Bagian 18

193 10 1
                                    

Anna membuka pintu rumah berwarna coklat,  lalu berjalan diikuti oleh Vanna dibelakangnya. Anna melihat ada seorang wanita tua yang sedang menunggu mereka di sofa.

"Omaaaaaa, " teriak Anna lalu memeluk oma, ibu dari mamahnya, yang berarti mertua dari Kevin.

Orang tua Kevin sudah tiada karena kecelakaan mobil yang dialami saat Kevin masih duduk di bangku SMA.

Vanna yang melihat omanya menjadi muram dan bungkam, bahkan ia tak berani melihat mata omanya. 

'Kenapa dia ada disini? ' ucap Vanna dalam hatinya.

Nyaris air mata lolos dari mata indah Vanna.

"Eh ada mamah, dari kapan mah?  Vanna ayo samperin oma, kamu ga kangen sama oma?  Kan oma yang merawat kamu dari lahir,"

Ada tamparan keras dalam diri Linda, Linda adalah oma dari Vanna dan Anna, juga mertua dari kevin. 

'Ga pah, papah ga pernah tau apa yang oma lakuin sama aku,'

Vanna melangkahkan kakinya dengan berat hati ke arah Linda.

"Vanna ya ampun, Oma kangen banget loh sama kamu," peluk Linda kepada Vanna.

Anna dan Kevin tersenyum bahagia melihat mereka, tidak ada rasa curiga dalam diri mereka, dan tidak ada rasa ingin tau apa aja yang Vanna lakukan selama bersama Oma Linda. 

Linda melepaskan pelukannya dari Vanna.

"Vanna, kamu kan baru pulang dari rumah sakit, mending kamu masuk kamar," suruh Oma Linda kepada Vanna.

Vanna hanya mengangguk, Linda kembali duduk di sofa diikuti Anna dan Kevin, mereka terlihat bahagia mengobrol bersama.

Vanna membuka pintu kamarnya, membanting tubuhnya yang lemah itu ke kasur ukuran besar karena ia tidur berdua dengan adik kembarnya. Ia memejamkan mata sambil memutar memori apa yang terjadi saat ia tinggal dengan Oma Linda.

.
Flashback

Vanna mengenakan seragam putih merahnya, Vanna kecil yang polos bagaikan tisu, tidak tau apa apa harus menanggung semua yang diperlakukan neneknya. 

Vanna memasuki rumah yang sederhana dengan tumbuhan yang hampir menyelimuti perkarangan rumah tersebut, Vanna menaruh sepatunya yang sudah tidak layak dipakai.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, ga usah salim, ganti baju langsung beres beres rumah,"

"Vanna, kamu bersihin rumah, bibi lagi gaada, udah gede ga usah manja, Oma mau pergi, kalau Oma udah sampai rumah dan pekerjaan kamu belum selesai, Oma bakalan hukum kamu,"  lanjut Linda kepada Vanna.

Vanna hanya mengangguk, ia tak berani menatap Omanya.

Omanya pergi meninggalkan ia sendiri dirumah, baginya ini bukan hal yang jarang, namun sudah biasa jika ia menjadi pengganti asisten rumah tangga yang ada keperluan mendadak yang mengharuskan untuk pulang kampung, entah apa yang ada dipikiran Linda membiarkan anak umur 7 tahun melakukan kegiatan itu terus menerus, sebenci itu kah ia sama Vanna? 

Vanna mulai membersihkan semua, ia juga membersihkan bingkai foto yang sudah begitu usang, ini adalah foto ibunya saat muda.

"Mamah cantik banget ya," ucapnya pada diri sendiri.

"Papah pasti ganteng, semoga mamah sama papah tenang disana ya,"  ucapnya lagi pada diri sendiri, Vanna kecil tidak tau menau dengan papahnya, Linda selalu berkata bahwa papahnya sudah meninggal. 

Vanna membersihkan semua benda yang berada diatas lemari dengan bantuan kursi yang ada, karena tingginya hanya seperempat dari tinggi lemari tersebut, alhasil saat ia ingin mengambil beberapa benda kesayangan Omanya benda-benda itu jatuh.

Vanna kaget, Vanna takut, takut jika Omanya akan marah besar sama Vanna.

Tepat saat Oma Linda masuk, Vanna sedang membereskan pecahan pecahan beling yang ada di lantai.

