi nge-rant... "kalian ada apa-apa ya?"

kak renjun yang lagi makan roti berhenti sebentar. ga sampe setengah detik, gue sadar dia barusan bentak orang. gimana kalo dia tambah badmood?

"ngg-gausah dijawab kalo--"

"apa-apa maksudnya?" kak renjun balik makan.

gue garuk-garuk kepala. mungkin gapapa deh...? ANU GUE PENASARAN TANYA AJA LAH "ya pacar gitu misal? atau sejenis."

"sejenis?"

"gebetan, mantan?"

"lo bisa ngomong yang bener gak si."

kan... jawabnya nyelekit...

"iya, iya." kata gue bete.

mungkin gue nanya ke lami aja.

"lo doang," kata dia. "gue cuma pernah pacaran sama lo."

aw... oke

...barusan dia bahas mantan?

"bohong! pas SD lo sama kak yireon!" kata gue. ups anjer jebol mulut gue.

"mana ada pacaran SD dihitung."

dia kayanya santai deh. "ya dihitung lah! tetep aja namanya suka."

"engga suka beneran kali."

jadi...?

pipi gue panas. padahal dulu bilang 'love you' juga biasa. njay move on dong ning, udah putus juga.

gue berdeham. "y-yaudah, l-lo tadi mau nanya apa?"

"gajadi. lupa."

gue gigit-gigit bibir. mau nyari topik juga bingung.

gue seruput teh anget gue. diem-diem gue ga nyesel ikut kesini.

Renjun x Ningning || 434 MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang