Vanna mengeratkan jaket yang ia kenakan
"dingin," uacpnya pelan.
dijalan ia mengeratkan jaket yang ia pakai, Vanna harus sampai ke toko nuku sebelum matahri terbenam, kali ini Vanna memutuskan untuk pergi ke toko buku disalah satu mall di Jakarta.
Vanna masuk kedalam mall itu, pergi ke mall tanpa di temani adik atau papahnya itu satu hal yang baru kali ini ia lakukan. Vanna segera mencari toko buku didalam mall itu, setelah 15 menit memutari mall akhirnya ia menemukan gramedia, Vanna segera memasuki gramedia dan mencari buku-buku yang ia ingin beli.
Vanna mengambil buku yang tidak di plastikan untuk ia baca di tempat, ia duduk dengan kaki yang ditekuk dan Vanna menyender di rak buku yang kokoh. Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang dari tadi memperhatikannya, laki-laki yang datang tiba-tiba kerumahnya dengan alasan ingin menjenguknya kini sedang duduk menemani adiknya yang sedang membaca komik.
"Dek kakak kesana sebentar ya, adek jangan kemana-mana," ucap Davin.
Vina hanya menjawab ucapan Davin dengan anggukan.
Davin berjalan mendekati gadis manis dengan kacamata dan rambut yang di kuncir kuda.
"Hai," ucap Davin menyapa gadis itu, namun tak ada balasan dari gadis dihadapannya itu, mungkin ia terlalu fokus dengan buku yang sedang ia baca.
Davin berjongkok dan melihat buku apa yang sedang gadis ini baca, sampai ia menghiraukan dan menyadari keberadaan Davin saat ini.
'Garis waktu' karya Fiersa Besari.
Davin menutup tiba-tiba buku yang sedang gadis itu baca, kelakuan Davin itu di balas dengan pelototan tajam dari gadis ini, Davin hingga terkejut melihat ekspresi Vanna saat ini.
"Sorry Van, abis tadi lu gua sapa ga naggepin,"ucap Davin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Vanna tak menghiraukan ucapan Davin ia kembali melanjutkan aktifitas yang tertunda karena laki-laki yang kini duduk disampingnya.
"Ternyata dicuekin itu ga enak ya, gua baru tau, tapi kalau nyuekin enak gitu," ucapnya kembali.
Davin menghela nafas kasar, jujur Davin tak pernah di perilakukan seperti ini, malah Davin yang memperilakukan seperti ini.
"Van..." ucapnya.
Vanna yang merasa terganggu tak tahan dengan sikap Davin,
ia berdiri namun ada tangan yang menahannya, Davin menatap Vanna yang saat ini membalas tatapan matanya dengan mata tajam."Kak Davin.... " terdengar suara anak kecil yang memanggilnya.
"Ishh Kak Davin adek cariin juga," ucapnya kembali.
Davin melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Vanna, lalu melihat adiknya Vina, berdiri disampingnya sambil memegang beberapa komik.
"Aku mau beli ini, terus juga aku lapar," ucap Vina sambil menatap Davin.
Vanna melihat anak kecil itu.
'lucu' ucapnya diam.
Vanna yang menyadari bahwa Davin sedang sibuk dengan adiknya segera menghilang dari hadapan Davin, pergi ke kasir untuk membayar buku-buku yang ia beli.
Vanna segera bergegas keluar dari gramedia, dan ingin segera cepat pulang, karena sudah semakin malam bagi Vanna, ia menyalakan handphone yang tadi ia matikan.
Ternyata jam sudah menunjukan pukul 19.00, ia berfikir sejenak makin malam kenapa mall makin ramai dikunjungi manusia.missed call 20 Papah.
missed call 30 Anna.
Vanna menghela nafas berat papah dan adiknya terlalu khawatir dengannya.
Vanna keluar dari mall, Vanna memutuskan untuk menaiki taksi karena sudah malam.
Didalam taksi Vanna melihat kanan kiri gedung pencakar langit yang memiliki lampu-lampu malam yang indah.
***
Vanna membayar taksi itu dan segera masuk kedalam rumahnya, di dalam rumah sudah ada papah dan Vanna yang menunggunya.
"Vanna, jangan buat papah khawatir," ucap Kevin lembut.
"Vanna udah bilang Anna tadi, mau ke toko buku," jawabnya tanpa menoleh ke papahnya.
"Tapi kan bisa kamu ditemani adik kamu, jangan buat papah khawatir," ucapnya kembali.
"Iya maaf, Vanna mau ke kamar dulu,selamat istirahat pah," tanpa menunggu jawaban dari papahnya Vanna langsung berjalan ke arah tangga,
"Papahhhh Anna nyusul kakak ya,good night pah," sambil mencium pipi kanan kiri papahnya dibalas dengan papahnya yang mengacak acak rambut anaknya.
"Sayang anak kita tumbuh menjadi gadis gadis yang cantik sama seperti kamu, dengan sifat mereka yang berbeda sangat berbeda semakin melengkapi mereka, andai kamu masih ada, dampingin aku merawat mereka berdua, pasti kita akan menjadi keluarga yang sangat bahagia,"ucap Kevin.
Anna memasuki kamar melihat Vanna yang lagi berkutik dengan novel baru ditangannya, Anna yakin itu novel yang Vanna beli tadi.
"Kak Vannaaa, minjam novelnya ya satu,"
"hm." balasnya.
Anna mengambil salah satu dari beberapa novel yang ada atas tempat tidur mereka.
Bukannya membca Anna malah menguap berulang kali lalu ia tertidur dengan buku yang ada diatasnya, Vanna yang melihat itu langsung membenarkan posisi tidurnya dan merapihkan beberapa novel yang ada diatas tempat tidur, lalu berbaring disamping adiknya, melihat setiap lekukan yang ada di wajah adiknya, muka lelah Anna terpampang jelas di wajahnya.
"Good night, my twin," ucapnya pelan sambil mengelus rambut adiknya lemut.
.
.
Bersambung
aku udah lamaaa banget ga update.
Semoga kalian yang mebaca suka dengan cerita ini.
Terimakasih buat yang sudah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin But Different
Ficção AdolescenteJovanna dan Joanna, dua gadis cantik dan manis, dua suadara kembar yang sudah ditinggal ibunya setelah melahirkan mereka, mereka sama namun mereka berbeda, banyak hal yang mereka lalui, hingga mereka menemukan akhir yang sebenarnya. . . ⚠️Update ses...