"Astagaaaaa Vanna, kamu ga bener banget ya, disuruh bersihin malah mecahin semua koleksi saya," marah Linda.

"Oma maapin Panna, Panna ga sengaja oma, oma jangan malahin Panna," ucapnya disertai tangisan khas anak kecil saat dimarahi.

"Gaada kata maaf ya Vanna, ini itu benda kesayangan saya, pokoknya kamu harus ikut saya," ucap Linda sambil menyeret Vanna untuk ikut bersamanya ke dalam mobil, mengunci Vanna didalam mobil, lalu ia masuk dan mengambil semua barang-barang Vanna.

Linda memasuki barang-barang Vanna kedalam mobil, lalu mobilnya meninggalkan perkarang rumahnya.

"Oma maapin Panna , Panna mau dibawa kemana Oma," ucap Vanna sambil menangis dan menggigiti jari kecilnya.

"Vanna diam gak!!! kalau ga diam Oma bakalan lebih marah dari ini,"

Vanna kecil hanya bisa menangis, cukup lama Linda mengendarai mobilnya karena memang tempatnya cukup jauh.

Linda memberhenti mobilnya disebuah panti asuhan yang cukup besar.

Vanna yang tau apa itu panti asuhan,  ia tau panti asuhan hanya untuk anak anak yang tidak punya rumah dan tidak adak yang mengasuh.

"Oma kenapa bawa Panna ke sini, Oma ga sayang Panna ya? "  ucapnya sambil menangis.

"Ga usah banyak tanya, udah masuk,"

Linda menggandeng Vanna, lalu menyuruhnya menunggu sebentar, tak lama Linda keluar dengan wanita yang lebih muda darinya, wanita berhijab dan cantik bagi Vanna.

"Vanna disini, ga usah coba coba buat kabur dari sini, ga usah balik ke rumah Oma lagi,"

Tanpa menunggu jawaban dan Vanna,  Linda langsung meninggalkan Vanna yang masih menangis karena ditinggal oleh Linda.

Wanita itu menghampiri Vanna, lalu berjongkok agar tingginya sama dengan Vanna.

"Vanna cantik, sama tante ya, nanti panggil tante dengan sebutan ibu panti, disini Vanna punya banyak temen baru, Vanna mau kan?"

Vanna yang masih sangat polos hanya mengangguk, mungkin baginya tinggal disini akan lebih seru daripada tinggal bersama omanya.

Flashback off

Akhirnya air mata Vanna berhasil lolos, ia menangis sejadi jadinya mengingat itu semua, masih terlihat jelas betapa sakitnya Vanna ditaruh di panti asuhan, menghadapi kehidupan yang cukup berat selama di panti asuhan, tidak sekolah dan disuruh bekerja dan bekerja, Pendidikan Vanna hanya belajar sendiri, ia belajar baca menghitung serta menulis sendiri, Vanna kira tinggal di panti asuhan tidak sesakit ia tinggal bersama Omanya, nyatanya kehidupan panti asuhan untuk anak sebaya Vanna sangatlah berat.

Masih terlihat jelas saat Vanna berbuat kesalahan dan ia dipukul begitu saja oleh ibu dari tante yang Vanna temui pertama kali, saat Vanna di ledek teman temannya karena ia selalu belajar dan selalu membaca buku, saat Vanna memilih diam dan dikatain bisu oleh teman temannya.
Hingga bertahun tahun Vanna tinggal disana, bertahun tahun Vanna hidup dalam kekerasan, hidup sebagai seseorang yang ada namun tak pernah dianggap ada. 

Dan Vanna masih mengingat jelas saat ia mendapat pelecehan seksual dari suami pemilik panti saat Vanna berumur 12 tahun, saat itu Vanna sangat beruntung, beruntung bisa kabur dari pria itu, pria yang akhirnya membuat Vanna sangat takut kepada laki-laki , dan saat itu juga adalah pertama kalinya ia melihat Anna.

Pertama kalinya ia melihat bahwa ada seseorang yang sangat mirip dengan dirinya, seseorang yang kehidupannya jauh lebih baik dari kehidupan Vanna.
.
.
.

Bersambung:)

Terima kasih untuk kalian yang selalu meluangkan waktu untuk membaca cerita aku ini ❤❤
Dan terima kasih untuk kalian yang udah mau menunggu kelanjutan cerita ini❤

-salam hangat❤

Twin But DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang