Bagian 12

221 14 1
                                    

Matahari memasuki ruang kamar berukuran cukup besar yang di tempati oleh dua orang gadis kembar, Vanna dan Anna, karena matahari cukup menyilaukan Vanna terbangun dari tidurnya, mengucek mata dan pergi ke kamar mandi untuk mandi, setelah mandi Vanna membangun adik kembarnya.

"Ann, bangun," ucapnya pelan sambil menggoyangkan tubuh adiknya.

"Anna, bangun mandi,"

"Udah siang bangun,"

Anna membuka matanya, dan menarik selimut kembali.

"Ya ampun Ann, bangun,"

"Sebentar lagi, 5 menit,"

"Kakak tinggal,"

Anna langsung membuka matanya, menendang selimut yang menutupi dirinya dan berlari menuju kamar mandi, secepat kilat itu terjadi, Vanna hanya melihatnya dengan tatapan datar, sudah biasa baginya jika adik kembarnya bertingkah seperti itu.

10 menit sudah, Anna keluar dari kamar mandi dengan rambut yang digulung handuk, Vanna sudah rapih, dan menunggu adiknya dengan sabar, padahal ia cukup kesal karena setelah mengenakan baju seragam, Anna masih mengeringkan rambutnya.

'Bangun siang, tapi malah ngeringin rambut,' batinnya.

Vanna berjalan keluar dari kamar, melewati tangga perlahan, sudah ada papahnya yang menunggu dengan setelan kantornya, dan makanan untuk sarapan yang sudah tersedia di meja makan, sebenarnya Vanna salut kepada papahnya dan sangat menyayanginya, papahnya bisa menduduki dua peran, peran sebagai seorang ayah dan seorang ibu sekaligus sejak kepergian mamah setelah melahirkan Vanna, rasa sesak kembali menyerang Vanna, dan tak terasa air mata menetes begitu saja, Vanna langsung buru buru menghapus air matanya, sebelum papahnya melihatnya.

"Pagi sayang," ucap papah dengan semangatnya.

Vanna hanya membalas dengan senyuman seadanya.

Papah sudah tidak heran sifat dan sikap anak gadis pertamanya ini.

Tak lama gadis serupa dengan Vanna turun dengan keadaan yang terburu buru.

"Pagi pah," ucap Anna sambil menghampiri papahnya dan mencium pipi kanan papahnya.

Ya memang perilaku Vanna dengan Anna sangat berbeda 180°, ntah karena Anna tinggal dengan papahnya sejak ia bayi, sedangkan Vanna sejak bayi hingga smp di rawat oleh neneknya, mungkin wajar bagi Vanna jika masih menganggap Kevin papahnya asing baginya.

"Pagi sayang, sarapan dulu ya," ucap Kevin, sambil menyendokan nasi goreng yang dibuatnya untuk kedua anaknya.

Setelah mereka sarapan, Kevin mengantarkan kedua anak gadisnya untuk pergi ke sekolah.

***

Vanna dan Anna turun dari mobil pajero sport milik Papahnya, lalu berjalan bersama, saat ingin menuju kelas, Davin lewat dengan headset yang berasa di telinganya, Anna berlari mengejar Davin dan berjalan di sampingnya, sedangkan Vanna berjalan di belakang mereka dengan dua tangan yang seakan akan menarik dua tali tas.

Vanna melihat adik kembarnya sedikit berbicara kepada Davin, namun hanya di balas dengan anggukan atau gelengan, sepertinya Anna cukup kesal kepada Davin, namun Anna tak menyerah untuk tidak menanyainya sesuatu.

Tepat di depan kelas Anna.

"Dah Kak Davin, semangatt sekolahnya, fight fight," ucap Anna.

Saat Davin berbalik ada Vanna yang masuk ke kelas, mata Davin terus memandangi sosok yang sama dengan gadis yang sedari tadi mengajaknya berbicara.

'Iya, dia sama, namun berbeda,'ucapnya.

Vanna yang menjadi sorotan dari seseorang tak menyadari, ia kembali berjalan memasuki kelas diikuti Anna di belakangnya.

Twin But DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang